5. KECEROBOHAN

197 109 96
                                    

Ini dia keluarga Pramano, keluarga yang cukup berada, dan keluarga yang lumayan harmonis. Di meja makan tersaji berbagai makanan yang nikmat juga ada beberapa makanan dari luar negeri.

"Mah, potong kue nya" pinta Ethan dengan manja, tertarik dengan kue berkarakter pikachu. Hampir seluruh barang milik Ethan berbentuk pikachu, sangat lucu menurutnya.

Clara sang mama mengangguk dan memotong kue lalu memindahkannya ke piring Ethan.

"Wisshh mantap"

"Makan nasi dulu, Than. Kue itu buat pencuci mulut." pringat Pramano kepada anak sulung nya.

Ethan memasukan suapan kue kedalam mulutnya. "Ya cuci mulut itumah pake air minum Pa, bukan pake kue!" Sahut Ethan sambil memakan sesuatu kue.

Clara menggeleng, selalu saja kedua laki-laki itu beradu mulut. Seperti bukan anak dan papa pada umumnya.

"Lanjut makannya, jangan debat terus, kayak pemilu aja" tukas Clara, sambil menyiuk nasi kepiringnya.

"Mama sama Papa gak ada rencana buat bikin adonan lagi?" kata Ethan sembari terkekeh.

"Adonan apa Ethan? Kue pikachu? Itu makan dulu satu" sahut Clara kebingungan.

Ethan menahan tawanya. "Maksud Ethan, kalian berdua buat adek lagi untuk Ethan. Gimana?" perjelas Ethan meledakkan tawanya kali ini.

"ETHAN" pekik kedua orang tuanya. Pramano mengambil sendok lalu meratakan krim kue gambar pikachu  itu sampai semua warna tercampur berantakan. Ethan membulatkan matanya kesal dengan sang papa!

"Papa kue nya jadi rata begitu warnanya. Mah! Marahin Papa" ucap Ethan geram dengan papanya yang kelewat jahil. Clara tertawa dengan aduan anaknya, Ethan. "Suruh siapa masih kecil udah tau begituan" elak Clara masih dengan gelar tawanya.

Ethan mendesis, lalu apa fungsi koleksi vidio jepang yang selama ini tersimpan rapih di galeri handphone nya.

"Kamu norak, Ra. Anak modelan Ethan gak tau cara buat dedek mungil? Iris telinga papa, ni!" Pramano meremehkan Ethan, dengan nada kalem.

"Mah, ini pisau untuk iris telinga Papa. Ethan bakal tutup mata kok kalo waktu mama iris telinga Papa" lontar Ethan penuh dengan kepolosan dan menyodorkan pisau bekas potong buah pada Clara.

"Lapak showroom mobil kamu papa tutup 5 tahun"

****

Sella mencoba menelepon nomor pak Hendri, sudah sepuluh kali ia coba tapi tidak aktif. Sampai ke sebelas kalinya barulah orang itu mengangkat. "Halo pak, benar ini dengan pak Hendri?" tanya Sella ketika telponnya tersambung

"Iya benar ini saya. Siapa Anda?"

Sella menjelaskan apa maksud ia menelpon dan ingin bekerja dengan pak Hendri.

"Baik pak, nanti aku kesana kok. Terimakasih" setelah itu Sella mematikan teleponnya.

****

Arsyi keluar dari persustakaan dan tanpa sengaja bertemu Ethan. "Sella mana?" tanya Ethan to the point.

Arsyi menatap heran. Benar juga ia belum melihat Sella, tumben sekali Sella belum datang. "Ah, mungkin di kelas. Lo cari aja, kak!" jawab Arsyi mengira.

"Udah. Tapi gak ada" Ethan berdecak kesal. Sella tidak mau berusaha menyelesaikan wishlist pertamanya.

"Gue juga gak tau kak, karna gue abis dari perpus. Atau mungkin nenek dia sakit lagi kayaknya, mangkanya gak masuk." perjelas Arsyi.

SELLATHAN (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang