Chapter 5

115 72 99
                                    

HAY GUYS GIMANA KABARNYA?

MAAF BARU UPDATE KARNA WP EROR DAN INI AKU COBA UPDATE:)

MAKASI YANG UDAH NYEMPETIN WAKTUNYA UNTUK BACA CERITA AKU❤

DAN AKU MINTA MAAF KALO ADA TYPO

INGETIN AKU JUGA KALO ADA TYPO

DAHLAH GITU AJA😂

5.

"Pulang bareng gue!"

"Gak mau!"

"Gausah nolak" ucap Varel datar. "Gue gak suka!"

"Gue juga gak mau pulang bareng lo!" Ucap Vanessa lebih datar. "Dan satu lagi, gue juga gak suka di pak--"

Ucapan Vanessa terpotong saat Varel memakaikan helm ke kepalanya. Varel pun menarik tangan Vanessa agar mengikutinya kearah motor vespa milik Varel.

"Naik!"

Tanpa basa-basi Vanessa langsung naik. Aslinya sih Vanessa mau aja dianterin namun gengsi kayaknya, kan kalau Vanessa jalan kaki takut apa lagi dia cewek dah malam juga lagi. Sebenernya sih Vanessa agak penakut sedikit tapi agak berani juga. Ya gitu lah.

Varel pun segera mengantarkan cewek satu ini yaitu Vanessa.

Di sepanjang perjalanan Varel dan Vanessa hanya diam seperti orang bisu. Maklumlah belum terlalu deket.

Tadi Vanessa pulang sekolah langsung kerumah Naya masih memakai seragam sekolah tetapi ia pulang dah ganti baju, ya... minjem punya Naya. Kalau saja Vanessa masih memakai seragam pasti Varel akan memarahinya ia kan ketua Osis.

"Ehh... stop-stop!" Ucap Vanessa sesampai di depan rumahnya, gak di depannya juga sih agak melebihi rumahnya sedikit. "Mundur lagi!" Lanjutnya.

Varel pun mengikuti perintah Vanessa untuk memundurkan motornya. Mungkin ia tidak ingin debad tengah malam.

Setelah itu Vanessa hanya diam. Beberapa detik kemudian Vanessa turun dari motornya dan melepaskan helm milik Varel dan menyodorkannya tepat berada di depan muka Varel. Varel pun yang masih melamun kini langsung memundurkan mukanya agar sedikit menjauh dari helm itu setelah itu Varel langsung merebut helm miliknya.

Vanessa hanya memperhatikan tingkah anah Varel. Tapi lucu juga ya.

Tak lama kemudian Vanessa berjalan memasuki rumahnya. Varel masih melamun sambari melirik Vanessa yang mulai memasuki halaman rumahnya.

"Bukannya makasi malah ditinggal aja gitu!" Ucap Varel yang masih memperhatikan Vanessa walaupun kini Vanessa mulai menjauh dari pandangannya.

Sebelum Vanessa masuk rumahnya ia sempat berhenti tepat didepan pintu. Dan menegok kearah Varel, Varel yang menyadari hal itu langsung membuang muka. Vanessa yang menyadari hal itu pun tertawa kecil.

"Biarin agh gue kan gak minta untuk dibocengin lu." Sebenarnya sih Vanessa mau bilang makasi tetapi mungkin ia gengsi untuk mengatakanya.

Cklek...

"Yaampun non Vanessa jam segini baru pulang non. Bibi khawatir kalau non kenapa-napa." Ucap bi Sumi tiba-tiba.

"Sans aja bi"

"Lagian tadi bibi ditelvone sama nyonya, bibi terpaksa boong deh kalau non Vanessa udah tidur." Ucap bi Sumi cerocos.

"Lagian bi Sumi kenapa boong sih?" Tanya Vanessa.

"Bibi takut dimarahin nyonya, karna gak bisa jaga non Vanessa."

"Lagian kalau bibi gak boong juga mama gak bakal peduli sama Vanessa"

VANESSA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang