Jangan lupa vote sebelum membaca chapter ini....
*****
Setelah mandi, Winwin pun masuk ke kamarnya.
Winwin terdiam di depan kasurnya saat melihat seseorang tengah berbaring di sana. Orang itu sudah terpejam dengan tubuh berbalut selimut. Pemandangan seperti itu adalah hal yang aneh bagi Winwin. Tak pernah sekali pun ia terpikirkan akan berbagi ranjang dengan orang lain.
"Naiklah, kenapa malah mematung di situ?" ujar Jaehyun saat melihat Winwin terdiam di sisi kanan ranjang. Ia membuka mata setelah menghirup aroma harum yang keluar dari tubuh Winwin.
Dengan wajah datar, Winwin pun memasukkan kakinya di bawah selimut, lalu membungkusnya hingga dada.
Setelah berada di atas ranjang yang sama, keduanya menatap langit-langit kamar. Empat mata itu menangkap satu objek di sana, namun tidak menyadari bahwa mereka tengah menatap titik yang sama.
Ada jarak hampir satu meter di antara mereka. Dua ujung bahu mereka bak kutub magnet yang sama, menciptakan jarak yang tidak bisa dilalui oleh siapapun. Suasana hening di antara jarak tersebut melahirkan atmosfer canggung.
"Apa kamu tidak kedinginan mandi malam-malam?" Jaehyun membuka obrolan setelah tak tahan dengan suasana canggung yang ia rasakan. Sebelumnya, dia sempat berdeham kecil satu kali.
"Aku sudah biasa," tanggap Winwin seadanya.
Jaehyun kembali mengamati titik di langit-langit kamar yang ia tatap tadi, kemudian berkata, "kamu pasti tidak nyaman, bukan, tidur denganku?"
Winwin menoleh ke Jaehyun, "kenapa kamu tanya seperti itu?" tanyanya sedikit terkejut.
Dengan masih menatap langit-langit, Jaehyun menjawab, "aku hanya merasa orang sepertimu pasti akan terganggu kalau harus tidur dengan orang lain."
Winwin mengikuti tatapan Jaehyun ke atas, tiba-tiba ia meletakkan tangan kanannya di bawah kepalanya.
"Aku minta maaf soal peti tadi. Aku benar-benar tidak sengaja menjatuhkannya."
Winwin menghela nafas panjang, "lupakan saja, itu hanya peti lama."
"Tapi, kamu bilang itu barang berhargamu."
"Sebenarnya tidak seberharga itu, aku hanya merasa bertanggung jawab untuk menjaga barang pemberian orang lain."
Jaehyun menekuk bibirnya ke dalam, dia benar-benar merasa bersalah saat ini. Ucapan yang keluar dari mulut Winwin, walaupun lembut, namun terasa menyakitkan saat sampai telinganya.
"Sekali lagi aku minta maaf, aku benar-benar merasa sangat bersalah sekarang," ujar Jaehyun sambil mengamati wajah Winwin dari samping.
"Aku bilang tidak perlu dibahas lagi. Sudahlah, ayo tidur, sudah malam."
Saat Winwin hendak memejamkan mata, Jaehyun mengulas senyum tipis di bibirnya. "Dia terlihat sangat manis saat berbicara lembut."
Hampir setengah jam berlalu, Jaehyun masih belum mengedipkan kelopak matanya. Kedua matanya entah mengapa sangat sulit untuk dipejamkan. Dia tidak merasa kedinginan, kasur yang ia tempati pun sangat nyaman, namun ada sesuatu yang memaksanya untuk terus terjaga.
Sedangkan Winwin, walaupun matanya terpejam, dia belum lenyap dari kesadarannya. Selimut yang membungkus tubuhnya terasa tidak sehangat biasanya. Jarak di antara dirinya dengan Jaehyun membuat udara dingin menyelinap ke dalam selimut. Namun Winwin terus memaksa dirinya untuk lenyap ke alam mimpinya.
"Apa dia sudah tidur?" tanya Winwin dan Jaehyun di dalam hati masing-masing. Karena penasaran, keduanya pun secara serentak menolehkan wajah hingga membuat kedua mata mereka berpapasan. Momen itu adalah pertama kalinya mata mereka bertemu setelah terbaring di atas ranjang sedari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annyeong, Yeoreum! [bxb] [JaehyunxWinwin]
FanfictionUPLOAD ULANG DAN RE-MASTERED😍😍 Dong Winwin (18 tahun) adalah seorang siswa dari School of Performing Arts of North Atlanta, atau biasa disebut dengan North Atlanta Performing Arts (NAPA), jurusan Teater dan Film. Tahun ini, Dong Winwin memasuki se...