Putus

4.4K 630 134
                                    

Sunghoon memakirkan motornya di depan halaman rumah. Ketika ia akan masuk ke dalam rumah, tiba-tiba seseorang mencegatnya. Itu Kyungmin. Ia datang bersama dengan Park Jisung. Kalau Sunghoon tidak salah, Jisung ini teman Jay sekaligus pemilik salah satu restoran di California yang sempat ia datangi.

"Kak, gue Kyungmin. Gue mau kasih tau sesuatu tentang lo yang ke kunci dalam gudang tempo lalu. Lo ada waktu nggak?" tanya Kyungmin.

"Ada. Lo bisa ngomong sekarang. Langsung ke inti aja gue lagi pusing." jawab Sunghoon.

"Kak, sebenernya gue mau ngaku kalau gue yang ngunci lo di dalam gudang waktu itu. "

"Jadi, lo pelakunya? Bangsat. Lo tau nggak seberapa takutnya gue dalam gudang gelap sialan itu, hm. Di sana nggak ada ventilasi udara lo pikir gue bisa napas? Lo kenapa sih? Gue nggak kenal sama lo tapi lo ngunci gue gitu aja. Lo nggak mikir gimana rasanya terkunci di gudang itu selama tiga jam tanpa udara dan gelap nggak ada cahaya sama sekali."

Kyungmin menunduk tidak berani menatap Sunghoon yang marah padanya.

"Maaf, kak. Aku ngelakuin ini karena di suruh sama pacar kakak. Kak Heeseung."

"A-apa? Kak Heeseung? Lo jangan nuduh pacar gue ya. Jelas-jelas dia tau gue takut gelap. Nggak mungkin kak Heeseung setega itu. Kalaupun iya, kenapa juga dia nyuruh lo buat ngunci gue di gudang itu? Jawab!"

"Karena... karena kak Heeseung mau gagalin kencan kalian. Kalau kakak nggak percaya terserah. Gue ngomong apa adanya. Gue nggak bohong sama sekali."

"Sial, cuma karena itu? Rasanya gue nggak percaya kalau kak Heeseung setega itu."

Kyungmin menggenggam kedua tangan Sunghoon. Ia menghembuskan napas sejenak. Kemudian Kyungmin menatap Sunghoon dengan tatapan memohon.

"Kak, maafin gue? Gue tau gue salah. Kalau kak Jisung nggak negur gue. Gue nggak bakal jujur ke lo. Maafin gue. Kalau lo mau pukul gue, pukul aja."

Sunghoon tersenyum tipis. Melihat penyesalan Kyungmin membuatnya tak tega. Ia lantas memeluk erat tubuh Kyungmin.

"Udah, lo nggak perlu minta maaf. Lo manusia, pasti ada saatnya lo ngelakuin kesalahan. Itu biasa, gue maklumin. Lagian lo kayak gitu juga disuruh, kan. Harusnya gue yang berterima kasih. Lo udah berani jujur. Gue bener-bener berterima kasih sama lo. Gue jadi tau kelakuan Heeseung brengsek itu."

"Makasih, kak. Perlu lo tau, kak Heeseung ngelakuin ini semua bukan tanpa alasan. Gue nggak bisa kasih tau lo apa alasannya. Yang jelas, kak Heeseung bener-bener sayang sama lo kak."

Sunghoon tersenyum kecut. Heeseung menyayanginya? Sepertinya tidak lagi. Karena Heeseung akan bersama dengan Jiheon.






___________________









Heeseung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Sebentar lagi , hanya menunggu beberapa hari lagi Heeseung akan menjelaskan semuanya pada Sunghoon. Tidak akan ada yang ia tutup-tutupi lagi. Heeseung berharap Sunghoon akan bahagia nantinya.

"Anjing, kenapa juga harus break sih? Gue kan mau manja-manja sama Hoonie. Kalau gini sepi banget. Cuma ada Ethan yang setiap saat disamping gue. Emang ya itu mobil butut setia banget sama gue. Tau diri juga dia. AAAAAA...... Gue kangen Sunghoon, goblok!"

"LEE HEESEUNG! KELUAR LO BRENGSEK!"

Heeseung terkejut mendengar teriakan dari luar kamarnya. Heeseung hafal sekali dengan suara itu. Itu suara milik Sunghoon. Dengan segera ia membuka pintu kamarnya.

Baru saja Heeseung ingin bertanya, Sunghoon mendorongnya dengan kuat hingga tubuhnya terjatuh.

Heeseung bangkit. Ia menatap marah Sunghoon.

"Apa maksud kamu dorong-dorong kayak gitu? Jahat ya kamu sama pacar sendiri." ucap Heeseung.

Sunghoon tersenyum sinis. Ia mendekat ke arah Heeseung. Jari telunjuknya menunjuk tepat pada dada Heeseung.

"Lo lebih jahat!" balas Sunghoon.

"Maksud kamu?" Heeseung bingung dengan tingkah aneh pacarnya.

"Lo tanya maksud gue apa? Oke, gue kasih tau. Maksud gue itu apa yang lo lakuin lebih jahat dari apa yang gue lakuin ke lo barusan. Lo bener-bener jahat karena lo udah nyuruh orang buat ngunci pacar lo sendiri di dalam gudang. Cuma buat batalin kencan. Lo jahat karena lo ngingkarin janji yang lo buat sendiri. Dan lo jahat karena udah bohongin pacar lo sendiri. Sekarang lo paham?"

Heeseung mematung. Dari mana Sunghoon mengetahui semua ini. Padahal ia sudah menghapus semua bukti yang ada, tetapi kenapa Sunghoon bisa mengetahuinya?

"Lo pasti heran kan kenapa gue bisa tau? Gue tau itu dari........ Kyungmin. Orang yang lo suruh. Pinterkan dia udah jujur sama gue. Gue jadi tau kalau lo ternyata busuk!" Sunghoon berbicara dengan nada ceria.

"Hoonie, kakak nggak-"

"Jangan panggil gue Hoonie, brengsek. Gue bener-bener kecewa sama lo. Mana janji lo dulu? Lo bilang janji bakal inilah-itulah, tapi sekarang? Kayaknya nggak ada satupun janji yang lo tepatin."

Heeseung memegang kedua bahu Sunghoon, "Sunghoon, kakak nggak bermaksud buat nyakitin kamu. Ada sesuatu yang nggak bisa kakak beritau."

"Tentang apa? Tentang Jiheon? Udah tau. Gue udah tau kalau kalian mau tunangan. Gue liat kalian milih cincin bareng dan kalian keliatan cocok. Pasangan yang sempurna. Lo pasti seneng ya punya tunangan cantik, kaya, ramah sama baik kayak Jiheon."

"Sunghoon, kamu ngomong apa sih?"

Sunghoon menepis kedua tangan Heeseung yang berada di bahunya. Ia mengusap air mata yang mengalir di pipinya dengan kasar.

"Kak, lo orang yang paling gue sayang setelah kedua orang tua gue. Walaupun nantinya lo ninggalin gue, tapi perasaan gue masih sama. Gue juga nggak tau kenapa gue masih cinta sama lo meskipun gue tau lo itu orang yang brengsek. Gue mau berhenti tapi nggak bisa. Gue udah kecanduan. Jadi, biar kencanduan gue ini nggak bertambah besar, kita putus ya?"

Heeseung menggelengkan kepalanya, "Sunghoon, kakak nggak-"

"Kakak baik-baik ya sama Jiheon. Aku selalu dukung kakak kok. Kakak tenang aja. Kakak nggak perlu merasa bersalah, namanya juga perasaan. Wajar aja kalau berubah. Aku minta kakak bahagia terus ya sama Jiheon-" potong Sunghoon. Emosinya sudah sedikit stabil. Jadi ia memanggil dirinya dengan sebutan 'aku'.

"Sunghoon-"

"Jaga Jiheon baik-baik. Terima kasih buat setahun enam bulan ini. Terima kasih karena kakak sabar banget ngadepin aku yang manja. Terima kasih udah nepatin janji kakak ke ibu buat jaga aku dengan baik. Kakak selalu ada disaat-saat aku terpuruk. Kakak selalu bantu aku disaat aku kesulitan. Kakak yang selalu hibur aku disaat aku sedih. Kak, aku bener-bener berterima kasih sama kakak. Atas semua yang kakak lakukan selama satu setengah tahun ini. Terima kasih. Kakak sehat-sehat ya! Hoonie, mau pergi dulu....."

Sunghoon memeluk Heeseung sekilas. Ia juga tak lupa mengecup pipi Heeseung. Ini sebuah pelukan dan kecupan yang terakhir kalinya sebelum mereka berpisah. Mungkin?

Ketika Sunghoon berada di ambang pintu, ia berbalik. Sunghoon tersenyum manis sekali kepada Heeseung. Ini adalah senyum terbaiknya. Ia berikan Heeseung senyum terbaiknya sebelum ia pergi.

"Selamat tinggal, kak!"

Setelahnya pintu tertutup. Sunghoon menghilang dari pandangan Heeseung.





































































Bukannya baikan malah putus:(

Beberapa part lagi end. Semoga aja mereka bisa balikan sebelum end :D

Part ini panjang banget:) aku harap kalian nggak bosen ya.
Aku juga minta maaf kalau kalian nggak dapet feel-nya🙏

Terima kasih~

See u~




Date | Heehoon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang