Annyeong, Yeoreum! 4

116 21 7
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca chapter ini....

*****

Salju kembali turun di hari pertama Winwin masuk sekolah. Pagi itu, walaupun tengah turun salju, namun suhunya tidak begitu dingin. Jadi, Winwin tidak menutup tubuhnya yang berseragam sekolah dengan jaket tebal. Dia hanya mengenakan payung kecil, lalu berjalan santai menuju sekolahnya yang berjarak tiga ratus meter dari condonya.

Di sepanjang jalan, karena masih suasana tahun baru, lagu-lagu natal dan musim dingin mengalun.

Dong Winwin memesan roti kukus berisi irisan daging domba dan dua sosis bakar berukuran jumbo sebagai sarapannya. Ia membelinya di gerai milik wanita paruh baya yang menjadi langganannya setiap berangkat sekolah. Nafsu makannya sebagai seorang remaja lelaki bisa dibilang di atas rata-rata. Kendati demikian, tubuhnya termasuk ke dalam kategori kurus dengan IMS kurang dari 18.

"Senang melihatmu ke sini lagi, Xiao Dong. Ah, aku rindu melihat wajah tampanmu di pagi hari." Wanita paruh baya pemilik gerai memberikan senyuman termanis di pagi hari kepada Winwin. Bisa dibilang, keduanya sudah akrab, karena hampir setiap hari bertemu selama dua setengah tahun terakhir. Wanita itu juga merupakan orang pertama yang Winwin ajak bicara setiap paginya.

"Ya, aku juga rindu makan roti kukus Bibi Wang."

Bibi Wang menimpali kata-kata Dong Winwin dengan tawa tulus layaknya tawa seorang Eomma kepada anak laki-lakinya.

"Kenapa kamu tidak memakai jaket tebal? Salju sedang turun, apa kamu tidak kedinginan?" tanya Bibi Wang seraya menaruh makanan yang dipesan Winwin.

"Tidak, Bi. Makan roti kukus Bibi Wang sudah cukup untuk menghangatkanku."

"Ah, kamu bisa saja. Kalau begitu, makanlah dengan lahap. Kalau kurang, bilang saja, Bibi akan memberikanmu satu potong sosis lagi, gratis."

"Haha, terima kasih, Bi. Ini saja aku belum tentu habis."

Bibi Wang hanya membalas Winwin dengan tawa renyah. Dia tahu kalau Winwin sepenuhnya hanya basa-basi, karena sepuluh menit kemudian, semua makanan itu sudah habis tak bersisa.

Dong Winwin mengelap bibirnya dengan tisu, kemudian meraih dompet di dalam saku seragamnya.

Melihat Bibi Wang yang tengah sibuk melayani pembeli, Dong Winwin berkata, "Bi, uangnya aku taruh di bawah piring. Aku pamit dulu."

"Iya, Xiao Dong. Hati-hati, belajarlah yang rajin."

Dong Winwin melanjutkan perjalanannya menuju sekolah. Ia sampai di gerbang sepuluh menit sebelum bel masuk berbunyi.

Sebuah panggilan masuk berdering saat ia berjalan di koridor. Nama Ten Hyung muncul di layar hapenya. "Ada apa, Hyung?"

"Kamu sudah sampai di sekolah?"

"Sudah, ini aku lagi jalan ke kelas."

"Baiklah, kalau begitu aku tunggu di kelas."

Di sekolah, nama Dong Winwin juga sama populernya seperti Jung Jaehyun. Winwin mengambil jurusan teater dan film, sebagai langkah awal untuk menggapai mimpinya menjadi aktor nasional. Perlahan, mimpinya mulai terwujud, hal itu ditandai dengan dirinya yang sudah pernah ikut syuting di dua film layar lebar, satu web drama dan beberapa project iklan komersil. Kendati hanya berperan sebagai pemeran pendukung atau cameo, namun aktingnya berhasil mendapat sorotan dan apresiasi dari produser dan sutradara.

Beberapa perusahaan komersial juga sudah memakai jasa Winwin untuk menjadi bintang iklan produknya, hal itu membuat wajah Winwin cukup sering muncul di layar televisi. Warga NAPA menjuluki Winwin sebagai the new rising kid. Julukan tersebut diberikan kepada siswa atau siswi yang sudah mempunyai prospek menjanjikan untuk masuk ke Beijing Film Academy (BFA) atau pun Beijing Dance Academy (BDA). Kedua institusi pendidikan tinggi tersebut memang menjadi tujuan utama para pelajar NAPA setelah lulus. Namun, sangat sulit untuk masuk ke sana jika tidak memiliki bakat yang kuat atau prestasi yang bagus.

Annyeong, Yeoreum! [bxb] [JaehyunxWinwin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang