Aldwin menatap takjub Lalice yang berdiri dihadapannya yang mengenakan gaun putih polos selutut dan rambutnya hitam panjangnya yang dikepang satu disampirkan dibahunya.
"hei, kenapa?"Lalice melambaikan tangan kanannya di depan wajah Aldwin.
Aldwin berdeham gugup.
"e-enggak kok, jadi berangkat kan?"Lalice mengangguk kemudian berjalan mendahului Aldwin.
"Lalice, kamu enggak bilang-bilang sama grandma mau kencan sama cowok ya."suara menggoda Freya menghentikan langkah Lalice yang langsung berbalik menatap neneknya yang sudah berada di depan pintu mansion megahnya.
Aldwin menatap gugup wanita tua yang terlihat elegan didepannya sambil mengelus tengkuknya.
"ih enggak kencan, grandma!!"kesal Lalice sambil mengerucutkan bibirnya gemas.
Freya hanya terkekeh menanggapi cucunya itu kemudian menatap ramah kearah Aldwin.
"kamu pacar Lalice ya?"Lalice melotot, pipi Aldwin merona.
"s-saya Aldwin, omah. temannya Lalice."Aldwin menyalimi tangan Freya yang dibalas elusan dikepalanya.
"grandma aja jangan omah, pinter juga Lalice milihnya."Freya terkikik menatap wajah kesal Lalice.
"yaudah kita pergi dulu ya, grandma."Lalice menyalimi tangan Freya yang diikuti Aldwin dengan senyum gugupnya.
sesampainya mereka di kediaman Aldwin, Lalice langsung dibuat terpesona dengan mansion yang bernuansa keraton itu.
"mas Aldwin!"teriak lelaki kecil saat mereka berdua memasuki mansion, Aldwin langsung menggendongnya dengan gemas.
seorang wanita yang mengenakan rok kaim batik yang dililitkan serta kebaya di belakang lelaki kecil tadi tersenyum ramah menyambut kedatangan mereka.
Aldwin menyalimi wanita itu dengan satu tangannya yang terbebas yang diikuti Lalice dengan ragu.
"bunda ini temen mas yang mas ceritain pas itu."wanita yang disebut bunda itu, Anjani menatap ramah Lalice kemudian mengelus lembut kepala Lalice.
"sugeng rawuh ya, kamu cantik sekali seperti yang diceritakan mas Aldwin."Aldwin yang sedang menggendong adiknya itu langsung merona menahan malu ketika sang bunda membeberkan rahasianya.
Lalice tersenyum manis walaupun sedikit mengernyit karena kalimat terakhir yang diucap Anjani.
"terimakasih tante, tante juga enggak kalah cantik kok."Anjani tersenyum kemudian mengelus pelan punggung Lalice.
"ya sudah, ayo ikut makan siang dulu."Jefford tersenyum dengan tangan memegang sebuket bunga lily didepan pintu mansion.
"ah Jefford? cari Rose ya?"Claire muncul dengan pintu mansion yang sudah dibuka oleh maidnya.
Jefford mengumpat dalam hati kemudian tersenyum paksa.
"saya nyari Lalice tan, ada?"raut wajah Claire yang tersenyum seketika menjadi suram.
"Lalice enggak ada."bahu Jefford meluruh dengan pandangan sendunya.
"begitu ya? yaudah saya pulang dulu ya tan."belum sepenuhnya Jefford berbalik, tangan Claire sudah menahan tubuh Jefford.
"kenapa enggak sama Rose aja?Rose ada kok di dalam."kali ini Jefford tidak memaksakan untuk tersenyum kepada wanita dihadapannya, raut wajahnya berubah datar.
"niat saya kesini buat ketemu Lalice bukan Rose."Claire membeku kedua tangannya mengepal sambil menatap punggung Jefford yang sudah berlalu dari hadapannya.
Lalice meminum air putihnya setelah menyelesaikan makan siangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
mantan
Teen Fictionsejak pertama kali ingatan Jefford Kennard kembali, sejak saat itu juga seorang Jeff merasakan penyesalannya. start: 30 januari, 2021 finish: