36. Diculik

125 27 18
                                    

Jaehyun berpapasan dengan So-hyun di koridor. Betapa kagetnya dia ketika So-hyun terus berlari sambil menangis. Cowok itu buru-buru ke kelas.

"Woo lo apain So-hyun sampe nangis gitu heh?" tanya Jae sembari duduk di bangkunya.

Mendengar nama So-hyun disebut, otomatis Arin menengok. "Apa lo bilang? So-hyun nangis?!"

"Sstt ntar aja elah ngomelnya. Gue lagi ada urusan sama Eunwoo." suruh Jae. Arin pun mendengus.

"Woo!"

Eunwoo tak menjawab. Cowok itu memutar-mutarkan pulpen.

"Lo cemburu?"

Eunwoo meletakkan pulpennya di meja tetapi masih tidak mengatakan apapun, hanya rahangnya terlihat mengeras. Jaehyun mengerti maksudnya.

"Bener kan? Lo cemburu gara-gara gue deketin So-hyun dan beri dia minum." tebak Jaehyun.

"Ya ampun itu pura-pura kali. Mana ada gue suka sama So-hyun. Justru gue lakuin itu karena gue tau lo ada rasa sama dia."

Jaehyun terdiam sejenak.

"Greget gue, udah tau suka, malah diem ae. Ketikung orang tau rasa lo." Jaehyun ikutan emosi melihat Eunwoo gaada respon.

"Ikut gue."
Eunwoo berdiri kemudian melangkah ke luar kelas.

"Rin, kalo Bu Song tanya, bilang aja gue sama Eunwoo lagi ke toilet. Terus So-hyun sakit," sahut Jae dan bergegas menyusul sahabatnya.

Rupanya Eunwoo menuju halaman belakang sekolah. Mereka berdiri berhadap-hadapan.

"Lo ga tau? So-hyun suka sama lo." ucap Eunwoo dingin.

Jaehyun terbelalak.
"Serius? Ga mungkin!"

"Kenapa? Kaget?" Eunwoo berdecih.

"Aelah woo ini cuma salah paham. Iya iya gue salah. Gue bego banget. Ga seharusnya gue terus deketin So-hyun kalo tau bakal jadi rumit gini."

Jaehyun mengacak rambutnya frustasi.

"Tapi sumpah woo, gue gaada perasaan apapun sama So-hyun, suer."

Suasana menjadi hening.

"Lo kesel kan? Lampiasin, jangan dipendam." ujar Jaehyun. Karena sahabatnya diam saja, alhasil Jaehyun lebih dulu meninju wajah Eunwoo.

"Balas gue woo! Keluarin semuanya! Kalo engga, berarti lo pengecut!" Jae sengaja menekan kata terakhir.

Tangan Eunwoo mengepal kuat. Detik selanjutnya mereka udah terlibat baku hantam. Emosi Eunwoo meluap. Tapi di sisi lain dia merasa sangat lega sebab Jaehyun tidak menyukai So-hyun.

"Kalian! STOP!"

Arin mendadak muncul dan langsung melerai mereka. Eunwoo mengusap sudut bibirnya yang berdarah, sedang Jae meringis kesakitan lantaran Eunwoo menghajarnya habis-habisan.

"Lo berdua aneh tau gak. Udah SMA masih aja berantem kayak anak kecil."

Arin bagai ibu yang sedang mengomeli sang anak. Namun dia berbaik hati menjelaskan pada Eunwoo kalo apapun yang dilakukan Jae adalah akal-akalan cowok itu.

Saat menuju ke lokasi, Arin ga sengaja mendengar pembicaraan mereka. Lantas cewek itu juga memberi tau Eunwoo kalo dari awal pelajaran sampai jam istirahat, So-hyun terus mikirin Eunwoo. Menandakan perasaan So-hyun ke Jae hanya sebatas kagum, ga lebih.

"Pertamanya Arin pun ngerasa kalo So-hyun suka Jae. Wajar sih, waktu itu Jae udah ramah, ganteng pula." jelasnya.

"Ngaku kan. Gue emang ganteng."

Arin menyentil lengan Jae. "Ga usah kepedean."

"Woo lo harus minta maaf sama So-hyun." suruh Arin.

"Ogah. Gue ga salah."

Arin ikutan greget sendiri. "Astaga woo! Tinggal lakuin apa susahnya! Lagian minta maaf bukan tentang siapa yang salah atau engga."

"Eunwoo So-hyun sama aja Rin. Sama-sama saling suka. Bedanya, yang satu gengsinya gaada obat, satunya lagi ga peka." sindir Jaehyun.

**

"Bener juga dia. Ngapain gue marah? Lagian gue bukan siapa-siapanya Eunwoo." So-hyun memukul kepalanya berulang kali.

Cewek itu menghempaskan diri di sofa. Ya, So-hyun kabur dari sekolah dan memilih pulang ke rumah. Karena tadi dia ga bisa berhenti menangis.

So-hyun pikir sekarang udah jam pulang sekolah. Lalu terdengar derum motor di halaman. Bang In-yeop masuk ke dalam sambil memaki-maki.

"Brengsek! Kali ini gue punya foto lo. Tunggu aja, habis ini gue bakal laporin lo ke polisi!"

In-yeop duduk di samping adeknya. So-hyun mengerutkan dahi.

"Kenapa Bang?"

In-yeop menunjukkan sebuah foto di ponselnya. "Nih liat. Cowok yang lagi mukul Sejeong. Dia Suho, kakaknya Sejeong. Gue ga akan biarin setan itu nyakitin Sejeong lagi."

So-hyun terlonjak kaget menatap cowok yang ditunjuk In-yeop. "Bang, itu .. Park Hyungsik!"

"Hah siapa?"

"Park Hyungsik! Ketua anak jalanan yang jadi buronan polisi!"

In-yeop terperanjat. So-hyun memang cerita ke dirinya soal kejadian di gedung kemarin.

"Tapi Sejeong bilang nama kakaknya Suho."

So-hyun tak habis pikir. "Gue rasa Hyungsik menyamar jadi Suho, sayangnya Sejeong ga tau. Artinya Sejeong dalam bahaya Bang!"

In-yeop bangkit dan berjalan cepat ke motornya.

"So-hyun ikut!"

Lalu ninja tersebut melaju dengan kecepatan penuh, membawa dua kakak adek itu menuju kost-an Sejeong.

Motor Eunwoo baru saja tiba di depan rumah So-hyun tatkala melihat ninja milik In-yeop menjauh. Eunwoo berencana mengantar tas So-hyun yang tertinggal di sekolah sekalian minta maaf.

Eunwoo pun menjalankan motornya mengikuti mereka. Beberapa menit kemudian, Eunwoo melihat So-hyun dan In-yeop masuk ke dalam kost-kostan. Di depan kost itu terdapat mobil hitam dengan kaca yang tidak tembus pandang.

Motor Eunwoo berhenti agak jauh dari sana. Mendadak Jae meneleponnya. Eunwoo larut dalam percakapan hingga tak sadar bahwa mobil hitam tadi melewatinya.

Selesai telpon, Eunwoo menunggu mereka. Namun udah setengah jam berlalu, baik So-hyun maupun In-yeop belum juga keluar.

Jadilah Eunwoo membawa motornya ke kost-an tersebut. Begitu sampai di depan, Eunwoo terkejut bukan main. Pasalnya In-yeop tersungkur di teras dengan seragamnya berlumuran darah.

"Bang apa yang terjadi?!" tanya Eunwoo panik.

"Hyungsik ... menculik So-hyun sama Sejeong." jawabnya pelan lantas tak sadarkan diri.

^^

Cool Boy vs Tiger Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang