- 𝐒𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐏𝐞𝐫𝐜𝐚𝐲𝐚 -
Pagi tepatnya pukul tiga dini hari. Mark pulang dengan wajah sembab. Ia melihat Haechan sedang menunggunya sambil memakan biskuit dan susu hangat.
"Sudah pulang, Mark?" tanya Haechan.
Mark hanya mengangguk. Melepaskan jaketnya Mark duduk di samping Haechan. Tubuhnya lelah setelah menangis tadi malam.
"Kenapa belum tidur?" tanya Mark.
"Entahlah mata ku belum mengantuk. Mungkin, ini adalah efek samping dari obat yang kau berikan."
Mark menyenderkan bahunya. Tangannya memeluk tubuh Haechan. "Maafkan aku Chandra. Aku... Telah menyakiti mu," ujar Mark dengan suara yang menyedihkan.
"Ada apa dengan mu, Mark?" tangan Haechan mengelus kepala Mark dengan lembut.
"Aku terlalu memaksakan dirimu untuk bisa hamil dengan keegoisan ku, sekali lagi aku minta maaf."
Chup~
"Tap apa Mark, aku mengerti. Aku paham dengan semua kesedihan mu. Aku tak pernah mengatakan ini tapi, aku siapa menjadi tempat terakhir mu jika semua sudah tak mau menginginkan mu, Mark."
"Benarkah?"
"Iya!"
"Kau janji?" tangan Mark memberikan pose pertemanan.
Haechan membalasnya. "Iya, katakan pada ku teman rasa sakit yang rasakan itu. Aku siap akan semua itu, resiko serta apa yang akan menimpa ku semua sudah ku pikirkan, melihat mu bahagia sudah membuat ku senang Mark."
"Bolehkah aku mengatakan sesuatu pada mu, Chandra?" Haechan mengangguk.
"A-aku..."
"Aku mulai mencintai mu, Chandra. Bisakah kau menerima ku?"
Haechan tertegun mendengar perkataan Mark. "Aku mau kau menjadi milik ku, Chan."
Haechan tersenyum. "Iya aku mau. Aku mau menjadi milik mu dan menerima cinta mu."
Mark mencium bibir Haechan dengan lembut, kali ini tak ada kekerasan pada ciuman ini. Ciuman tulus yang Mark berikan.
'Biarkan aku memulai dunia kita, Chan.'
- 𝐒𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐏𝐞𝐫𝐜𝐚𝐲𝐚 -
Tepat jam tujuh pagi, Mark dan Haechan terbangun ketika mendengar suara alarm berbunyi. Haechan membuka matanya segera beranjak untuk memasak.
"Mark bangunlah, segera mandi. Kita akan berangkat sekolah sebentar lagi."
Mark terbangun mendengar perkataan Haechan. Ia membuka-menutup matanya secara berulang-ulang.
"Baiklah..."
Singkatnya, keduanya telah berangkat ke sekolah. Mark kini merubah penampilannya. Rambutnya di rapihkan serta di beri gaya oleh Haechan agar lebih fresh.
"Apakah aku sangat tampan pagi ini?" tanya Mark.
"Kau selalu tampan, Mark."
"Semua orang memperhatikan ku, aku seperti pusat perhatian."
Haechan tersenyum. "Apa kau senang?" tanya Haechan.
Mark mengangguk. "Aku sangat senang. Aku ingin dilihat lebih banyak orang. Aku ingin semua orang mengakui jika aku ada."
"Kau tau Mark, aku ingin kita pergi ke Mall untuk berbelanja. Sekalian membuka lembar baru bersama, Mark."
"Kau yakin? Aku mau saja. Aku juga sudah lama tidak ke Mall."
"Iya, ayo segera masuk kelas. Nanti kita telat." Mark mengangguk mendengar perkataan Haechan.
- 𝐒𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐏𝐞𝐫𝐜𝐚𝐲𝐚 -
"Please! Naresa aku mau tau kalian beneran pacaran kan? Gak cuman gimmick kan?" Arletta terus saja menarik Jaemin kala dirinya baru saja datang.
"Kamu ini kepo banget sih, Arletta. Iya aku sama Nathan, pacaran. Ngerti kan?"
"What? NARESA SAMA NATHAN PACARAN GUYS!"
Kelas mendadak menjadi riuh mendengar ucapan Arletta.
"KATANYA JUGA KITA MAU DI AJAK MAKAN-MAKAN DIRUMAH NATHAN!"
Semakin riuh suara kelas membuat Jaemin kesal dengan Arletta. "ENGGAK KOK TEMEN-TEMEN, YANG MAU NGAJAK KALIAN MAKAN-MAKAN ITU SI ARLETTA, KALIAN NANTI DI KANTIN TINGGAL PESEN AJA MAKANAN, NANTI DI BAYARKAN SAMA ARLETTA!" teriak Jaemin.
"What the fu—"
"Shut!!! Diem Arletta, jangan berisik. Liat pacar aku risih sama kamu. Kamu mending duduk di tempat kamu kerjakan pr yang belum kamu kerjakan. Dari pada kamu nanti di hukum sama guru."
Arletta segera meninggalkan Jaemin dengan emosi.
"Dia berisik banget sih!" ujar Jeno.
Jaemin tersenyum. "Namanya juga Arletta, dia kalau gak heboh sendiri ya bikin satu kelas heboh. Semoga masih betah disini."
"Aki betahlah, kan masih ada kamu disini."
"Dih, kok kamu gombal sih."
Kriiiing!
Suara Bel masuk telah berbunyi. Semua murid masuk kekelas masing-masing dan memulai jam pelajaran pertama.
- TBC -
Hi! Aku update maaf aku update lagi ini jadi tiga kali update karena nanggung banget. Aku pikir masalahnya sudah selesai. Sudah gak ada peran antagonis dalam cerita ini. Tapi aku ngerasa belum puas. Entah apa itu. Jadi ya ditinggu aja.
Jangan lupa vote sama commentnya btw hastga semakin bagus aja nih, cerita ini makin banyak masuk ke berbagai hastag. Sumpah seneng banget berkat kalian. Cerita ini rame.
Jujur sempat sedih karena cerita Hwangmini laris banget, aku takut kalian gak suka sama cerita Nomin kali ini.
Aku kepikiran untuk membuat cerita Markhyuck lagi nih, ada yang mau kah?
Dan untuk Hwangmini aku masih belum kepikiran untuk membuat cerita. Mungkin One SHOOT baru?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ganda Putra || Nomin ✔
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Hanya kisah manis antara Jeno dan Jaemin yang dibalut versi lokal saja. [gay, baku, 21+] © Abhiyan Al Ghifary