Part 14

1.3K 62 2
                                    

Annisa aku mohon tunggulah aku sebentar lagi. Aku akan datang Nisa. Aku akan datang.... batin Doni

Semenjak Syekh berkata bahwa beliau akan mentaarufkannya dengan Annisa, Doni merasa sangat bahagia sekaligus tidak sabar.

"Ya Allah kapankah hari itu tiba. Hamba merasa tidak sabar ingin segera meminangnya." Gumam Doni

"Hmmm Indonesia belum banyak berubah dalam 4 tahun ini termasuk Jakarta tapi pemandangan Jakarta terlihat indah di malam hari, selfie dulu ahh"

"Hmmm Indonesia belum banyak berubah dalam 4 tahun ini termasuk Jakarta tapi pemandangan Jakarta terlihat indah di malam hari, selfie dulu ahh"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Perfect. Ehh ini banyak banget miscall dari Deni. Coba gue telfon balik."

Memanggil
Deni

Setelah menunggu cukup lama..

Halo Assalamualaikum

Waalaikumsalam

Ada apa Den? Kenapa nelfon gue berulang kali?

Lu tu ya bilang iya iya nanti yang pertama gue temuin juga lu kok santai santai, nyatanya? Gue tau kalo lu udah di Indo tu malah dari orang lain.

Wooo sabar dulu..
Gue ke Indo juga tugas darisana. Besok kita ketemu di cafe biasa gue ceritain. Btw lu tau dari siapa kalo gue ada di Indo?

Dari Reni, dia ma Nisa dateng ke kajian terus liat lu.

Beneran?

Ya kali gue bohong
Ya udah besok gue tunggu jam 1 siang di Cafe

Ok. Udah dulu ya, Assalamualaikum

Waalaikumsalam


"Annisa datang ke kajian waktu itu? Benarkah? Apa ini cuma akal akalan Deni aja. Tau ahh besok gue juga bakal ketemu Deni.

Selamat malam Doni. Ngucapin untuk diri sendiri... lagi.."

Setelah lama Doni tidur, alarm pukul setengah 3 pun berbunyi

Krrringg... krringgg... krringg

"Eenngghhh udah waktunya"

Doni mengusap mata dan segera beranjak dari kamar tidur menuju ke kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Walaupun Doni sudah berada di Indonesia, dia tetap tidak meninggalkan sholat tahajud. Karena Doni merasa ini adalah waktu yang tepat untuk Curhat dengan sang Illahi.

Setelah wudhu Doni bergegas untuk Sholat kemudian berdoa

"Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim hamba mohon lancarkanlah niat hamba untuk segera meminang annisa dan menjadikannya sebagai teman hidup hamba Ya Rabb."

Sembari menunggu adzan subuh Doni memanfaatkan waktunya untuk membaca Al Quran.

Ya itulah Doni yang baru. Dia menjadi lebih sering menghabiskan waktu untuk ibadah, melakukan kebaikan, dll.

Setelah Sholat subuh dia pamit kepada Syekh untuk pulang ngecek rumah yang dia bangun. Syekh Ali pun mengijinkannya untuk pulang.

"Kira kira seperti apa jadinya manshion yang gue bangun."

selama berada di Kairo, Doni bukan hanya menimba ilmu melainkan dia juga bekerja untuk membangun rumah impiannya di Indonesia.

Setelah 1 jam mengendarai akhirnya dia telah sampai di tempat tujuan. Ketika sampai Doni langsung disambut oleh yang bertanggung jawab atas pembangunan itu.

"Selamat datang Pak Doni. Senang bisa melihat anda disini."
"Saya juga. Terima kasih pak."

"Mari pak kita berkeliling melihat manshion bapak"
"Mari pak."

"Kami membangun sesuai keinginan bapak. Ada 1 kamar utama, 2 kamar untuk anak, dan 2 kamar tamu serta beberapa kamar untuk para pelayan, ada taman, kolam renang, dll."
"Wow luar biasa. Tidak salah saya menunjuk anda."

"Terima kasih telah mempercayakan pembangunan kepada tim saya pak. Ok mari pak kita lanjut."
"Mari pak."

"Apa ada kendala selama pembangunan pak? Mungkin biayanya, apa masih ada kekurangan?"
"Syukur Alhamdulillah Pak Doni semuanya cukup, semuanya terkendali pak."

Setelah lama berkeliling akhirnya mereka memutuskan untuk menyudahinya.

"Luar biasa, ini sesuai dengan harapan saya."
Dan semoga kamu juga menyukainya Nisa. Batin Doni
"Syukurlah kalau anda puas dengan hasil kerja kami."

"Rumah indah hanya untukmu Nisa. Ok sekarang mari pulang. Mama Papa Doni pulang."

Doni melanjutkan perjalanan menuju rumah orang tuanya. Perjalanan dari manshion ke rumah orang tua Doni hanya membutuhkan 30 menit.

Sesampainya dirumah...
Tinn... tinn...

Mendengar klakson berbunyi satpam pun bergegas membuka pintu gerbang.

"Terima kasih pak" Ucap Doni
"Ehhh tuan muda sudah pulang. Selamat datang kembali tuan"

"Hehe iya pak terima kasih. Mari pak."
"Iya mari tuan."

Wah tuan muda tambah ganteng aja. Moga nular hehe. Batin sang satpam

Tok.. tok.. tok
"Assalamualaikum"

Tak lama kemudian pintu pun terbuka
"Waalaikumsalam, maaf anda siapa ya pak"
"Hmm saya Santri Kairo mau bertemu dengan Tuan dan Nyonya Wijaya. Apakah bisa?"

"Oo baiklah, silakan masuk."

Hmmm pasti pelayan baru lagi, mama mama. Batin Doni

"Maaf Tuan, ada yang mau bertemu dengan Tuan dan Nyonya."
"Siapa?" Tanya Wijaya

"Santri dari Kairo tuan"
"Benarkah? Dimana dia?"

"Di ruang tamu tuan"
"Ok. Tolong panggilkan istriku di kamar bilang ditunggu di ruang tamu."
"Baik tuan."

Wijaya segera menemui putra nakalnya itu dengan setengah berlari karena sudah tidak sabar untuk bertemu.

"Luar biasa, selamat datang pangeranku putraku singaku." Sambil merentangkan tangan

Mendengar suara itu Doni terkejut dan langsung menoleh tersenyum bahagia.

"Assalamualaikum papah." Menyambut pelukan sang papah
"Waalaikumsalam nak. Lama sekali kamu pergi nak. Papah mamah sangat merindukanmu."

"Hehe iya pa, tapi sekarang Doni udah pulang udah bisa ngumpul lagi sama mamah papah."
"Iya nak. Ok mari duduk nak."

"Iya pa. Hmmm pah? Mamah dimana?"
"Ada dikamar. Sebentar lagi juga keluar"

"Pah.. ada pelayan baru lagi ya?"
"Hahaha iya nak, keinginan mamahmu itu."

"Pantes tadi nggak kenal Doni. Tapi Bibi Onah masih disini kan?"
"Masih nak."

Tak lama kemudian terdengar suara
"Tamunya siapa pah?" Tanya sang mamah
"Coba liat siapa yang datang."

"Ya Allah Doni... Anakku, sini nak sini."
"Mamah😖.." sambil memeluk sang mamah

"Kenapa nggak ngasih kabar kalo mau pulang? Hmm dasar anak nakal."
"Biar mamah papah kaget, haha😂."

Lanjut ??

Indahnya Ta'aruf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang