Epilog

39 6 0
                                        

'Sekarang gue percaya sama gagasan mengenai menjaga tanpa harus memiliki. Gue udah ngalamin itu dan jika ditanya bagaimana rasanya maka akan gue jawab ada 2 rasa. Rasa lega karena dia bisa bahagia sama pilihannya meski jelas itu bukan gue dan rasa sesak karena jujur aja. Gue masih sedikit berharap ada disana bersamanya'
-Raksi Guvalen-

###

Suasana kediaman Arsatya sangat ramai pagi ini. Bukan tanpa alasan. Mereka tengah mengadakan acara sakral yakni mempersatukan dua hati untuk menjadi satu rasa.

"Gue percaya sama lho,lho pasti bisa menjaga adik gue satu-satunya. Sama ketika dia menjadi ratu dalam keluarga gue,gue juga pengen dia bakalan jadi ratu dikeluarga lho..." Ujar pria berjas mewah itu__Gara.

Pria berlesung pipi itu mengangguk yakin.

"Gue pasti bisa jagain adik lho sama seperti lho jagain dia selama ini. Gue juga bakal bikin dia bahagia sama seperti Raksi yang membuat dia pernah berpikir untuk berpaling dari agamanya..." Jelas Pria berjas putih itu__Arsen.

Benar,Arsen dan Gisel akan resmi bertunangan pagi ini. Setelah Gisel mengkonfirmasi bahwa hubungannya dengan Raksi telah usai maka Novel langsung bertanya bagaimana kelanjutan yang diinginkan Gisel.

Tanpa banyak kata,Gisel mengatakan dia setuju berjodoh dengan Arsen. Tentu saja hal itu membuat bukan hanya Novel tapi bahkan keluarga Arsen juga terkejut. Mereka mengatakan akan menyegerakan keputusan iya Gisel agar tidak ada kebimbangan lain dari wanita itu.

***

"Kakak tahu ?? Ada sesak yang mendadak timbul kala kakak bilang Kak Raksi ada dibawah. Apa dia baik-baik saja ?? Maksud Gisel,apa dia terlihat bahagia ??" Balas wanita bergaun putih tulang itu.

Dena mengelus pelan bahu wanita yang lebih muda.

"Gisel,Raksi bilang apa sama kamu sore itu ?? Dia bilang kalau dia tidak memaksa berdamai dengan luka maka dia tidak akan bisa bahagia. Kamu harus membantunya,kamu harus bahagia sama Arsen agar Raksi juga bisa bahagia..." Jelas Dena.

Gisel memejam,kemudian menatap dirinya sendiri dicermin. Kalung itu yang menjadi penghalang cintanya dengan Raksi. Kenapa Tuhan harus membuat perbedaan ??

"Jangan sedih,riasan kamu akan rusak. Nanti make over ulang dari awal,kasihan Arsen nunggu lama sama tamu-tamu kamu dibawah..." Peringat Dena.

Wanita berambut hitam itu memeluk wanita yang akan segera mengikat janji itu pelan.

"Tolong jagain Kak Raksi ya kak..." Bisik Gisel lemah dan pelan dilengan kanan Dena.

Dena memejam dan tersenyun pelan. Dia tidak tahu bagaimana rasanya patah,tapi sepertinya memang tidak enak.

"Kakak pasti bakalan jagain Raksi. Pasti Gisel...." Balas Dena yakin.

***

"Kalau sakit enyah aja kali Rak,jangan maksa..." Ujar Nike selaku anggota himpunan yang juga sahabat Raksi dan Dena.

Wira menyenggol lengan kanan Nike sedikit keras hingga membuat wanita berambut pendek itu oleng.

"Mulut lho tolong dikondisikan..." Balas Wira tak suka.

Nike mendengus kesal.

"Apa masalahnya sama lho ?? Orang Raksinya aja biasa kenapa lho sewot ??" Balas Nike kesal.

Wira memutar kedua bola matanya kesal.

"Terserah lho,dasar gila..." Balas Wira.

Sebelum Nike kembali menjawab ucapan Dena malah menyentak ketiga orang itu.

Niskala (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang