PART 6

803 78 3
                                    

⸙𝓢𝓪𝓶𝓹𝓪𝓱 𝓜𝓮𝓳𝓪 ⸙

SRAK! SRAK!

'Kenapa kolong meja ku banyak sampah ya?' Pikir Jeno ketika ia datang telah disuguhi pemandangan kurang mengenakan.

"Nathan, jorok banget sih. Kalau nyampah di luar jangan di kolong meja dong!" ujar Yeji yang sedari tadi menutup hidungnya.

"Bukan aku kok, mana ku tahu. Aku tak pernah bawa makanan ke kelas ini," Sahur Jeno.

"Tak peduli, sekarang buang sampah itu keluar. Astaga, aku ingin muntah saja rasanya," balas Yeji dengan berlagak ingin muntah.

Jeno segera menarik mejanya menuju depan kelas dan membuang sampah tersebut ketempatnya.

Jaemin datang dengan dahi yang mengerut kebingungan." Loh, kenapa nih. Nathan?"

Jeno menggelengkan kepalanya lalu berkata, "Gak tau juga, tadi Arletta datang dan meminta ku untuk melihat kondisi kolong meja ku. Terdapat banyak sampah disini."

"Ih, jahat banget. Aku bantu sini."

"Gak usah, Nar. Kamu masuk aja bentar lagi selesai kok," suruh Jeno pada Jaemin. Jaemin segera berbalik dan masuk ke dalam kelas.

"Arletta, itu pacarku mejanya kenapa?" tanya Jaemin.

"Pacar mu? Oh, kalian sudah pacaran? Wow! Menarik banget. Kudu disebar ke sekolah biar tau nih!" Jerit Arletta.

"Gak usah lebay! Cepetan jawab, kenapa itu si Nathan?"

"Mana ku tahu, orang pas datang tadi pagi udah banyak sampahnya disitu."

"Ck! Siapa coba yang iseng. Belum pernah kena bogem sama aku kali ya?"

Arletta terkejut. "Emang bisa nonjok? Kamu lari aja kayak bebek keseleo sok-sok'an mau bogem anak orang."

Jeno telah kembali sambil mendorong mejanya ke posisi semula. Jaemin membuka ranselnya dan memberikannya minuman. "Nih, diminum dulu," ujar Jaemin sambil memberikannya.

"Makasih..."

"NARESA! DI PANGGIL MARK TUH!" Teriak seorang gadis bername tag 'Vanilla'

"Hah? Kenapa Mark manggil aku?"

Si gadis itu mengangkat kedua bahunya. "Gak tahu, coba kamu temui dulu saja sana. Dia ada di tangga tuh."

"Yaudah... Makasih ya!" si gadis mengangguk lalu pergi meninggalkan kelas tersebut.

"Nat. Aku mau keluar bentar."

"Yaudah, hati-hati..."

Jaemin segera pergi menuju tangga sekolah untuk menemui Mark. Sesampainya disana, Ia melihat Mark yang sedang berdiri sambil memainkan dompet coklat kesayangannya.

"Hey, Mark ada apa tumben manggil?" tanya Jaemin.

"Nathan, ku mau ngomong sama kamu." Mark mendekati Jaemin.

"Oh, ya silahkan!"

"Sebenarnya aku, suka sama kamu. Kamu mau gak jadi pacar aku?" tanya Mark penuh keyakinan.

"Aduh... Mark, gimana ya. Aku sama Nathan udah pacaran soalnya. Gak mungkin aku pacaran sama kamu. Mending kamu cari yang lain aja deh..."

Mark cemberut. "Kita bisa kok pacaran diem-diem. Biarin Nathan gak tahu, bagaimana?"

Jaemin menggeleng. "Maaf Mark, aku tetap gak bisa."

Wajah cemberut Mark menghilang digantikan dengan wajah datarnya. "Oh, begitu ya sudah. Balik sana ke kelas."

Jaemin mengangguk. Meninggalkan Mark yang mengepalkan tangannya untuk menyalurkan emosinya.

"Sialan! Aku jadi gagal buat ngejatohin, Nathan!" geram Mark.

Mark akhirnya pergi dari sana yang ia tak ketahui Haechan sedari tadi mendengar dan menguping pembicaraan mereka.

"Mark..."

⸙𝓢𝓪𝓶𝓹𝓪𝓱 𝓜𝓮𝓳𝓪 ⸙

Seorang wanita dengan baju berwarna biru muda berjalan di gedung tinggi yang kokoh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang wanita dengan baju berwarna biru muda berjalan di gedung tinggi yang kokoh. Wanita itu melirik sekitar dengan mata tajamnya.

Sampailah ia disebuah ruangan yang terdapat seorang pria dengan pakaian mewah sedang mengulat dengan layar komputernya.

"Hai, sayang... Maaf ya telat!" ujar si Wanita yang sebenarnya adalah Nadelina. Sedangkan pria di depannya bukanlah Richard.

Pria itu berdiri lalu mendekat kepada Nadelina. Diberi nya sebuah kecupan manis pada si wanita itu.

"Tak masalah, aku sudah sangat merindukan mu. Bagaimana dengan suami mu?" tanya pria bernama Kris.

"Ah, si Richard itu. Aku cukup bosan bersamanya. Ia tak memberikan ku perhatian."

"Ternyata wanita ini haus aka perhatian...."

"Iya... Hanya kamu yang memberikan aku perhatian yang cukup."

Kembali mereka berciuman. "Mas, aku udah lewat 3 bulan nih. Janin nya makin besar, aku takut Mas Richard tau dan aku di ceraikan..."

Kris mengelus perut itu. "Sabar sayang. Sebentar lagi kita akan bersama. Aku sudah merasa puas dengan harta Richard yang kamu ambil itu. Sungguh jika aku menjadi kamu. Aku tak akan meninggalkannya."

Nadeline hanya diam tak menjawab apapun. Dirinya cukup mengganggumi sosok Kris yang sangat jantan dengan proporsional tubuh yang penuh dengan otot.

Itulah yang membuat Nadeline semakin mencintai Kris dari pada Richard suaminya.

"Bagaimana kalau kita makan siang?" ajak Kris.

Nadeline mengangguk. "Boleh, Mas. Kenapa enggak?" keduanya tersenyum lalu keluar dari ruangan penuh aroma kertas itu.

Para pegawai melihat kedekatan keduanya cukup bingung pasalnya mereka tau Nadeline adalah istri dari Richard, Park Corp Company.

"Itu nyonya Nadeline, yang bener saja sudah punya suami kaya masih aja deketin laki lain," ujar Natalia sambil meminum teh hangat di mejanya.

"Akupun begitu, aku juga tak habis pikir. Sudahlah kita fokus pada pekerjaan yang menumpuk ini," sahut Violet.

✧・゚: *✧ : * ° * : ✧*:・゚✧

Tbc

✧・゚: *✧ : * ° * : ✧*:・゚✧

Hi! Aku kembali lagi. Jangan lupa untuk vote dan commentnya, makasih!

Ganda Putra || Nomin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang