Ujian kesabaran

901 25 2
                                    


.
.
.
Hay..... Mimi baualik lagih,

Semoga ngk pada bosen deh. Jangan lupa komen and vote cerita Mimin biar makin semangat nulisnya.

Buat kalian yang meninggalkan jejak di lapak ini, Mimin doain semoga ntar dapat jodoh yang ganteng, taat agama, pengertian dan pekerja keras. Amiin🥰🥰🥰🥰
.
maafkan tayponya.... Lagi sibuk.

Selamat membaca 😚

.
.
.
Sekaleng Coca-cola setidaknya bisa menghilangkan rasa hausnya, Raka menikmati minuman kaleng itu di depan mading luar yang tertutup tanaman hias puncuk merah yang tumbuh meninggi menutupi keberadaannya.

Sesekali netra kelam beningnya memerhatikan ketiga sahabatnya bersama siswa-siswa yang lain tengah asyik bermain futsal ditengah lapangan.

"Cieee kangen ya? Samperin sana."

Raka menegak habis minuman sodanya lalu melempar kaleng kosong ke hantu itu.

Kaleng kosong itu bisa ditangkis si hantu dengan mudah.

"Berisik loe, pergi sana! Kenapa ngak pergi-pergi jugak?" Tanya Raka sarkas sambil mendelik sadis kearah hantu bergaun biru panjang itu.

Entah seharian ini sudah berapa kali Raka mendelik rasanya mata hampir keluar dari tempatnya.

Raka sudah kehabisan akal untuk mengusir hantu ini, semua ucapan kasar Raka, cacian, sindiran, bentakan dan segala macam jenis usiran sudah ia keluarkan, dan tidak ada satupun yang masuk ke telinga hantu ini.

Selain tidak tahu malu mungkin hantu juga juga tidak punya lubang telinga.

Hantu itu tersenyum manis menatap Raka. "Mulai sekarang kemanapun kamu pergi aku akan ikut." Ucapnya menempelkan tangan di dada.

Raka tersedak liurnya. "Nggak! Enak aja nempelin gue terus. Please ya hantu hidup gue udah ribet dan loe jangan nambahin ribet!"

Hantu itu mengangguk ringan seolah mengerti dengan apa yang Raka ucapkan.

"Alah nganguk terus. Tapi masih aja nempelin gue." Kata Raka ketus, namun hantu itu malah tertawa riang.

Tanpa sadar Raka menatap wajah hantu yang sekarang duduk berhadapan dengan dirinya.

Jika di lihat-lihat hantu didepannya ini mungkin bila menjadi manusia kira-kira berusia sekitar 15 tahunan.

Badannya yang tidak terlalu tinggi juga pendek, wajahnya bulat dengan hidung mancung mata lebar dengan bulu mata lentik juga alis tebal rapi sangat serasi dengan bibir tipis pink alami.

Bibir itu dan wajahnya terlihat lebih merona tidak sepucat tadi malam.

Belum lagi rambutnya yang panjang terlihat halus dan rapi semakin cantik dengan hiasan jepit bunga di sisi kanannya. Sama sekali tidak terlihat seperti makhluk halus.

"Manis."

Raka melotot kaget dengan perkataannya barusan.

Manis? Kapan terakhir kali Raka memuji seorang lawan jenis? Raka mengeleng-geleng kan kepalanya, gadis didepannya itu hanyalah hantu bukan manusia kan? Jadi wajar bila ia memujinya.

"Kenapa? Aku cantik kan?" Tanya hantu itu sambil mengedip-ngedipkan matanya sambil menopang wajahnya dengan kedua tangan.

Raka menatap hantu itu horor. "Cantik mirip kuntilanak." Hantu itu memanyunkan bibirnya kecewa sedangkan Raka dalam kepalanya berpikir kalau hantu didepannya itu bisa membaca pikiran, berusaha Raka mengosongkan pikiran dalam kepalanya.

Mendadak TransgenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang