Lalice menghela nafas kasar, menatap satu persatu pemuda yang membuat moodnya turun drastis.
Jefford dan Edward mendekati Lalice yang berdiri di dekat ranjang Yoshua tentu saja dengan adanya adegan senggol-senggolan bahu mereka.
"kamu kenal dia Lice?"Jefford melirik sekilas Yoshua yang masih terduduk di ranjangnya.
"bukan urusan lo."balasan Lalice membuat wajah Jefford makin keruh dengan beberapa luka yang sudah diobati diwajah tampannya.
Edward tersenyum dalam hati.
"obatin muka aku dong ly."Yoshua melirik sinis Edward kemudian mendecih.
"dia harus ngobatin gue dulu.""lagian muka lo juga udah diobatin tuh."lanjutnya dengan smirk yang tersemat diwajahnya.
Edward mengumpat dalam hati, sial.
tak berbeda dengan Edward, hati Jefford pun sudah mengumpat kesal mendengar perkataan ketua BEM kampusnya yang terdengar cari perhatian dengan kekasihnya.
"g-gue pergi dulu."
"berhenti."baru saja Lalice hendak membalikan badan, pergelangan tangan Lalice sudah ditahan Yoshua.
sontak perlakuan Yoshua memberikan efek kesal pada kedua pemuda lainnya di ruangan itu.
"tangan lo."ucap dingin Edward seraya menyingkirkan kasar tangan Yoshua dari pergelangan tangan sahabatnya itu.
Jefford mengepalkan kedua tangannya dalam diam, nafasnya memburu melihat Lalice-nya menjadi bahan rebutan yang memunculkan perasaan menyesal dan tak rela dalam hatinya.
Lalice memejamkan matanya sambil mengelus dadanya pelan.
"okey, gue obatin lo setelah itu biarin gue pergi."Yoshua mengangguk berbeda dengan Edward dan Jefford yang tentu saja mereka tidak rela Lalice menyentuh pemuda lain.
"enggak. enggak usah, dia bisa ngobatin sendiri."Jefford menatap permusuhan kearah Yoshua setelah itu melirik sinis Edward sahabatnya ah mungkin sudah menjadi mantan sahabatnya.
Lalice menghentak-hentakan kakinya kesal, mau mereka apasih?!
pergerakan Lalice membuat ketiga pemuda itu menatapnya gemas, tentu saja dengan Yoshua yang pintar mengatur ekspresinya menjadi datar.
"gue tuh capek! kesel! ih tau ah!"dumel Lalice kemudian dengan cepat kabur meninggalkan mereka bertiga yang terdiam dengan wajah cengoknya.
Yoshua yang tersadar terlebih dahulu langsung menatap kesal kearah Jefford dan Edward.
"salah lo berdua ya anjing!"Jefford berdecih dengan langkah yang ingin meninggalkan mereka berdua.
"gak usah caper sama cewek orang."kedua alis Edward menukik kemudian terkekeh.
"mantan maksud lo?"langkah Jefford terhenti, menoleh kearah Edward dengan tangan yang mengepal erat.
"enggak usah mancing ya bangsat!"Yoshua merotasikan kedua bola matanya malas kemudian merebahkan tubuhnya lagi di ranjang, melihat perdebatan kedua pemuda yang tak jauh dari ranjangnya tak kunjung selesai membuat dirinya mendecih kesal.
"lo berdua kalo mau ribut diluar aja."Jefford melirik kesal kearah Yoshua kemudian melanjutkan langkahnya keluar ruangan.
setelah berhasil menghindari mereka bertiga, Lalice dengan cepat menghubungi supir dari mansion kakeknya, toh ia tidak ada jam mata kuliah lagi setelah ini.
Lalice memasuki mansion sang kakek dengan lesuh, dilihatnya sang nenek yang mengenakan dress mahalnya menghampiri dirinya, Freya Alinton Hailey.
"semalam kamu kemana aja sayang?grandma khawatir."Lalice menikmati elusan lembut tangan Freya yang berada di rambutnya.
"Lalice pulang ke mansion papah.""grandpa belum pulang ya?"Lalice mengerucutkan bibirnya kearah Freya.
"iya dear, grandpa kamu masih ada urusan di london." balasan Freya dibalas dengusan kesal Lalice, ah ia sudah rindu sekali dengan grandpa nya itu.
Freya mengulas senyum gemas menatap cucu kandungnya.
"yaudah sekarang istirahat dulu ya sayang."Lalice mengangguk patuh kemudian melangkahkan kakinya menuju lift mansion.
dengan keadaan yang masih mengenakan bathrobe nya sambil mengusak-ngusak pelan rambutnya yang basah dengan handuk, ia mengambil ponselnya yang terletak di nakas sebelah kasur queensize nya.
Lalice mengerutkan dahinya saat membaca salah satu pesan dari ponselnya.
+62 xxxxxxx
halo lalice.simpan nomor saya ya.
Aldwin.
me
eh
okey
aldwinn
em kamu jadi main ke rumah saya?
maksud saya, kamu jadi ketemu bunda?
Lalice terkekeh kecil saat membaca balasan cepat dari Aldwin, lucu.
me
boleh.tapi enggak sekarang ya, gue capek banget hari ini.
aldwinn
iya gapapa kok.gimana kalau besok?mumpung libur juga hehe.
itu sih kalo kamu mau.
Lalice memainkan rambutnya sambil memikirkan jawaban yang tepat, beruntung besok ia tidak memiliki jadwal apapun jadi lebih baik ia mengiyakan ajakan Aldwin.
me
boleh deh.mumpung gue kosong.
aldwinn
saya seneng dengernya.yaudah besok saya jemput ya, kamu shareloc rumah kamu aja.
ah ya, selamat beristirahat lalice😘
*☺
maaf saya salah emot.
Lalice terkikik geli membaca balasan Aldwin, tidak ingin berpikiran macam-macam ia langsung mematikan ponselnya.
tbc.
nih double up, up lg gak ya?🤔
KAMU SEDANG MEMBACA
mantan
Teen Fictionsejak pertama kali ingatan Jefford Kennard kembali, sejak saat itu juga seorang Jeff merasakan penyesalannya. start: 30 januari, 2021 finish: