Will you be my lover??

2.6K 36 2
                                    

.
.
.
.
Eakkk Mimin baualik lagih.

Langsung baca ajah.

Makasih buat vote dan komennya ☺️
.
.
selamat membaca.
.
Semangat! semangat! semangat!
.
.
.

🥰🥰🥰🥰🥰


Selain wanita, Raka juga membenci senja.

Karena senja adalah waktu awal dimana terangnya hari berubah menjadi malam yang sunyi.

Malam yang sendirian. Raka ingat betul semua kesedihannya, kesakitanya dan awal dimana ia membenci hidupnya, semua dimulai pada malam hari.

Diaman ibunya yang gila harta itu pergi meninggalkan mereka bersama peria lain yang lebih kaya.

Ayah Raka menjadi gila setelahnya setelah penghianatan dan kebangkrutan perusahaan yang dialami.

Setelah itu, Rava saudara kembarnya mati disiksa neneknya dan Rega yang mati tenggelam dalam kolam yang dalam.

Menyisakan dirinya seorang diri.

Malam membuat dirinya teringat kembali akan kenangan buruk itu.

Jujur saja Raka tidak suka sunyi, dia tidak suka kesepian. Namun Raka selalu terlihat judes saat ketiga sahabatnya, Jajang, beni maupun Haikal datang ke rumahnya.

Raka tidak ingin menunjukkan  ketidak berdayaannya dihadapan orang lain.

Ia bersyukur meski begitu, Jajang, Beni, dan Haikal tidak pernah kapok dan meninggalkannya.

Raka berhenti melangkah, cowok itu merasakan ada seseorang yang mengikutinya dari belakang, dilihatnya kebelakang namun tidak ada siapapun.

Semakin Raka berjalan semakin ia merasakan derapan langkah mengikutinya.

Cowok itu mencoba tenang dan santai berjalan seperti biasa. Raka melihat ada bayangan seseorang selain bayangan tubuhnya namun cowok itu enggan menoleh lagi kebelakang.

Raka jadi teringat dengan '00:10' film horor yang tadi ia tonton bersama Malik anggota fisika di ruang lab.

Tubuh Raka jadi merinding. Ia jadi membayangkan sosok wanita penagih nyawa di film horor itulah yang sedang mengikutinya sekarang.

Raka semakin mengeratkan pelukan jaket di tubuh tegapnya, menarik nafas sebentar mengambil ancang-ancang dan berjalan lebih cepat lalau berlari seperti road Runner.

Sorry saja, biar cool Raka juga manusia biasa yang takut makhluk gaib.

"Rega, Raka bawain bunga mawar."

Masih dengan nafas ngos-ngosan Raka meletakan setangkai bunga mawar pink yang sempat ia petik di RS jiwa tadi di depan bingkai foto Rega kecil yang dipajang di atas meja dekat dapur.

Rega dulu sangat suka bunga terlebih bunga mawar, adiknya itu sangat suka mencabut satu persatu kelopak bunga lalu mengulek mereka dengan batu kecil seperti membuat sambal masak-masakan.

Malam semakin gelap dan tidak tampak tanda-tanda akan turun hujan segera.

Namun tubuh Raka merasa amat dingin hingga terasa meremang.

Mungkin tubuhnya sedang tidak dalam keadaan sehat mengingat Raka sering terbangun di malam hari hanya untuk memastikan asal bunyi bedebum keras dalam rumahnya.

"Ben lo dimana?"

Raka mengetik lagi pesan dalam hpnya yang tak kunjung dapat balasan.

Mendadak TransgenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang