PART 8

614 67 0
                                    

⸙𝓜𝓮𝓶𝓫𝓾𝓴𝓪 ⸙

Jeno terbangun di kamar Jaemin ketika dering ponselnya berbunyi. Dengan mata masih tertutup, sayup-sayup cahaya memudar. Tangannya menggapai ponselnya yang tergeletak di atas meja.

"Kenapa?" dengan suara yang berat, Jeno bertanya pada si penelpon.

"Nathan! Dimana kamu! Daddy cariin dari kemarin."

Suara Richard terdengar menggema. Jeno mengehela nafasnya dengan kesal.

"Untuk apa Daddy mencariku, bukan kah istri mu itu sudah cukup?" tanya Jeno dengan nada mengejek.

"Baiklah, Daddy minta maaf karena telah memarahi mu kemarin. Tapi, yang terpenting sekarang. Bantu Daddy untuk membongkar Ibu tirimu itu."

Wajah Jeno terkejut. "Kenapa dengan Nadeline, Daddy?" tanya Jeno.

"Daddy merasa kecewa dengan dirinya. Daddy berharap kamu mau menjalani misi ini untuk memberikan pembelajaran untuk wanita itu."

"Daddy, baik-baik saja kan?"

"Yak! Daddy baik-baik saja kok, Daddy bukan orang yang disakiti terus memilih untuk bunuh diri." Jeno tertawa mendengar perkataan Daddynya yang terdengar kesal.

"Baiklah Dad, aku akan melakukannya."

"Thanks, Son!"

Usai berbicara dengan Daddynya, Jeno segera beranjak menuju luar karena ia tak melihat Jaemin yang tertidur di sampingnya.

Suara berisik dari dapur terdengar. Jaemin yang yang saat itu sangat sibuk memasak untuk sarapan pagi mereka.

Jaemin yang menyadari Jeno segera mematikan kompor dan memberikan sebuah Map berisikan beberapa berkas dari Richard.

"Sudah bangun? Ini ada paket, disana tertulis untuk Nathan dari Richard. Cobalah dibuka," ujar Jaemin memberikan berkas tersebut.

Jeno mengambil Map tersebut sambil mengangguk. "Thanks!"

Jaemin hanya menaikkan bahunya sebagai balasan.

Segera si tampan membukanya, dan melihat beberapa foto Nadeline yang terlihat sangat dekat dengan seseorang pria.

Di foto selanjutnya. Jeno menemukan sebuah foto Nadeline yang terlihat membesar perutnya.

"Apa dia sedang hamil?" gumamnya.

"Siapa yang hamil?" tanya Jaemin.

Jeno menoleh. "Tidak... Kembalilah memasak untuk ku," jawab Jeno dengan senyuman.

Kemudian di barisan belakang terdapat suara pernyataan positif hamil. Namun tidak terdapat DNA dari Daddy melainkan milik seseorang pria bernama, Kris.

Siapa dia?

⸙𝓜𝓮𝓶𝓫𝓾𝓴𝓪 ⸙

Butiran obat untuk kesuburan wanita berserakan di lantai. Haechan saat itu terus saja menatap butiran obat sambil memikirkan Mark. Orang yang ia cintainya.

Obat itu pemberian dari Mark. Entah apa yang dipikirkan Mark sampai ia membelikkan obat itu. Padahal ia tau Haechan adalah laki - laki dan tak bisa hamil.

Sedangkan di sebuah kamar. Mark tertidur dengan pulas tanpa sebenang pakaian pun di tubuhnya. Hanya selimut milik Haechan yang menutupinya.

Flashback!

Malam itu adalah malam yang sangat panas, kedua pria sedang berada kelamin dengan sangat bergairah salah satunya terus mencumbu bibir si manis.

Dinginnya AC tak membuat keringat berhenti mengucur diseluruh tubuh.

Si manis terus mendesak dengan nikmat dan penuh kesakitan.

"Akhh!? Mark! Stop!"

Pinggulnya terus saja ditumbuk dengan kencang membuat itu terasa sakit.

"Tidak, sialan. Tubuh mu terlalu membuat ku candu."

Mark terus bergerak membuat kasur tempat mereka bercinta berbunyi sangat keras. Mungkin tetangganya akan sangat terganggu dengan suara tersebut.

"Shh! Yeahh..."

Mereka terus melakukannya hingga pagi mendatang. Haechan terkulai lemas di samping Mark yang terus mendesahkan namanya.

Dan satu hal yang Mark harapankan, akan terhalir sebuah bayi di perut Haechan yang itu tidak mungkin terjadi.

Flashback END.

Krieeeet!

Suara pintu terbuka membuat dirinya terbangun dari tidurnya. Ia melihat Haechan yang tampak kacau dengan wajah sembab dan penuh aroma obat.

Bukannya bersedih atau mengasihi. Mark justru tersenyum. Ia bangkit dan mendekati Haechan.

Di pegang lah perut Haechan. "Come on my son, get my revenge."

[Ayolah anakku, balaskan dendam ku]

Tersenyum pilu Haechan mendengar hal tersebut. Mark menatap Haechan dan mulai berisik.

"Aku suka wajah ketakutan mu. Ingat kau harus hamil anakku jika tidak, kau akan habis di tangan ku. Sialan!"

Kemudian Mark pergi meninggalkan Haechan sedangkan dirinya hanya bisa menahan emosi untuk membenci Mark namun, rasa cintanya semakin membesar kala Mark memberikannya sentuhan pada perutnya.

Sialan!

✧・゚: *✧ : * ° * : ✧*:・゚✧

Tbc

✧・゚: *✧ : * ° * : ✧*:・゚✧

Hi! Aku update maaf dua hari gak update. Aku kecapean soalnya sampe lemes banget cuman bisa baca cerita orang. Untuk chapter berikutnya aku akan ceritakan awal  mula ketemunya Mark dan Haechan.

Jangan lupa untuk vote dan commentnya!

Ganda Putra || Nomin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang