32. Tulisan Tak Kasat Mata

92 30 5
                                    

Saat ini kelas X IPA 1 sedang berada di perpustakaan. Guru fisika yang super galak itu meminta mereka mencari sumber tambahan dari buku perpus.

So-hyun beralih ke rak selanjutnya. Terhitung sudah 3 rak yang dia ubek-ubek demi mendapatkan benda tersebut. Di antara empat alien squad, baru Eunwoo yang berhasil menemukannya. Cowok itu dengan santai membaca buku, sambil sesekali melirik ke arah So-hyun.

Mata So-hyun berbinar saat melihat sebuah buku bertuliskan fisika di rak paling atas. Dia berjinjit lalu tangannya berusaha menggapai buku itu tapi ga bisa.

Eunwoo kebetulan lagi perhatiin So-hyun. Cowok itu hendak membantunya, namun keduluan Jaehyun.

"Bilang apa dulu?" Jae menyodorkan buku itu ke So-hyun.

Bukannya diambil, So-hyun malah bengong. Bayangkan, cowok yang disukai 50% bantuin kalian. Rasanya seperti terbang bebas ke langit, iya senang banget.

"Thanks Jae." balasnya seraya mengembangkan bibir. Ada apa dengan hari ini? Tadi pagi Eunwoo sekarang Jae. Astaga mereka kenapa jadi perhatian ke gue?

Eunwoo membuang muka. Jaehyun yang sadar hal itu tersenyum sinis.

**

Pelajaran telah usai. Mereka berempat kini berjalan menuju parkiran. Tetapi mendadak Jaehyun merangkul pundak So-hyun membuat cewek itu terkejut kesekian kalinya.

"Jae lepasin." So-hyun berusaha melepaskan rangkulan itu. Bukannya gimana, cewek itu risih lantaran dilihat banyak siswa lain.

"Gue anter lo pulang." jawabnya.

"Dia pulang bareng gue." potong Eunwoo. Cowok itu menggenggam tangan So-hyun lantas menyeretnya pergi.

Sewaktu mereka udah jauh, tawa Jaehyun akhirnya pecah. Arin memandang dia pake tatapan aneh.

"Lo kenapa dah?" tanya Arin.

"Hahaha aduh sampe sakit perut gue.
Mau tau?"

Jaehyun membisikkan sesuatu ke telinga Arin. Arin pun terlonjak kaget.

"Serius?"

"Dua rius malah. Tapi inget, jangan sampai dia tau." ucap cowok itu dan dianggukin oleh Arin.

Di sisi lain So-hyun Eunwoo sedang duduk sebelahan di dalam bus. Hening. So-hyun memilih menatap ke luar jendela.

"Maaf." ucap Eunwoo lembut.

So-hyun menghela napas sambil tetap melihat ke luar. "Lain kali jangan asal tarik kaya tadi lagi."

Beberapa menit berikutnya mereka turun dari bus lalu berjalan berdampingan menuju rumah masing-masing. Tiba-tiba Eunwoo berhenti. Dia menoleh ke belakang dan mengedarkan pandangannya.

Sepi.

"Ada apa woo?" tanya So-hyun bingung.

Cowok itu tidak menjawab kemudian melanjutkan langkahnya. So-hyun mengedikkan bahu.

"Ada yang ngikutin kita."

So-hyun berniat menengok tapi langsung ditahan Eunwoo. Cowok itu menggelengkan kepala seolah berkata 'jangan lakukan itu'.

So-hyun sedikit merinding alhasil mendekat ke Eunwoo. Kemudian mereka meneruskan berjalan. Sejujurnya cowok itu udah tau siapa yang mengikuti mereka.

Ya, anak jalanan yang kemarin bertabrakan sama Eunwoo. Barusan Eunwoo melewati sebuah motor terparkir di pinggir jalan dan dia sempat melihat sosok itu melalui spion motor.

Eunwoo tidak tau mengapa orang tersebut menguntit mereka diam-diam. Pasti ada sesuatu. Apakah berhubungan dengan surat kemarin? Entahlah.

Mereka sampai di depan rumah.

"So-hyun." panggil cowok itu.

"Hm?"

"Mau main?"

"Kemana?"

"Rumah gue."

Raut muka So-hyun tampak terkejut. Dia menimbang-nimbang sejenak. "Okelah. Sekalian ngerjain PR."

Mereka pun masuk ke dalam rumah Eunwoo. Di dalam ternyata ada Bibi yang lagi beresin dapur.

"Halo Bibi." sapa So-hyun ramah.

"Nona teh yang pas itu ke sini bukan? Pas tuan kabur." balas Bibi antusias.

So-hyun mengangguk.

"Wah temennya tuan berarti. Aduh bibi belum tau nama nona."

"So-hyun bi.

"Nona So-hyun? Kayanya bibi pernah dengerーoh iya! Tuan akhir-akhir ini sering cerita tentang So-hyun ke bibi. Ini teh rupanya, cantik pisan."

So-hyun terbelalak, apalagi Eunwoo. Cowok itu memberi isyarat ke bibi supaya diam.

"Apa yang dia ceritain?"

"Seinget bibi, tuan selalu sebut nona So-hyun ini titisan macan."

"Beneran?"

"Iya. Terus pas tuan bilang kalo nona So-hyun suka sama cowok lain, tuan cembuー" Eunwoo membekap mulut Bibi secepat kilat lantas menyuruh So-hyun naik duluan.

Cewek itu memiringkan kepalanya tapi kemudian nurut naik ke atas. Eunwoo melepas tangannya dari mulut bibi dan berlari mengikuti So-hyun.

Bibi tertawa kecil. "Yes! Tuan salting ihiy!"

Begitu sampai di depan kamarnya, Eunwoo membukakan pintu. So-hyun melangkah masuk. Detik berikutnya cewek itu kagum lantaran sekeliling kamar Eunwoo dipenuhi buku.

"Sebenernya ada yang pengin gue tunjukin." sahut cowok itu.

"Apa?"

Eunwoo mengeluarkan surat dari laci dan menyerahkan benda itu ke So-hyun. So-hyun lalu membacanya.

Datanglah ke markas. Alamat ada di surat ini.

-Park Hyungsik.

Cewek itu mengerutkan dahi. Dia tidak paham maksudnya. Alhasil Eunwoo menceritakan apa yang terjadi kemarin dan juga orang yang mengikuti mereka barusan.

"Makanya gue minta lo ke sini. Kali aja nemu sesuatu di surat itu." jelas Eunwoo.

So-hyun membaca ulang suratnya, membolak-balik, menerawang. Namun ketika meraba kertas itu, So-hyun merasa seperti ada tulisan yang tidak kasat mata.

Sebab meski bagian kertas tersebut kosong, tetapi teksturnya beda.

So-hyun menyalakan senter ponsel. Kemudian ia tempatkan cahaya itu dibawah kertasnya. Seketika tulisan mengenai alamat tersebut muncul.

Gedung bekas pabrik tekstil

Eunwoo ikut membaca. Detik selanjutnya mereka kompak mengangguk. Mereka akan mengunjungi tempat itu besok.

^^

Cool Boy vs Tiger Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang