₊˚⊹♡┆Get Along : O3

811 81 2
                                    

ִֶָ𓂃 ࣪ ִֶָ 🦢་༘࿐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ִֶָ𓂃 ִֶָ 🦢་༘࿐

Setelah hampir 3 jam bermain catur bersama Erwin di ruangannya, kamu menghela napas panjang karena akhirnya permainan kalian berdua telah selesai dengan total kemenangan; 2 untuk Erwin dan 1 untuk mu.

"Kau tak bersemangat seperti biasanya." Erwin yang duduk di depan mu memberikan komentar.

Dia membereskan papan catur yang berantakan di atas meja karena melihatmu yang sepertinya tidak ada niatan sama sekali untuk membereskannya.

Kamu menyandarkan punggungmu ke belakang sofa empuk yang kamu duduki. Merilekskan otot-otot mu di sana.

"Apa misi berpatroli dengan pasukan penjaga tadi siang membuat mu sangat kelelahan?" Erwin berasumsi, dia menyadari raut wajahmu yang nampak murung malam ini. "Ah, kau juga tidak mencolek sedikit pun daging panggang mu saat makan malam tadi 'kan? Untungnya kau masih mau memakan cracker pemberian ku."

"Ceritakan, sebenarnya kau ada masalah apa?" tutur katanya begitu lugas. Sekarang, Erwin persis seperti ayah kandung mu sendiri.

Kamu menatapi Erwin, lalu menguap malas pada nya. Jika orang lain yang melakukan ini sudah pasti tidak akan berani. Tapi lain hal dengan diri mu yang sudah menjadi sahabatnya selama hampir sepuluh tahun itu.

"Aku sedikit malas denganmu, karena kamu tidak memasukan aku se regu dengan Levi." kamu cemberut kepadanya.

Levi?

Erwin menarik senyum tipisnya, tangannya mengusap-usap hidung mancungnya yang tidak gatal sama sekali. "Pftt.... " dia tertawa kecil.

"Jangan menertawai ku, Erwin Smith."

"Kau seperti kanak-kanak," balasnya.

"Tapi terkadang aku merasa bosan jika selalu se regu dengan mu atau Mike, kamu jarang sekali menempati ku satu tim dengan Levi."

"Karena itu sudah bagian dari strategi yang aku buat."

Kamu berdecak, ucapan Erwin sebenarnya membuat hatimu sedikit mencelos. "Apa kau takut jika aku hanya membebani Levi?"

Erwin perlahan bangun dari duduknya, pemuda itu membenarkan cardigan nya sebelum akhirnya ia melangkahkan kaki ke rak buku.

Dia mengerti apa maksud dari perkataan mu itu. Tentu saja dia tau jika kamu bukanlah salah satu anggota yang memiliki skill bagus dalam melakukan penyerangan.

Tapi ada alasan yang lebih penting dari itu semua.

"Tidak, bukan seperti itu." katanya, "Yang ku takutkan adalah, baik kau atau pun Levi jika di tempatkan di tim yang sama, kalian justru malah tidak bisa fokus dalam menjalankan misi."

Kening mu sedikit berkerut bingung mencoba mencerna ucapan Komandan mu itu, namun saat mendengar nama Levi terselip di sana, bayangan Levi tiba-tiba saja muncul dalam benak mu hingga membuat pipi mu langsung merona merah.

𝐆𝐞𝐭 𝐀𝐥𝐨𝐧𝐠 ➤ 𝑳𝒆𝒗𝒊 𝑨𝒄𝒌𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang