3 Minggu kemudian..
Sidang telah selesai digelar dan segalanya selesai. Mereka sama-sana keluar dengan gelar sarjana hukum. Dena dan Raksi.
"Gue nggak tahu kenapa mendadak gue gerogi,padahal sebelumnya gue biasa aja. Apa orang menikah bakal selalu begitu Nike ??" Ujar Dena gelisah.
Nike mendecak.
"Lho nanya sama gue emang gue pernah nikah ?? Boro-boro nikah pacar aja gue kagak punya..." Balas Nike kesal.
Dena menggeleng dengan sedikit tawa.
"Lagian kenapa sih nggak buka hati aja buat Arjuna ?? Dia ganteng,perhatian,ganteng juga..." Balas Dena seadanya.
Nike membola.
"Pala lho,ganteng doang nggak akan bisa bikin gue bahagia. Gue butuh yang bisa diajak diskusi dan sefrekuensi. Kalau cuma modal ganteng doang udah dari awal gue punya pacar dibanding lho..." Balas Nike.
Dena tertawa pelan.
"Btw,Arsen sama tunangannya datang nggak ??" Balas Nike tiba-tiba.
Dena tersentak.
"Gue udah kasih undangan sih,tapi nggak tahu mereka datang apa nggak. Kalau saumpama datang terus Raksi ketemu sama Gisel terus mereka lari dan nikah gimana ?? Ninggalin gue sendirian ??" Balas Dena abstrud.
Nike memukul lengan kanan Dena keras sampai Dena mengaduh keras.
"Mulut lho tolong dikondisikan. Mana ada hal kayak gitu,Raksi sama Gisel emang saling mencintai dan mungkin sampai sekarang masih,tapi bukan berarti mereka akan merealisasikan pikiran gila lho barusan. Gisel sama Arsen cocok banget dan gue yakin mereka bisa bahagia,mereka akan memiliki presentasi tinggi untuk bersama karena seiman dan mereka memiliki kedudukan sama. Sama hal nya dengan mereka,lho juga begitu sama Raksi. Jadi stop mikir hal yang gila Den..." Jelas Nike.
Dena berusaha menenangkan dirinya. Pembicaraan mereka terintrupsi oleh kehadiran wanita lainnya dan itu Gisel. Dena sempat terkejut namun ikut tersenyum kala Gisel menebarkan senyuman manis kepadanya.
"Kakak jangan mikir begitu,saya sama Kak Raksi udah nggak ada hubungan apa-apa. Kami sudah memutuskan berakhir dan akhir kami adalah akhir yang kami inginkan. Jadi tolong percaya saja padanya kak..." Balas Gisel.
Dena menunduk,dia merasa buruk sekarang.
"Haah kasih tahu aja dia nih,nggak percayaan amat sama orang. Lho sama Raksi udah mau nikah tinggal beberapa menit lagi dan bisa-bisanya lhk ragu dan mikir hal yang gila begitu. Rusak sel otak lho emang..." Balas Nike kesal.
Dena menatap Gisel dan mengelus pundak adik tingkatnya itu.
"Maaf ya Gisel kakak udah mikir yang enggak-enggak soal kamu. Maaf juga karena tidak bisa percaya sama kamu dan Raksi. Terimakasih karena sudah datang dan tersenyum bahkan memberikan kakak semangat,saya sangat menghargainya..." Ujar Dena tenang.
Gisel memeluk Dena pelan.
"Iya kak,nanti kalau saya sama Kak Arsen menikah kakak sama Kak Raksi jangan lupa datang. Gisel bakal kasih undangan langsung sama kakak pake desain terbaik..." Gurau Gisel.
Mereka tertawa setelahnya.
"Kakak tunggu,awas aja nanti kalau undangan buat kakak sama kayak punya Nike. Kakak bakal marah sama kamu..." Gurau Dena.
Mereka kembali tertawa dan membuat suasana yang tadinya tegang berangsur mencair dan malah menjadi ketenangan bagi sang pengantin.
***
Raksi menyambut uluran tangan kanan papa Dena.
"Saya terima nikah dan kawinnya Dena Verdiana dengan seperangkat alat sholat dan satu buah mobil dibayar tunai..." Ujar Raksi tegas,cepat dan jelas.
![](https://img.wattpad.com/cover/240102176-288-k363468.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Niskala (Completed)
Fiksi PenggemarTentang perbedaan,pengorbanan,cinta dan harapan. Akankah mereka yang berbeda bisa bersama ataukah melepaskan rasa yang telah lama untuk menghadap pada Tuhannya ?? 'Tuhan mengijinkan kita bersama hanya sejenak,mungkin sebagai bentuk pengajaran atau m...