.
.
.Fiyuhh....
Hay-hay Mimin balik lagi ☺️
Wkwkwkwk......
Sebelumnya Mimin mau ucap terimakasih banyak untuk para reader yang udah mau baca, vote dan komen.
Mimin jadi sayang ma kaian, muachh.......😚😘🥰😁
Pencet bintang ⭐ kalau suka, tinggalin kalau nggak sukak. 🙂
Selamat membaca.....
Typo bertebaran seperti setan!!
.
.
.
.Sudah dua puluh menit lalu bell pulang sekolah berbunyi, para penghuni kelas IPA1 kayaknya sudah kangen berat dengan masakan emak di rumah.
Kelas mendadak sepi seperti kuburan.
Hanya ada tas ransel Raka yang masih tinggal di bangkunya.Raka berjalan mendekati kelasnya, hampir seharian ini dia sibuk dengan anggota club fisika sampai tidak mengikuti pelajaran di kelas.
"Kita pulang duluan, banyak urusan!! Btw coklat lo Haikal yang makan."
Begitu isi pesan di papan tulis langsung menyambut kembalinya Raka dari ruang lab yang ditulis salah satu sahabatnya dengan tulisan besar, huruf kapital, dan bergaris bawah.
"Coklat apaan?" Raka mengedikkan bahunya ia tidak merasa punya coklat.
Mungkin yang dimaksud adalah coklat pemberian para ciwi-ciwi siwer pengemar garis keras cowok modelan boyband Korea.
Seharusnya Raka pakai masker saja supaya wajah khas Asia timurnya tidak membuat para siswi disini sesak nafas dan teriak-terik ngak jelas bikin kuping budek.
Karena Raka dominan mewarisi gen ayahnya. Mata sipit, kulit putih dan bibir pink alami, masih keturunan darah Jepang asli.
Hampir setiap hari Raka mendengar cewek-cewek memanggilnya dengan sebutan Renjun oppa, dan berteriak alay seperti cacing kepanasan.
Entah siap makhluk bernama Renjun oppa itu? Raka tidak mau tau dan tidak mau perduli.
"Kurang asem!"
Raka mengeratkan gigi, tas ranselnya berantakan. Resleting terbuka lebar bak buaya lapar.
Beberapa buku tulis berisi catatan materi juga PR yang sudah selesai hilang entah kemana.
Dan alat-alat tulis dalam tempat pensil warna hitam miliknya, isinya sudah berceceran di atas meja.
Raka mengambil robekan note kecil yang ada di sebelah tasnya.
"Btw gue pinjam buku Mtk ma Kimia, besok gue balikin."
Raka beralih meremat robekan note itu yang pasti ditulis oleh salah satu teman kelasnya.
Dimasukkan nya lagi alat tulis yang jumlahnya berkurang. Penghapus miliknya hilang dan dua pulpen Faster miliknya hilang entah dipinjam siapa.
Dan kalau sudah dipinjam seperti ini jangan harap kembali.
Lebih baik ikhlaskan saja.
Anak cowok rata-rata begitu, dari rumah tidak bawa alat tulis, pulang sekolah bisa bawa lima pulpen. Entah ambil punya siap.
Yang jelas asalnya dari pinjam dan lupa mengembalikan akhirnya jadi milik sendiri.
.
.Tanaman bunga mawar mekar menyambut kedatangan Raka di pintu gerbang RS jiwa Cahaya, yang sudah berdiri sejak puluhan tahun lamanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Transgender
Novela JuvenilMemiliki kenangan buruk dimasa lalu yang dilakukan oleh ibu dan neneknya, membuat Raka kini membenci dan bersikap dingin pada makhluk bernama perempuan. Empathal yang Raka tau soal makhluk bernama perempuan. pertama egois, kedua menyusahkan, ketiga...