Senyuman Reni tak menghilang semenjak Deni mengucapkan 'Mas Kawin' dia selalu bahagia sampai membuat Annisa pusing.
"Huwaa nis coba deh lu bayangin kalo gue beneran dikasi mas kawin tadi, aaaaaaaaa pengen dehh"
"Reni udah deh jangan ngehalu mulu, ehh Ren besok jadi kan ke Kajian?""Jadi dong, itu kan udah rencana lama"
"Ok besok aku tunggu di rumah ya"
Keesokan paginya mereka datang ke kajian bersama. Mereka antusias karena yang akan memberi tausiyah adalah Syekh dari Kairo. Sesaat acara dimulai mereka masih sibuk berbicara namun saat pembawa acara membacakan susunan acara yang ketiga :
.
.
.
"Acara yang ketiga yaitu Mauidzoh Hasanah yang akan langsung dipandu oleh Al Mukharrom Syekh Ali dan akan diterjemahkan oleh Ustadz Doni ...."
.
.
."Eh nis lu tadi dengerkan? Apa dia orang yang sama yang kita kenal?"
"Iya Ren aku denger tapi apa iya?"Selama kajian berlangsung mereka tidak bisa fokus dengan isi kajian yang dibawakan. Mereka terus menebak nebak tentang nama Doni yang disebutkan oleh pembawa acara.
Setelah kajian selesai Anisa dan Reni buru buru keluar dan mereka melihat seorang laki laki tinggi, memakai surban (imamah). Mereka terkejut, ternyata laki laki penerjemah itu ...
"Nis... liat. Itu memang kak Doni yang sama. Aaaaaaaaa kok jadi ganteng banget sihhhhhhh."
"Reni, diem. Jan bikin malu."Anisa hanya bisa memandang dari kejauhan....
"Sayang sekali"
.
.
.Sekian dlu guys
Dilanjut yang akan datang
