Raka jatuh cinta?

1.2K 37 2
                                    

Hay Hay Mimin balik lagih.......

Btw aku nulis cerita ini di atas banjir dalam kamar, dan aku kedinginan.

Jadi tolong tinggalkan hati kalian untuk Mimin kali ini dengan pencet tombol ⭐

Selamat membaca :-D

Typo bertebaran.
.
.
.
.
.
.
.

"Cinta itu butuh perjuangan bro, kalau si Raka nggak mau berjuang, biar kita yang wakilin," kata Jajang mengebu-gebu pada kedua sahabatnya Beni dan Haikal yang sedang memantau Raka dari jauh.

"Yang berjuang aja kadang ngak dapet. Apalagi yang model begituan," lanjut Jajang menunjuk Raka dengan memonyongkan bibirnya.

"Si Raka ketempelan parfumnya Bella kalik Jang, kok gue jadi ngak yakin ya."

"Eh Beni mau itu Bella kek, Mpok Ria kek, siapa aja boleh yang penting cewek. Loe pernah liat Raka respon sama lawan jenis?" Beni mengeleng dengan gaya sok cool. "Lama-lama gue takut tu anak jadi belok, mumpung ada lampu ijo."

Beni mengangguk setuju. "Kok gue jadi merinding. Amit-amit jangan sampai." Beni mengusap tengkuknya. Suasana kantin yang semakin ramai membuat ketiganya kebingungan mencari Raka yang sudah hilang dari tempat duduknya.

"Noh, si Raka." Jajang melihat Raka keluar dari kantin bersama doa orang siswa laki-laki anggota club fisika.

"Cabut!" Beni dan Jajang beranjak dari tempat duduk mereka. Makanan mereka sebetulnya sudah abis dari tadi namun ketiganya harus memastikan Raka benar-benar sibuk

"Kal ayo!"

Jajang dan Beni mengernyit bingung Haikal tidak merespon ajakan mereka, cowok rambut jagung itu duduk diam memandang kosong kearah depan dimana kumpulan para cewek-cewek kelas X IPS berada.

"Sampek segitunya liatin mantan. Woyy!" Beni menguncang pundak Haikal.

Haikal mendongak menatap kedua temannya sebentar. "Siap yang liatin mantan. Gue udah move on!!" Haikal berdecak sebal diminumnya sisa es teh terakhirnya.

Beni mengernyit bingung. "Terus kenapa dari tadi loe lemes banget mirip mayat idup?"

Haikal menghembuskan nafas panjang. "Gue takut disantet Supri!"

Jajang dan Beni saling pandang sebentar. "Buahahaha......" Sontak keduanya menyemburkan tawa keras menyita perhatian siswa-siswi di dekat mereka.

"Jadi dari tadi loe masih mikirin Supri?" Tanya Beni terkikik geli

"Hahahaha....yaampun Kal, gue kira lo kenapa diem bae." Jajang membenarkan letak kacamatanya. "Haikal jangan tatap mata Supri nanti hidupmu akan sial!!"

"Ketawain terus sampai mampus. Puas." Haikal menatap nyalang kedua sahabatnya.

"Sorry-sorry." Beni berhenti tertawa namun masih ada senyum jahil di wajahnya. "Lagian loe jugak ada-ada aja." Beni mengacak-acak rambut jagung Haikal ganas Haikal yang biasa diperlakukan tidak manusiawi oleh kedua sahabat nistanya hanya bisa diam menerima.

Persahabatan mereka kadang terasa tidak adil dan sangat menjengkelkan untuk Haikal namun mengapa ia tidak bisa jauh-jauh dari para iblis ini.

Jajang menepuk bahu Haikal yang masih terlihat gamang. "Loe liat noh!" Jajang menunjuk seseorang yang duduk sendiri di meja paling pojok.

"Mana ada dukun santet yang doyan makan cilok." Jajang dan Beni kembali terkikik geli sambil memperhatikan Supri yang katanya sakti mandraguna sedang lahap memakan cilok dan rujak seorang diri.

Mendadak TransgenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang