Annyeong, Yeoreum! 10

112 18 11
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca chapter ini....

*****

Setelah bel pulang berdering, Jaehyun keluar dari kelasnya. Kakinya secara impulsif menuju kelas dua belas teater dan film untuk menemui housematenya. Sesampainya di depan kelas itu, Jaehyun berdiri di teras sembari mengamati satu per satu wajah murid yang melintas di hadapannya.

Cukup lama ia menunggu, namun Winwin tak kunjung muncul. Akhirnya, Jaehyun memutuskan bertanya kepada sembarang murid yang keluar dari kelas Winwin.

"Hey, apa Winwin ada di dalam kelas?"

"Dia sudah keluar dari tadi."

"Ah, benarkah?"

"Ya, dia sudah ke sanggar tari, hari ini dia ada latihan balet."

"Oh, begitukah? Terima kasih infonya."

Untuk memastikan, Jaehyun pun masuk ke kelas Winwin, dan benar, orang itu tidak ada. Jaehyun melenguh nafas panjang, kemudian berjalan ke luar kelas.

Dalam langkahnya menyusuri koridor, Jaehyun teringat dengan kata-kata Winwin tadi malam. "Ah, sial! Kenapa aku tidak ingat dia ada latihan balet hari ini?!" Entah kenapa, tiba-tiba langkahnya menjadi berat. Mengetahui dirinya akan pulang sendiri ke condo, Jaehyun seperti kehilangan semangat.

Wajahnya terus tertunduk, kedua tangannya bersimpuh di dalam saku jaketnya. Suhu di siang ini sama dinginnya dengan tadi pagi, salju belum berhenti turun, membuat jalanan menjadi sedikit licin.

"Tuan! Tuan Muda!" Seorang lelaki berpakaian serba hitam meneriaki Jaehyun begitu Jaehyun sampai di depan gerbang sekolah. Karena tidak asing dengan suara itu, Jaehyun menoleh ke orang tersebut.

"Mr. Lee?" tanya Jaehyun kepada dirinya sendiri.

Melihat Jaehyun hanya berdiam diri, Mr. Lee pun berjalan menghampiri Jaehyun.

"Ada apa Mr. Lee ke sini?"

"Saya disuruh Tuan Jendral untuk menjemput Tuan Muda ke sini." Ujar Mr. Lee sambil memberi Jaehyun sebuah payung hitam.

"Apa?"

"Tuan Jenderal sudah menunggu Tuan Muda di apartemen, kita harus cepat ke sana." Mr. Lee melepas tas ransel Jaehyun lalu meletakkannya di pundaknya, "ayo, masuk ke mobil. Di sini sangat dingin."

Di tengah kebingungan yang Jaehyun alami, Mr. Lee menyeret tangannya secara paksa menuju mobil yang terparkir di tepi jalan.

"Ada apa sebenarnya?" tanya Jaehyun setelah mereka berdua duduk di kursi depan.

Sambil menyalakan engine mobil, Mr. Lee menjawab, "saya tidak tahu, saya hanya disuruh Tuan Jenderal untuk membawa Tuan Muda ke apartemen. Beliau sudah menunggu sejak tadi."

"Appa ada di apartemen?"

"Ya."

"Kenapa Appa tiba-tiba ke sini? Apa ada masalah penting?"

"Saya tidak tahu, saya hanya diberi tugas untuk menjemput dan membawa Tuan Muda menghadap Tuan Jendral. Selebihnya, Tuan Muda bisa menanyakannya langsung kepada Tuan Jendral nanti."

Ada sesuatu janggal yang Jaehyun rasakan, mendengar Appanya ingin bertemu dengannya membuat Jaehyun bertanya-tanya. Itu adalah sesuatu yang sangat jarang terjadi, karena biasanya Appa Jung sangat sibuk dan enggan meluangkan waktunya untuk menemui anak-anaknya, kecuali untuk Jung Sungchan.

"Maaf, Tuan, saya harus ke pombensin dulu, saya lupa mengisi bahan bakar dari Beijing."

"Baiklah."

Di tengah rasa janggal yang Jaehyun rasakan, sebuah notif pesan masuk terpampang di layar hapenya. Jaehyun mengernyitkan kening saat melihat pesan dari nomor yang tidak dikenali itu.

Annyeong, Yeoreum! [bxb] [JaehyunxWinwin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang