Jangan lupa vote sebelum membaca chapter ini....
*****
Di NAPA, berita mengenai pertukaran pelajar tengah menjadi topik hangat. Selama lebih dari setengah abad sekolah itu berdiri, untuk pertama kalinya NAPA berpartisipasi dalam program pertukaran pelajar. Itu semua tidak lepas dari lobi sekolah-sekolah di provinsi ini yang membujuk NAPA agar bersedia menampung anak didiknya.
Akhirnya, NAPA bersedia menampung pelajar dari sekolah-sekolah yang mereka setujui. Sebelas nama murid dari enam sekolah seni terkemuka di penjuru provinsi telah terdaftar sebagai pelajar yang akan ditampung NAPA. Kesebelas pelajar tersebut masing-masing mewakili satu jurusan dan sub jurusan yang ada di NAPA.
Pada hari di mana sebelas pelajar tersebut diberangkatkan ke NAPA, NAPA menyiapkan sebuah penyambutan kecil-kecilan di lobi sekolah. Dalam upacara tersebut, Dong Winwin menjadi perwakilan murid yang bertugas membawa baki berisi sebelas lei yang akan dikalungkan kepada sebelas murid tukaran.
Pukul delapan pagi, Winwin bersama beberapa guru sudah siap sedia di lobi guna menunggu rombongan pelajar tiba. Cuaca di pagi ini sangat bagus dengan suhu yang tidak sedingin biasanya. Kendati demikian, tidak membuat Winwin bersemangat dalam mengikuti acara tersebut. Wajahnya sedari tadi minim ekspresi dan penuh kemasaman, tidak memancarkan sedikit pun semangat dari dalam tubuhnya.
"Winwin, ke sini!" Salah seorang guru meminta Winwin untuk mendekat. "Kamu sudah siap?"
"Sudah, Sonsaengnim." Jawab Winwin dengan wajah dan nada datar.
"Bagus, sebentar lagi mereka akan sampai. Ingat, kamu harus tersenyum ramah kepada semua perwakilan sekolah. Jangan cemberut seperti kamu biasanya." Ucapan gurunya malah membuat Winwin semakin tidak bersemangat untuk tersenyum. "Kenapa kamu malah tambah cemberut?"
"Ah, tidak, Sonsaengnim." Winwin terpaksa mengulas senyum tipis.
Tak sampai lima menit kemudian, rombongan yang membawa murid-murid tukaran pun sampai. Sebuah van besar nan mewah berhenti tepat di depan lobi sekolah. Di depan sliding door van tersebut, terdapat red carpet yang memanjang hingga ke dalam lobi. Winwin dan dua guru yang sedari tadi bersamanya, berjalan mendekat ke van.
Salah seorang guru NAPA yang ikut bersama rombongan tersebut, keluar terlebih dahulu lalu membuka sliding door. "Ayo, keluar satu-satu, sesuai urutan yang sudah saya instruksikan tadi."
Begitu pelajar tukaran keluar dari van satu per satu, guru yang berdiri di samping kiri Winwin berkata, "selamat datang semuanya di School of Performing Arts of North Atlanta."
Winwin mengarahkan baki yang ia bawa ke samping guru tersebut. Lantas, kesebelas pelajar yang terdiri dari tujuh siswa dan empat siswi itu turun dari van bergantian dan berjalan pelan di atas karpet merah. Winwin mengamati satu persatu wajah murid tersebut, sambil berusaha tersenyum semampunya.
"Selamat datang di NAPA," ujar guru yang mengalungkan lei di leher murid tukaran.
Pada awalnya, wajah Winwin dipenuhi dengan senyuman ramah saat menyapa murid-murid itu. Sebelum akhirnya, salah seorang murid dari rombongan tersebut muncul di hadapannya dan membuat wajahnya menjadi datar seketika.
Winwin mengamati wajah siswa urutan terakhir itu dengan intens. Siswa yang mengenakan alter maroon tersebut entah kenapa tampak tak asing baginya. Wajahnya putih bersih, rambut hitam lurusnya begitu tebal, dua lesung pipinya mekar sempurna saat ia tersenyum tadi. Di saku kirinya tercetak lambang sekolah berupa dua harimau malaya yang berdiri dengan dua kaki menghadap sebuah tombak. Di saku kirinya terdapat sebuah name tag. Saat Winwin tak sengaja membacanya, kerutan di keningnya semakin tebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annyeong, Yeoreum! [bxb] [JaehyunxWinwin]
FanficUPLOAD ULANG DAN RE-MASTERED😍😍 Dong Winwin (18 tahun) adalah seorang siswa dari School of Performing Arts of North Atlanta, atau biasa disebut dengan North Atlanta Performing Arts (NAPA), jurusan Teater dan Film. Tahun ini, Dong Winwin memasuki se...