Chapter 12

60 12 7
                                    

MINAL AIDZIN WALFAIZIN.

MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN🙏

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI.

SEMOGA KITA BISA DIPERTEMUKAN DI LEBARAN TAHUN DEPAN DAN SETERUSNYA❤

HAPPY READING❤

12.

Bel istirahat berbunyi siswa siswi SMA Pelita berhamburan untuk menuju ke kantin sama halnya dengan Vanessa, Naya, Alika, dan juga Rara.

Kini suasana kantin cukup ramai, tepat berada di meja yang Kevin dudukin. Beberapa siswa ingin berkenalan dengan nya bahkan ada yang ingin menjadi pacarnya sama halnya dengan Rara.

Kevin tidak hanya sendiri tetapi ia sudah mempunyai tiga cowok untuk di jadikan temannya diantaranya ada Bagas, Fino, dan juga Reza.

Kini beberapa siswa sedang ngantri untuk meminta nomor hp Kevin. Kevin hanya acuh tidak menghiraukan kedatangan mereka.

"Eh mending lo semuanya pada bubar deh!" ucap Reza tegas dan keras.

"Gue mau bubar, kalau gue udah dapat nomor dari bebep Kevin!" Ucap salah satu siswa.

"Mendingan lo semua pada minta punya gue aja ya, gimana?" Tawar Fino dengan sangat pedenya.

"Idih ogah banget sih kalo gue, mending punya nomor sedot wc dari pada lo!" ucap  Sinta salah satu gang trio cabe.

Trio cabe adalah salah satu gang yang terkenal di SMA Pelita, kenapa dinamakan trio cabe karena mulutnya sepedas cabe, dan kalau ngomong ceplas-ceplos. Trio cabe terdiri dari tiga orang yaitu Siska, Cantika, dan juga Sinta.

Semua murid pun tertawa puas. "Bebep Sinta kok gitu sih sama Fino?" ucap Fino memelas.

"Apaan sih!" Keras Sinta.

Kali ini Kevin beranjak dari duduknya dan membubarkan semua murid yang ada di hadapanya, kini semua murid yang ada di hadapanya pun membubarkan diri.

"Huuuu!" Sorak semua murid sebelum pergi dari tempanya.

"Bikin emosi aja!" Kesal Kevin.

"Sabar bos," ucap bagas berusaha menenangkan.

***

Setelah berjam-jam sekolah, kini jam pulang pun tiba. Naya, Alika, dan juga Rara pulang duluan sedangkan Vanessa, ia hari ini ada jadwal piket kelas.

"Van gue duluan ya," ucap ketiga sahabatnya.

"Oke."

Lima belas menit kemudian Vanessa selesai piket dia tidak hanya sendirian tapi dibantu oleh kedua kelompok piketnya.

Setelah itu Vanessa memutuskan untuk pulang. Kini suasana SMA Pelita sudah mulai sepi hanya saja beberapa murid yang berlalu lalang dan juga pengurus Osis.

Vanessa berjalan menulusuri lorong sekolah untuk menuju pintu belakang sedangkan pintu depan pasti sudah di tutup oleh pak satpam.

Maka dari itu ia memutuskan untuk lewat pintu belakang. Ditengah gelapnya lorang Vanessa berhenti untuk mengambil ponselnya yang berada di dalam tas, karna ia ingin mengabari sang supir kalau dirinya minta dijemput sekarang juga karna langit mulai gelap dan hari mulai sore.

Belum sempat mengabari sang supir, Vanessa di kejutkan oleh kedatangan salah satu seorang murid yang masih rame dibincangkan oleh beberapa murid di SMA Pelita. Siapa lagi kalau bukan Kevin. Kini Kevin mengengam erat tangan Vanessa dan menbawanya ke arah parkiran. Vanessa pun memberontak untuk minta dilepaskan karna semakin lama ia semakin kesakitan.

"Kevin! Lo tu apa-apaan sih, sakit begok!" Ucap Vanessa yang menahan sakitnya gengaman Kevin.

"Van tolong maafin gue, gue mohon sama lo." Ucap Kevin memohon. "Gue pengen kayak dulu lagi," lanjutnya.

Kini Kevin melepaskan gengamanya itu.

"Gue gak bisa maafiin lo!" Ucap Vanessa jengkel.

"Van lo tau apa alasan gue ningalin lo di luar negri? Karna gue gak sanggup untuk bersama lo terus dan itu hanya sebatas sahabat." Jelas Kevin berbohong.

"Gue suka sama l-" potong Vanessa. "Lo tuh jahat banget ya." Geram Vanessa yang tanganya sudah mengepal untuk membogemnya. Sabar.

"Gue tau lo tuh tinggalin gue karna lo udah--" setetes air pun mulai turun dari mata Vanessa, ia engak sanggup untuk mengungkapkan semua ini.

"Iya emang, gue udah--" ucap Kevin yang terpotong oleh Vanessa.

"Stop! Gue gak mau bahas itu lagi!" Ucap Vanessa frustasi.

"Oke! Lo udah tau kan?" Ucap Kevin seraya menaikan satu alisnya.

"Asal lo tau ya VANESSA PUTRI ALBIRO!" Ucap Kevin sengaja mengantungkan ucapanya yang penuh penekanan. "Gue gak pernah bunuh kakak lo, ingat itu!" Lanjutnya.

Tamparan yang keras mendaran di pipi kanan Kevin. Kevin pun meringis kesakitan saraya memegangi pipi yang habis ditampar oleh Vanessa.

Kini Vanessa meningalkan Kevin sendirian disana. Vanessa pun buru-buru untuk menjauh dari Kevin. Tetapi Kevin tidak menyerah begitu saja, ia mengejar Vanessa sampai mendapatkanya.

Kini Vanessa yang kedua kalinya berada digengaman Kevin yang begitu erat dan juga kuat. Kevin menarik paksa Vanessa, Vanessa yang ada digengaman Kevin yang sangat erat itu pun meringis kesakitan sambil memberontak untuk minta dilepaskan.

Tetapi Kevin tidak menghiraukan ucapan Vanessa. Ia malah membawa Vanessa kedalam mobilnya.

"Kevin! Lo tuh keterlaluan ya!" ucap Vanessa menahan sakitnya gengaman Kevin.

"Lo pulang bareng gue!" Tegas Kevin.

"Oke! Tapi cara lo salah Kevin." Ucap Vanessa menatap tanganya yang masih digengam erat oleh Kevin.

Kevin pun mengikuti arah mata Vanessa. Kini Kevin melepaskan gengamanya, tangan Vanessa pun membekas kemerahan.

Sambil menahan rasa sakit yang masih sedikit ada ditangan Vanessa, kini mereka berdua berjalan melintasi padatnya jalanan sore ini yang kian mulai mengelap.

Vanessa terpaksa ikut mobil Kevin, karena Vanessa tau sikap Kevin yang engak bisa dihilangkan yaitu tidak menerima penolakan, jika ia menolaknya? Jangan harap Kevin gak  memaksanya.

TBC

SAMPAI JUMPA DI PART SELANJUTNYA❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VANESSA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang