Annyeong, Yeoreum! 3

133 19 4
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca chapter ini....

*****

Winwin terjaga karena salakan Louis yang menggema di dalam condo. Dengan masih setengah sadar, wajahnya secara alamiah menoleh ke kandang Louis.

"Ada apa Louis menggonggong keras seperti itu?" tanyanya pada diri sendiri. Dong Winwin segera bangkit, lalu berjalan menuruni anak tangga menuju kandang Louis. Anehnya, begitu dia sampai, Louis langsung diam.

"Ada apa, Xiǎo gǒu?"

Louis kembali menyalak sambil mengarahkan moncong ke pintu masuk condo. Tak lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu.

Wajah seorang pria muda muncul saat Winwin membuka pintu. Wajah pria itu terlihat pucat seperti sedang kelelahan.

"Kenapa kamu lama sekali membukanya? aku sudah mengetuk pintu 69 kali." Pria itu adalah orang yang tadi pagi menelepon Winwin di stasiun. Ten Hyung, itulah sapaan Winwin kepada orang itu.

"Aku ketiduran," Winwin menguap satu kali.

"Aku tahu," sahut Ten cepat dengan ekspresi datar, "ada belek di mata kirimu."

Dengan percayanya, Winwin mengarahkan jari telunjuknya ke mata kirinya namun tak mendapati apapun. "Jam berapa sekarang?"

"Jam dua siang." Tanpa menunggu disuruh, Ten berjalan masuk sambil menyeret tas koper. Saat berpapasan dengan kandang Louis, Louis kembali menggonggong keras.

"Ya! ini aku, Ten. Kenapa kamu menggonggong, anjing nakal?" Ten menghampiri Louis lalu mengarahkan tangannya ke dalam kandang untuk membelai tubuh Louis yang diselimuti bulu halus nan tebal. Tindakannya jelas sangat berisiko tinggi, mengingat Louis merupakan seekor Mastiff Tibet yang terkenal agresif. Namun hal itu tidak berlaku untuk tuan dan orang yang sudah ia kenali. Louis memejamkan matanya saat Ten menggaruk-garuk lehernya.

"Hyung bawa koper buat apa?" Winwin bertanya sembari berjalan menuju dapur.

Ten melepas jaketnya, menaruh koper di samping sofa, lalu menyusul Winwin ke dapur.

"Itu isinya cuma pakaianku. Aku baru pulang dari Oregon. Libur natal kemarin, keluargaku pergi ke Dallas, terus tadi malam aku singgah ke Oregon mengunjungi teman kecilku dulu sebelum ke sini." Ten merebahkan pantatnya di kursi meja makan.

"Ah, aku capek sekali Winwin-ah. Kamu tahu? semalam aku tidak tidur sama sekali, aku baru bisa tidur pagi tadi, itu pun cuma dua jam."

Winwin meletakkan kopi robusta yang baru saja ia seduh di meja makan. Asap yang mengebul dari cangkir secara tak sengaja terhirup indra penciuman Ten. Begitu asap itu memenuhi paru-parunya, Ten segera mengangkat wajahnya yang sedari tadi termangu di meja makan.

"Kalau begitu, minum dulu kopinya, terus tidur."

"Kamu menyuruhku tidur tapi menyuguhiku robusta?" Ten mendengus sebal, tapi kedua matanya berbinar saat melihat cangkir kopi di hadapannya.

"Hanya ada kopi itu di lemari, aku belum belanja."

"Kalau begitu nanti sore kita belanja bareng."

"Baiklah."

"Tapi ...," Ten menghentikan ucapannya untuk meniup kopi yang sudah ia pegang.

"Tapi?"

"Setelah belanja, kamu harus ikut aku ke rumah buat balikin mobil. Kamu tahu, 'kan, kalau di asrama tidak dizinkan bawa mobil."

"Hyung ke sini naik mobil?"

'"Tentu saja. Kamu mengharapkan aku naik apa kalau bukan naik mobil?"

"Biasanya Hyung naik subway."

Annyeong, Yeoreum! [bxb] [JaehyunxWinwin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang