34. Terkurung

105 24 3
                                    

Eunwoo dan So-hyun berjalan menuju parkiran. Mereka berencana pergi ke gedung bekas pabrik tekstil sepulang sekolah ini.

Cowok tersebut menyerahkan helm pada So-hyun. Pahanya udah lumayan membaik sehingga Eunwoo bisa mengendarai motor lagi. So-hyun telah memakai helm tetapi dia lupa mengikat pengaitnya.

Eunwoo tersenyum kecil lantas berbaik hati mengikatkan. Hal itu membuat So-hyun menelan salivanya.

"Naik." titah Eunwoo.

Ninja itu akhirnya melaju membelah jalanan kota. Udara siang ini cukup panas. So-hyun mengipas-ngipaskan tangan lantaran gerah.

Tiba-tiba motor yang mereka tumpangi berhenti mendadak akibat lampu merah. So-hyun terhempas ke depan dan tidak sengaja memegang pinggang Eunwoo.

So-hyun mendelik. Dia buru-buru melepaskan tangannya dari situ namun Eunwoo malah menahannya.

"Tetep kayak gini." sahut cowok itu seraya mengeratkan tangan So-hyun. Entah kenapa bagi Eunwoo justru terasa sangat nyaman.

Hanya butuh sepuluh menit untuk sampai di gedung. Sayangnya, bangunan lama tanpa gerbang tersebut di jaga ketat oleh anak jalanan.

Motor Eunwoo berhenti sebelum mencapai lokasi. 

"Kita turun di sini." kata cowok itu.

Mereka berjalan pelan-pelan mendekati gedung. Kebetulan ada pohon beringin yang cukup besar. Mereka bersembunyi sejenak di balik pohon setelah itu menyusup masuk diam-diam melalui pintu samping.

Nasib baik, anak jalanan (AJ) hanya menjaga pintu utama sehingga pintu samping aman.

Mereka tiba di sebuah ruangan luas berisi peralatan tekstil lama yang sudah karatan. Tidak ada siapapun. Eunwoo berjalan lurus diikuti So-hyun di belakangnya.

Tak diduga muncul satu anggota AJ lewat di ujung ruangan. So-hyun yang melihat ada ruangan lain di samping segera menarik tangan Eunwoo masuk ke dalamnya. Beruntung pintunya ga dikunci.

Kosong. Mereka mengamati ruangan yang baru saja dimasuki. Sepertinya ruang ini disulap menjadi ruang pimpinan sebab ada sebuah kursi dan meja juga dokumen-dokumen di atas meja.

Mata So-hyun tidak sengaja menangkap kata "Park Hyungsik" beserta fotonya di salah satu dokumen. Tiba-tiba datang seorang lelaki beserta perempuan mengenakan pakaian serba hitam dari pintu lain.

So-hyun menatap tak percaya. "Kak Soohyang?"

Eunwoo juga terkejut. Sebab cewek yang kini berdiri di hadapannya sekaligus yang pernah meninggalkan surat saat menabrak dirinya tak lain adalah Soohyang, kakak kelas mereka di sekolah. Jadi Soohyang anggota AJ?

Soohyang tersenyum sinis.
"Dia bos yang ambil surat kemarin." Cewek itu menunjuk Eunwoo.

Tatapan lelaki yang disebut 'bos' tertuju pada Eunwoo.
"Kembalikan." perintahnya.

"Tidak akan, sebelum lo jelasin maksud surat itu." balas Eunwoo tajam.

"Keterlaluan!"

Bos tersebut menyerang Eunwoo. Eunwoo berhasil menghindar dan akan melancarkan pukulan tetapi mendadak pahanya terasa sakit. Eunwoo berhenti sejenak, menyebabkan pertahanannya terbuka.

Bos itu melihat titik lemah Eunwoo dan langsung menjotos keras paha lawannya. Alhasil Eunwoo limbung lantas tersungkur di lantai. So-hyun memekik kencang kemudian menghampiri Eunwoo.

"Woo lo gapapa?" tanyanya cemas.

Eunwoo menggeleng. So-hyun membantu dia berdiri. Untung saja perbannya tidak lepas.

"Soohyang, panggil yang lain ke sini. Suruh mereka kurung dua tikus ini." perintah si bos.

**

Disinilah mereka sekarang. Berdiri di sebuah ruangan super sempit dan pengap.

"Park Hyungsik sialan!" umpat So-hyun.

"Bos tadi?" tanya Eunwoo. Suaranya terdengar melemah.

"Iyalah. Gue lihat di dokumen."

So-hyun mengambil ponsel untuk menghubungi Bang In-yeop, tetapi ponselnya mati. Cewek itu menghentakkan kakinya kesal.

"Woo pinjem ponsel loー" So-hyun nyaris teriak saat dilihatnya wajah Eunwoo sangat pucat.

"Lo kenapa?!"

So-hyun panik lantaran Eunwoo begitu lemas serta mengeluarkan keringat dingin. Cowok itu memegangi kepalanya yang terasa pusing sembari menyenderkan tubuhnya di tembok.

So-hyun menyadari sesuatu. "Lo .. phobia ruang sempit?"

Eunwoo mengangguk pelan.

So-hyun pun mendekat lalu menggosokkan tangannya dengan tangan cowok itu biar hangat. Namun Eunwoo malah memeluknya erat. So-hyun kaget bukan main. Dia hendak melepaskan tapi lagi-lagi di tahan Eunwoo.

"Sebentar aja." kata cowok itu.

So-hyun membiarkan tubuhnya didekap Eunwoo. Jantungnya berdebar kencang. Kemudian So-hyun ragu-ragu membalas pelukannya sambil menepuk pelan punggung Eunwoo supaya tenang.

Tahan So-hyun, sekali doang. Daripada dia pingsan.

Tak lama setelahnya, Eunwoo melepas pelukan mereka. Dirinya udah jauh lebih baik. Eunwoo mengeluarkan ponsel lantas menyerahkannya ke So-hyun.

"Telpon Jae. Suruh dia kesini bawa polisi."

So-hyun bergegas mencari kontak Jaehyun dan menelponnya.

**

BRAK!

Pintu terbuka. Menampilkan Jaehyun beserta tiga orang polisi.

"Yaampun Eunwoo!" Jae menghampiri sahabatnya. "Lo ga papa kan? Wajah lo pucat banget."

"Gimana? Udah ketangkep semua?" alih-alih menjawab, Eunwoo malah bertanya hal lain.

Jaehyun mendengus sebal. "Gue lagi khawatir sama lo. Iya iya, semua anggota AJ udah ditangkep polisi. Tinggal ketuanya sama asisten mungkin, gue denger mereka kabur."

Eunwoo maupun So-hyun menghembuskan napas berat.

^^

Cool Boy vs Tiger Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang