- 𝐌𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐌𝐚𝐚𝐟 -
Kini Jeno bersama Richard pergi menaiki mobil menuju rumah Kris untuk memberikan sebuah kejutan untuk keduanya.
"Pokoknya setelah masalah ini selesai, Nathan gak mau Daddy cari istri lain," ujar Jeno dengan sedikit sarkas.
Richard mengehela nafasnya. "Baiklah dengan syarat Nathan harus mau melanjutkan perusahaan Daddy."
Jeno menoleh ke Richard dengan tatapan bingung. "Me-Melanjutkan perusahaan Daddy? Nathan aja belom lulus sekolah. Nathan masih mau kuliah, Dad..."
"Kenapa harus kuliah? Kamu bisa mendapatkan jabatan tinggi dengan mudah jika kamu mau mengikuti kemauan Daddy."
"Tapi Dad—"
"Apa karena si Naresa itu?" pertanyaan Richard membuat Jeno terkejut dari mana Daddya tau.
"Bagaimana Daddy bisa tau Naresa?"
"Belakangan ini Daddy bertemu dengannya. Kami berbincang tentang latar belakang masing-masing."
"Apa Daddy melakukan sesuatu?" tanya Jeno penuh tekanan.
"Daddy hanya melakukan apa yang biasanya orang tua lakukan jika, anaknya memiliki kekasih."
"Apa Daddy menerima Naresa sebagai kekasih Nathan?"
"Daddy akan menerimanya jika kamu mau melanjutkan perusahaan Daddy, Nathan. Jangan terlalu menjadi budak cinta sampai melupakan ada hal yang besar menanti mu di masa depan."
Jeno tak bersuara dirinya menatap kearah kaca mobil. "Percaya sama Daddy, jika kamu menjadi pria yang sukses Naresa akan semakin menyukai mu. Bukan kah Naresa memang pria yang seperti itu?"
"Maksud, Daddy?"
"Naresa itu tipikal pria yang mau melihat seseorang berjuang untuk kehidupannya. Jika nanti Naresa melihat kamu sukses, dia pasti tanpa pikir panjang akan memilih mu. Jadi terima saja tawaran Daddy mu ini, Nathan."
"Akan Nathan pikirkan, Daddy."
Richard hanya tersenyum. Ia kembali melanjutkan aktivitasnya berkendara menuju tempat istri dan selingkuhannya.
- 𝐌𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐌𝐚𝐚𝐟 -
Di sebuah kamar suara desahan terus terdengar dua pasang adam dan hawa sedang melakukan hubungan intim untuk memuaskan hasrat nafsunya masing-masing.
"Ahh... Ahh..."
"Shh..."
Kris terus saja menggoyangkan pinggulnya dari belakang. Menumbuk kemaluan Nadeline dengan cepat.
Nadeline tak bisa menyamai kecepatan Kris ia hanya bisa mendesah menikmati permainan dari selingkuhannya itu.
BRAK! BRAK!
Kamar terbuka dengan keras mengejutkan kedua orang itu. Nadeline terdiam melihat Richard bersama Jeno datang dengan wajah penuh amarah. Kris segera melepaskan penyatuan mereka dan memakai kan celana nya.
"Sialan! Wanita sialan! Begitu juga dengan kah pria sialan! Berani nya merebut istri orang!" Richard mendekati Kris dan meninju wajah tampan itu dengan keras sedang Jeno ia mendekati Nadeline.
"Ck! Menyusahkan, sedari awal jika aku tau bermain di belakang Daddy ku. Aku tak akan menerima mu sialan!"
"Apa kau yang mengadukan pada Richard?" tanya Nadeline dengan wajah paniknya.
Jeno menggeleng. "Bukan aku, melainkan Aunty ku, dia diam-diam mengikuti mu selama ini."
"Dan aku cukup terkejut kau kini hamil anak dari pria itu. Apakah kau akan membuang ku seperti, anak yang kau buang dulu?"
Jeno duduk di samping Nadeline sambil melihat Richard yang terus memukul Kris hingga babak belur. "Lihatlah, Kris yang jantan saja kalah dengan Daddy ku. Apa ada kata-kata terakhir dari mu?" tanya Jeno.
"Apa yang mau kau lakukan?"
"Polisi akan datang ketempat ini. Kalian akan dibawa untuk diproses dengan tuduhan melakukan hubungan intim diluar nikah."
"Aku minta maaf... Jangan laporkan aku, aku masih memiliki anak di kandungan ku dan anak yang saat ini sedang bersekolah," ujar Nadeline dengan ketakutan.
"Siapa anak itu? Siapa yang sedang bersekolah? Jawab aku Nadeline!" benak Jeno.
"M-Mark Lee...," ucap Nadeline.
Jeno terdiam. "Tak mungkin."
"Mark saudara mu. Mark satu sekolah dengan mu. Mark yang selalu kau temui adalah Kakak mu."
"Dia hanya kakak tiri ku."
Nadeline merangkul baju Jeno. "Nathan, jaga anak ku Mark. Aku mohon dia sudah keterlaluan."
"Kenapa kau bersedih?"
Jeno meremas tangannya dengan kesal. "Sialan! Gara-gara kau teman ku menjadi korban perkosanya. Tidak ibunya tidak anaknya semua penggila seks!"
BRAK BRAK BRAK
Lima orang polisi datang dengan senjata untuk menangkap Kris serta Nadeline.
"Kepada Nyonya Nadeline segera ikut kami. Begitu pula dengan Tuan Kris."
Nadeline tak memberontak. Ia segera memakai pakaiannya dan beranjak feri kasur mengikuti sang polisi sedangkan Kris, dirinya di angkut dengan dua orang polisi.
"Tuan Richard, anda bisa ikut kami. Sebagai pelapor penangkapan ini."
"Baik Pak!"
Para polisi itu keluar disusul dengan Richard yang menggandeng tangan Jeno.
- TBC -
HI! Aku kembali lagi. Kali ini aku update agak pajangan semoga gak bosen. Jangan lupa vote dan comment cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ganda Putra || Nomin ✔
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Hanya kisah manis antara Jeno dan Jaemin yang dibalut versi lokal saja. [gay, baku, 21+] © Abhiyan Al Ghifary