Annyeong, Yeoreum! 13

27 3 2
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca chapter ini....

*****

Beberapa menit kemudian, Ten datang dengan membawa kunci UKS. Kemunculan wajahnya membuat dua orang yang tengah termangu menjadi hidup seketika. Winwin menarik nafas lega, sungguh, ia merasa pengap setelah menuntun Jaehyun dari taksi sampai ke depang ruang UKS. Ditambah, cacing-cacing di perutnya yang meronta-ronta meminta jatah makan pagi yang sudah telat sedari tadi.

"Hyung, tolong temani Jaehyun di sini. Aku harus keluar sebentar." Winwin berkata setelah berhasil membaringkan tubuh Jaehyun ke tempat tidur.

"Kamu mau ke mana?" sergah Jaehyun cepat. Ia secara tak sadar tidak rela ketika Winwin hendak meninggalkannya. Tanpa sadar pula jemari tangan kanannya menahan pergelangan tangan Winwin untuk menahannya pergi. Winwin sedikit mengernyitkan keningnya melihat tingkah laku Jaehyun.

"Aku mau ke kantin, beli sarapan."

"Nanti saja, bareng aku."

"Kamu di sini saja, aku akan sekalian membelikannya untukmu."

Winwin melepas cengkeraman Jaehyun di pergelangan tangannya. Sekilas ia mendapati wajah Jaehyun yang tampak memelas seperti melarangnya untuk pergi. Winwin agak merasa aneh dan geli dengan tingkahnya sekarang. Kalau saja perutnya tidak kosong dan kondisi Jaehyun baik-baik saja, sudah pasti ia akan melayangkan pukulan di wajah Jaehyun atau pun memelintir tangannya. Ia benar-benar merasa jengah dengan tingkah laku Jaehyun yang semakin kekanak-kanakan.

"Hyung, aku akan membelikan untukmu juga."

"Tidak perlu, aku sudah sarapan tadi," timpal Ten sambil masih memandangi layar ponselnya. Winwin tidak tahu kalau Ten tengah mengedit fotonya saat menuntun Jaehyun tadi.

"Ya sudah, kalau begitu aku pergi dulu."

Begitu Winwin menghilang dari pintu, Jaehyun segera mengalihkan pandangannya ke wajah orang yang duduk di samping tempat tidurnya. Rasa penasaran yang tadi membuncah di pikirannya kini kembali muncul. Ia mengamati wajah Ten sejenak yang tengah serius menatap layar ponsel. Sesekali ia menyunggingkan senyum entah karena alasan apa, membuat Jaehyun semakin dirundung api penasaran.

"Hyung, aku ingin bertanya sesuatu kepadamu." Jaehyun berkata dengan suara yang agak keras agar Ten bisa buyar fokusnya.

"Ya, apa itu Jaehyun-ah?" timpal Ten dengan masih tak mengalihkan pandangannya. Melihat Ten yang masih terfokus dengan layar ponselnya, tidak membuat niatan Jaehyun batal. Ia tak ingin mati dengan rasa penasaran yang bergentayangan di pikirannya.

"Aku tadi melihatmu memfotoku dengan Winwin. Ada apa sebenarnya?"

Mendengar kalimat itu, kepala Ten secara alamiah terdongak menghadap ke arah sumber suara.

"Kenapa kamu menanyakan hal itu?" tanya Ten datar. Ia tidak terusik dengan pertanyaan sepele dari Jaehyun, hanya saja ia agak terkejut Jaehyun akan menanyakan hal itu.

"Tidak, aku hanya penasaran saja. Dan Winwin juga bilang kalau Hyung sering memfoto Winwin saat bersama siswa yang lain. Apa itu benar? Kalau memang benar, untuk apa sebenarnya?" Jaehyun bertanya dengan sungguh-sungguh dan berharap jawaban yang sungguh-sungguh pula dari Ten. Namun yang ia dapati hanyalah cengiran kuda dan gelengan kepala Ten.

"Aku suka mengabadikan semua momen, entah itu momenku atau momen orang-orang di sekitarku. Aku memang suka fotografi, kamu seharusnya tidak asing 'kan dengan hal itu?"

Jaehyun berusaha mencerna penjelasan dari Ten, namun masih belum puas. Ia memang tahu kalau temannya itu punya minat di bidang fotografi, namun ia tak menyangka kalau dia dan Winwin akan menjadi objek jepretan kameranya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Annyeong, Yeoreum! [bxb] [JaehyunxWinwin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang