"jadi selama ini kamu tinggal dengan orangtua saya?"Gabriel Peter Hailey, ayah kandung Lalice yang entah sejak kapan sudah berada di rumah dan bergabung untuk sarapan pagi bersama.
Lalice hanya berdeham menanggapi pertanyaan sang ayah.
"kalau papahmu bertanya jawab Lalice."sahut Claire datar.
"iya Lalice tinggal dengan grandma dan grandpa."
Lalice meletakan pisau makan serta garpunya kemudian mengelap bibirnya dengan sapu tangan.
"Rose bagaimana kuliahmu sayang?"Gabriel bertanya lembut pada putri angkatnya.
"baik pah."balas Rose seraya tersenyum manis.
"momma sudah jarang melihat Jeff, Rose kemana dia?"
"dia sedang sibuk-sibuknya mom."Rose terkekeh kecil.
Claire tersenyum hangat pada Rose.
"momma harap kamu dan Jeff segera melangsungkan pertunangan."setelah menghabisi susunya Lalice langsung berdiri dari duduknya.
"Lalice berangkat, terimakasih sarapannya."kedua orang tua itu hanya mengangguk mengabaikan kepergian Lalice.
Rose tersenyum senang dalam diam.
"lo ngapain?"Lalice menaikan sebelah alisnya saat melihat presensi Jefford di depan pintu mansion keluarganya.
"jemput kamu."Jefford tersenyum cerah dengan kedua pipi bolongnya.
"gak perlu, gue udah ada yang jemput."
senyum Jefford luntur, alisnya mengernyit tak suka.
"siapa?"klakson mobil terdengar di belakang motor Jefford yang terparkir, sang pengemudi membuka kaca mobilnya.
Jefford menoleh kemudian kedua tangannya mengepal erat menatap Edward sahabatnya dengan tatapan bengis.
"gue duluan."Lalice melewati Jefford kemudian menghampiri Edward yang sudah tersenyum kearahnya.
hati Jefford memanas, sahabatnya sudah menikungnya secara terang-terangan.
"loh nak Jeff?mau jemput Rose ya."Claire berkata hangat pada Jefford yang langsung berbalik arah menatap kedua ibu dan anak itu.
berbarengan dengan mobil Edward yang melaju meninggalkan pekarangan rumah, saat itu juga Claire dan Rose sudah berdiri di depan pintu yang di belakangi Jefford.
Jefford menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, tersenyum paksa.
"e-enggak saya jemput Lalice tan."Claire mengernyit tak suka, Rose menggigit bibir bawahnya menahan kesal.
"bercanda ya kamu.""enggak tan, saya emang bener mau jemput Lalice."
Claire berdeham, kemudian mendorong lembut bahu sang putri agar berdekatan dengan Jefford.
"antar Rose aja ya, dia ada jam kuliah bentar lagi."Jefford buru-buru menghindar sebelum Rose menempel ke tubuhnya kemudian ia mengangguk yang dibalas senyuman hangat Claire dan pekikan senang dalam hati Rose.
Jefford sudah menaiki motornya yang kemudian di belakangnya diisi oleh Rose, sengaja Jefford memberi jarak pada jok antara dirinya dan Rose.
"hati-hati ya kalian!"
belum setengah jalan dan itu baru sampai di depan gerbang mansion keluarga Hailey yang sudah tertutup dari dalam, Jefford sudah menghentikan motornya.
"turun!"Rose meremas rok sepahanya itu.
"t-tapi Jeff ini kan belum—""gue bilang turun ya turun! lo ngerti bahasa manusia gak sih?!"Jefford sengaja menggoyangkan kencang motornya agar Rose cepat-cepat turun.
tapi Rose juga belum mau turun dan itu membuat Jefford menggeram kesal.
"turun atau lo yang kendarain motor gue sendiri?!"dengan terpaksa Rose turun dan membuat Jefford tersenyum senang.
"nice, seenggaknya lo masih punya kaki buat jalan sendiri ke kampus."Jefford langsung melajukan cepat motornya dan meninggalkan Rose yang sedang menghentak-hentakan kakinya kesal disana.
setelah turun dari mobil Edward, Lalice berjalan duluan meninggalkan Edward yang masih baru turun dari kemudinya.
"kok ninggalin aku sih Ly!"Edward langsung merangkul Lalice hangat yang dibakas dengusan kasar Lalice.
"lama sih!"bibir Lalice mengerucut lucu membuat Edward gemas melihatnya dan segera mencubit bibir sang sahabat tanpa ampun.
"dih monyong-monyong!"
"apaansih!"Lalice menjauhkan jari Edward dari bibirnya.
Lalice menoleh kearah Edward.
"Ed, coba nunduk deh."Edward menurut, ia pun menahan nafas saat Lalice mendekatkan wajah mereka berdua.
"kok aku baru sadar ya rambut kamu gondrong."Lalice menyisir rambut Edward dengan tangannya ke belakang.
seketika Edward salah tingkah, hatinya kocar-kacir ingin keluar dari tempatnya.
seseorang berdeham mengalihkan atensi mereka berdua.
"kalo mau pacaran jangan ditengah jalan."dia Yoshua, ketua Badan Ekslusif Mahasiswa di kampusnya.
Yoshua menatap mereka berdua dingin kemudian melewatinya walaupun sempat menoleh sekilas kearah Lalice.
Lalice gelagapan.
"tuhkan kamu sih!"Edward menjitak jidat Lalice yang tertutup poninya.
"kok aku sih!"Jefford dengan kencang membuka pintu rooftop kemudian menghampiri sosok pemuda yang sibuk dengan rokoknya, Edward.
bugh
rokok Edward terlempar seiringan debgan tonjokan Jefford yang mengenai sudut bibirnya.
"lo kenapa hah?!"Edward balas meninju wajah Jefford dengan penuh emosi.
"lo yang kenapa anjing?! bisa-bisanya lo nikung gue!"Jefford gantian meninju perut Edward dengan keras sehingga Edward terbatuk mengeluarkan darah.
"nikung?"Edward mengelap sebelah pipinya yang terkena darah.
Jefford sudah mulai meredakan emosinya, tangannya terkepal diantara tubuhnya.
"Lalice, gue udah bilang kalo dia cewek gue anjing!"Edward terkekeh sinis.
"cewek? halu lo? dia aja gak kenal sama lo!"bugh
"bangsat lo!"Jefford langsung menyerang Edward dengan bengis seakan tak ada ampun baginya.
tbc.
Gabriel Peter Hailey
KAMU SEDANG MEMBACA
mantan
Teen Fictionsejak pertama kali ingatan Jefford Kennard kembali, sejak saat itu juga seorang Jeff merasakan penyesalannya. start: 30 januari, 2021 finish: