Kartun

3.8K 655 130
                                    

Esoknya, Sunghoon masih libur kerja. Ini bukan karena permintaan Heeseung, melainkan menurut kemauannya sendiri.

Setelah sarapan, mereka berdua duduk di sofa ruang tengah. Sebenarnya hanya Sunghoon saja yang duduk di sofa. Sedangkan Heeseung duduk di bawah, ia menemani pacarnya menonton kartun sambil mengerjakan tugasnya.

"Anjir itu Bernard ngapain suka sama pinguin. Bukan pasangannya monyet. Nanti kalo kawin anaknya jadi siluman beruang-pinguin kan nggak lucu. Yang ada malah bikin anak-anak sawan lagi."

"Namanya juga kartun, Hoonie. Wajarlah, yang kayak gitu juga banyak." sahut Heeseung.

Sunghoon lama-lama merasa bosan. Ia meraih remote tv, kemudian beralih menonton kartun dari saluran lain.

Dalam layar tv terlihat beberapa kelinci berada di sebuah supermarket. Mereka sedang mencoba untuk menghidupkan sebuah televisi.

"Sumpah ini Rabbids giginya kok nggak kayak gigi kelinci. Udah ngomongnya nggak jelas goblok lagi. Tinggal di pencet itu tv udah nyala. Ternyata masih mendingan Patrick yang bisa nonton tv walaupun tv burem."

Sunghoon bangkit dari duduknya.

"Kak, tolong ganti ke saluran lain. Yang kartun tapi, aku mau ngambil camilan dulu."

Heeseung menatap datar pacarnya itu. Seenaknya saja membuang bungkus camilan membuat beberapa remahannya tercecer di karpet.

"Kak, kenapa kadal ini suka banget cari keributan? Mana yang direbutin cuma air lagi. Dia migrasi aja harusnya. Itu, liat gelut kan jadinya. Itu juga kenapa ada keranjang supermarket disana. Padahal padang pasir semua loh. Sebel banget liat mereka. Belum aja sigung dateng terus kentut depan mereka. " kata Sunghoon.

"Kak, kita udah lama nggak liburan ya. Habis lihat kartun aku jadi pingin liburan deh. Mau ke Disneyland." sambung Sunghoon.

"Ke California maksud kamu? Emang kamu punya uang? Kamu kan libur beberapa hari." tanya Heeseung.

"Nah, itulah gunanya punya sahabat kaya."

Sunghoon mengambil ponselnya. Setelahnya ia melakukan panggilan dengan Jay.

"Apa lo!"

"Liburan kuy, ke Disneyland."

"Sama siapa aja?"

"Gue, Kak Hee, Sunoo sama bucinnya."

"Cuma itu? Jungwon, Jungwon nggak lo ajak?"

"Ciee... lo kecantol sama Jungwon ya. Tenang aja Jungwon juga ikut kok. Oh ya, Jay kita tiga hari ya disana. Semua keperluan sama pembayaran lo yang urus sama Jeki. Pokoknya kak Hee, gue, Sunoo sama Jungwon nggak boleh keluar duit. Buktikan pada Jungwon jika anda bukan kuli sejati. Oke bye!"

"HEH ANJ-"

Sunghoon terkikik senang. Mulutnya bersenandung ria. Akhirnya bisa liburan tanpa keluar uang. Memang multifungsi sekali dua sahabatnya itu.

"Kamu bisa banget ya bilang gitu ke mereka. Padahal kakak punya uang loh."

Sunghoon menggeleng. Kedua tangannya ia silangkan didepan dada

"Nggak bisa. Uang kakak biar aja buat kebutuhan rumah tangga kita nanti. Ote?" Alis Sunghoon dinaik turunkan. Kemudian tersenyum lebar membuat matanya menyipit.

Heeseung mematikan laptopnya. Kemudian duduk disamping Sunghoon. Kedua tangannya ia gunakan untuk menangkup pipi pacarnya sampai bibirnya mengerucut.

"Ote, kakak bakal simpan uang kakak buat keperluan rumah tangga kita nanti. Ya ampun Hoonie! Kamu gemes banget."

Heeseung kemudian mengecup seluruh wajah Sunghoon. Mulai dari dahi, hidung, kedua pipi, dagu dan berhenti di depan bibir Sunghoon.

Anjir, anjir! Bangsad, kenapa kak Heeseung malah berhenti sih! Terobos aja ayo! - batin Sunghoon.

Tatapan Heeseung mengarah pada bibir Sunghoon. Ibu jari Heeseung mengusap bibir pacar manisnya itu dengan lembut. Kemudian menempelkannya pada bibir Heeseung sendiri.

Setelahnya Heeseung berbisik di telingan Sunghoon dengan suara beratnya.

"Yang langsung nanti ya. Tunggu kita sah dulu."

Heeseung mengecup pucuk hidung Sunghoon sekali lagi.

Yah, Sunghoon kecewa.
































Masih belom ya.
Heeseung disini masih soft. Tapi nggak tau nanti:)

Terima kasih~

See u~

Date | Heehoon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang