Jangan lupa vote sebelum membaca chapter ini....
*****
Di bawah remang cahaya rembulan, Winwin berlari tak tentu arah di rimbunnya hutan pinus untuk menghindari kejaran serigala buas yang ingin memangsanya. Sekitar satu jam yang lalu, ia bersama teman-temannya mengadakan camping di pinggiran hutan pinus. Ketika sedang mencari kayu bakar untuk membuat api unggun, dia terpisah dari salah satu temannya. Dalam perjalanan mencari temannya, Winwin dihadang seekor serigala besar nan buas. Beruntung saat serigala itu hendak menerkamnya, ia sempat menghindar dan akhirnya bisa melarikan diri.
Dengan nafas yang memburu, Dong Winwin bersembunyi di balik pohon pinus besar. Udara yang keluar dari mulutnya terasa panas, menandakan ada sesuatu yang terbakar di dalam tubuhnya. Sayup-sayup terdengar suara langkah kaki yang secara perlahan berderu kencang. Langkah kaki yang sangat cepat itu tidak terdengar seperti langkah kaki manusia. Winwin memberanikan diri mengintip ke sumber suara itu.
Mata dan mulutnya tiba-tiba terbelalak saat melihat tiga ekor serigala tak jauh dari tempat ia bersembunyi. Winwin kembali menyandarkan punggungnya di belakang pohon pinus dengan kedua telapak tangan yang mengepal kuat.
"Kenapa serigalanya bertambah banyak?" pikir Winwin kesal sendiri.
Di tengah kebuntuan yang ia alami, setitik cahaya terpercik di gelapnya pikiran Winwin. Winwin segera berjongkok, melepas jaket tebal dan celana jeansnya. Tanpa menunggu lama, ia langsung menyayat kulit lengannya dengan menggunakan ranting kayu hingga darah mengucur dengan deras. Darah yang menetes itu meresap di jaketnya. Winwin lantas menyobek kaosnya lalu membalutkannya di kulitnya yang terluka.
Setelah dirasa cukup, Winwin menyalakan musik yang keras di ponselnya, kemudian memasukkannya di saku jaket. Berharap suara keras itu dan bau darah yang ada di jaketnya bisa memancing perhatian serigala.
"Serigala jahat, makanlah jaket ini, jangan aku!" Winwin melempar jaket itu dengan kekuatan maksimal. Namun nahasnya, jaket itu menabrak pohon pinus tak jauh dari tempat ia berlindung. Musik di ponselnya yang berbunyi keras membuat Winwin panik, dia lantas berlari secepat mungkin meninggalkan tempat persembunyiannya.
Winwin berlari tanpa henti ke arah utara, menuju tempat yang sama sekali belum pernah dijamah manusia. Karena kelelahan, Winwin tak sadar tengah berada di tebing yang cukup terjal.
"Di mana aku sekarang?" Winwin berhenti sejenak saat nafasnya hampir habis. Ia membungkuk dengan kedua tangan mencengkeram lututnya.
Suara lolongan serigala kembali terdengar, membuat Winwin terkejut. Kakinya secara refleks kembali bergerak dengan sangat cepat.
Karena cahaya di hutan itu sangat minim, Winwin tidak bisa mengenali medan yang sedang ia lalui. Tak lama kemudian, Winwin tersandung akar yang muncul di atas tanah dan membuat tubuhnya jatuh tergelincir ke jurang.
Winwin berteriak keras saat tubuhnya berguling-guling di jurang dan berakhir dengan tercebur ke dalam sungai.
"Tolonggg!!!" Kata itu ia ulangi hingga puluhan kali hingga ia tak mampu mengucapkannya lagi sebab tubuhnya terbawa arus sungai yang deras.
Tubuh Winwin tersangkut di batu besar dalam keadaan tak sadarkan diri.
"Cut!!" Sutradara berteriak setelah scene terakhir Winwin selesai di-take. "Kerja bagus, Aktor Dong!"
Seluruh kru produksi bertepuk tangan sangat meriah seraya bersorak ketika scene itu berhasil dilakukan. Winwin baru saja melakukan adegan tergelincir dari jurang lalu hanyut di sungai yang deras. Semua dilakukan tanpa menggunakan stuntman. Walaupun pihak produksi telah menawari Winwin untuk menggunakan pemeran pengganti, namun Winwin menolaknya dan memilih melakukannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annyeong, Yeoreum! [bxb] [JaehyunxWinwin]
FanfictionUPLOAD ULANG DAN RE-MASTERED😍😍 Dong Winwin (18 tahun) adalah seorang siswa dari School of Performing Arts of North Atlanta, atau biasa disebut dengan North Atlanta Performing Arts (NAPA), jurusan Teater dan Film. Tahun ini, Dong Winwin memasuki se...