6. RESIKO

171 101 56
                                    

Niko menarik tangan Sella, mengjaknya ke arah lain di buntuti teman-temannya kecuali Ethan yang lebih dulu pergi begitu saja.

"Lo bego? Ngotak dong lo jalan sama pemilik sekolah yang jelas papanya pacar lo sendiri!" marah Niko. Heran apa sebenarnya yang cewek itu lakukan.

Sella menangis, ia ketakutan saat Niko mencengkeram tangan nya dengan erat itu membuatnya kesakitan. "Gak kak Niko, ak-aku gak tau lalo pria itu pemilik sekolah kita" ungkap Sella sambil menangis

Syam berdecak. "Masa iya lo ga tau? Gimana cara Pak Pramano buat nerima lo sekolah disana, kalo gak ngelihat muka lo itu?"

Sella menggeleng lagi, "Pertama kali aku masuk, aku cuma lihat pak Pramano pakai masker, kak. Sejak itu gak pernah lihat lagi. Dan yang ngurus semuanya itu Kepala Sekolah, Pak Andrian " Sella berusaha menjawab dengan jujur agar dirinya tidak di kira cewek sembarangan.

Semua terbungkam, memang benar pernyataan Sella bahwa Pak Pramano sering memakai masker ke Sekolah juga jarang datang kesana. Pria itu sibuk di bisnis jual beli perhiasan.

"Tapi lo tetap cewek murah Sella. Ck, di depan doang lo polos, di luar ganas ternyata. Sampah!" lontaran itu sangat tajam dan menusuk. Sella bisa menerima perkataan itu dari Ethan atau bahkan siapapun. Tapi ini? Ini perkataan dari Elang, cowok yang sempat membuatnya jatuh cinta.

"Kejar Ethan! Ngapain ngurusin cewek kayak Sella. Yang kotor pasti bakal terus begitu karena dia kecanduan." Niko melepas cengkeramannya. Dan pergi untuk menyusul Ethan diikuti yang lain

"Aku gak tau dan aku gak bermaksud jadi cewek yang murahan" rintih Sella terduduk sambil menangisi kecerobohannya.

****

Ethan menendang ban mobilnya dan mengusap kasar wajahnya. Hatinya rapuh, bukan karena Sella pacarnya. Tetapi betapa kecewanya kalau mama Clara tau kelakuan suaminya di luar sana?

"Ethan!" panggil teman-temannya dan menyusul dirinya.

"Than, tahan emosi lo" ujar Siko.

"Diam, Ko, lo gak tau gimana rasanya jadi gue!" bentak Ethan, cowok itu tidak bisa mengendalikan emosinya.

"Gue memang gak pernah ngerasain, Than. Tapi kita semua pingin jadi tempat lo marah. Kita ini sumber kekuatan buat lo! " Siko menyahuti dan sangat mengerti perasaan Ethan.

Ethan sadar, menatap semua teman-temannya nya dan langsung memeluk mereka.

"Terimakasih."

****

Sella berjalan kaki di kelilingi lampu lalu lalang, tangisannya tidak berhenti. Menangisi rasa sakit hati dan kemaluannya. Setelah ini apa yang harus dia lakukan? Bagaimana mendapatkan uang untuk biaya perawatan? Pikirannya kemana- mana dan hampir saja dirinya jadi manusia paling menjijikkan.

Sella telah sampai di rumah sakit. Lalu masuk kedalam ruang rawat Nek Ira. Nenek itu sedang berbaring dalam kondisi yang masih lemah. Lagi-lagi rasa bersalahnya muncul.

"Nenek, sehat terus ya. Jangan sakit lagi. Sella mohon, nenek harus kuat" pinta Sella seraya mengusap lembut rambut Nek ira yang sudah memutih.

"Permisi adek, mohon segera menyelesaikan biaya pengobatannya. Karena Nek Ira harus menjalankan perawatan yang serius." Suster datang sambil memberikan catatan biaya administrasi kepada Sella.

Sella menerimanya. "Iya sus, saya usahain untuk ada uang secepatnya" jawab Sella sambil mengulas senyum datar. Suster itu langung berpamitan dan meninggalkan Sella.

"Dari mana uangnya" gumam Sella bernada resah.

****

Sella memberanikan diri untuk berbicara yang sebenarnya kepada Ethan, bagaimana pun ia harus meluruskan semuanya.

Kali ini Ethan yang membukakan pintu, terlihat ruangan itu sepi. Ethan menatap tak suka pada gadis di depannya.

"Boleh aku bicara sama kak Ethan?" pinta Sella sedikit takut.

Ethan langsung meninggalkan Sella, tapi pintu itu tetap ia buka. Sella tau maksudnya dan langsung memasuki tempat basecamp Ethan.

"Kak Ethan, aku sebenernya-"

Emosi Ethan memuncak, pikirannya kembali pada kejadian semalam. "GUE UDAH TAU BUSUK LO, SELLA. JANGAN MUNCUL DI HIDUP GUA LAGI. LO CUMA SEBATAS CEWEK MURAHAN. GAK ADA HARGA DIRINYA!" Ethan kembali murka tak segan mendorong cewek itu hingga terjatuh lumayan jauh.

Sella meringis kesakitan, siku nya lecet tetapi ia mencoba bangkit agar bisa bicara dengan cowok satu itu.

"Sella gak tau kalo kerjaan itu ternyata buruk, kak. Sella cuma butuh uang" ucap Sella memperjelas.

"Buat apa?"

"Buat nenek aku kak!" kini Sella berani membentak Ethan.

"Nenek aku lagi sakit, aku gak punya uang! Aku bingung caranya dapat uang gimana, dan akhirnya aku di terima sama pak Hendri dan di suruh kerja di Hotel. Aku gak tau kerjaan aku apa kak, tujuan aku cuma buat bayar administrasi rumah sakit, tolong kakak percaya. " lanjut Sella meledakan semua kesedihan dan kemarahannya dengan menangis di depan Ethan. Ia harap cowok itu mengerti.

"Kenapa lo ga tolak aja sih papa gue? Lo tau 'kan papa gua pemilik sekolah ini!" kata Ethan lalu mencengkeram tangan Sella kuat-kuat.

"Lo tau gak sih hah! Mama gua nangis ketika tau ulah papa gua! Gua gak suka lihat mama gua nangis dan itu karna lo, Sell." amuk Ethan, kejadian yang terjadi pada mamanya membuat ia merasa bersalah.

"Maafin aku kak, tapi aku gak bermaksud begitu. Lepasin kak, sakit.. arhh" Sella berusaha melepaskan cengkeraman Ethan namun tidak berhasil. Kekuatan Ethan jauh lebih besar.

"Kak plis lepasin, sakitt" Sella mohon kedua kalinya tetapi tidak membuat Ethan membelas kasihan.

"ETHANN!! LEPAS!!" teriakan itu, dia berlari berusaha membantu Sella. Dan akhirnya berhasil.

"Baca Ajg, dilarang masuk selain Ethannesboy. Sampah aja gak berani, terus lo ngapain?" sinis Ethan pada lelaki yang bernama Jojo, sang Ketua Osis di sekolahnya.

"Bisa hargain cewek gak? Lo ga liat tangan dia sampai memar merah kayak gini!" marah Jojo kepada Ethan. Memang cowok yang keterlaluan.

"Sell, ayo pergi jangan lagi lo deketin dia." ajak Jojo dengan lembut sembari menaruh tangan Sella untuk merangkul nya dan membantunya berdiri.

"Gak bisa, kak. Aku harus selesaiin wishlist punya kak Ethan" balas Sella ingat dengan wtatus hubungannya.

"Buang wishlist gak berguna itu. Cuma penyiksaan yang lo dapat nantinya" Jojo sedikit menyindir lalu membantu Sella berjalan pelan-pelan  agar keluar dari rooftop. Tak sengaja mereka berpapasan dengan Niko, Elang, Siko dan Syam. Namun tidak berpengaruh apapun mereka langsung menemui Ethan.

"Aya naon?" tanya Syam dengan logot sunda.

"Syam!" Elang memberi kode agar Syam diam itu.

"Lo apain lagi dia?"

SELLATHAN (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang