Mimpi buruk

1.4K 37 4
                                    

.
.
.
.

Hay-hay Mimin balik lagi, Alhamdulillah.

Koreksi kalau ada typo (ngak konsen soalnya)

Yang vote atau komen, Mimin doain jodohnya ganteng. Amiin.

Jangan lupa vote dan komennya ☺️

.
.
.
.
.
.
"Will you be my lover?"

Suasana lapangan menjadi senyap, Raka menatap wajah Rosell yang juga menatap  Raka dalam, rahang Raka mengetat.

Sedangkan orang-orang disekitar semakin penasaran dengan jawaban Raka.

"Aku suka sama kamu Raka, dari dulu." Rosell menarik nafas dalam, cengkraman tangannya pada buket bunga makin kuat.

Raka diam sebentar. "No," balas Raka dingin tanpa ekspresi.

Rosell seketika mematung di tempatnya sedangkan orang-orang di sekitar hanya saling melirik.

"Ta-tapi kamu udah ambil coklat di lokerku," ungkap Rosell dengan jantung yang hampir meledak.

Dahi Raka mengerut. "Coklat? Jangan ke-GRan. Gue nggak pernah ambil coklat loe, dan gue ngak pernah ambil hadiah dari siapapun."

Rosell mengigit bibir bawahnya. "Tapi aku cinta kamu Raka, bener-bener cinta sama kamu. Please, terima aku jadi pacar kamu!" Ucap Rosell tidak menyerah.

Entah apa yang ada di pikiran cewek itu sekarang, ucapannya barusan membuat siapapun tidak percaya mendengarnya.

Sebab ia adalah salah satu gadis populer SMA Bakti yang terkenal cantik dan anggun.

Raka tersenyum mengejek melihat kesungguhan cewek didepannya, benar-benar tidak tahu malu.

"Gue nggak sukak sama loe dan gue muak liat wajah loe! Jangan deketin gue lagi."

"Tolong Raka, aku cinta banget sama kamu. Tolong ngertiin aku!" Rosell memandang lekat manik mata Raka dengan mata sayunya.

"Sorry, gue cowok. Nggak ngerti perasaan perempuan."

Rosell tersenyum kecil lalu mengerjap-ngerjapkan mata menahan perih. "Apa harus jadi perempuan dulu biar kamu ngerti perasaan aku?" Tanya Rosella dengan suara bergetar.

Raka mengedikkan bahunya acuh.

"Yeeeyy.....so sweeeeettt!!"

Robek-robekkan kertas berjatuhan di tengah-tengah mereka, Fajar dan Qisan tidak tahu apa yang terjadi.

Mereka terus saja melempar kertas-kertas itu dari atas balkon perpustakaan dibantu dua siswa laki-laki dan terus berteriak heboh menyoraki keduanya.

Akhirnya air mata Rosell jatuh meluncur. Raka yang melihat itu langsung pergi melewatinya begitu saja. Tanpa ada rasa sesal ataupun iba.

Rosell berbalik badan menyibak kerumunan lalu berlari cepat meninggalkan lapangan yang mulai berubah menjadi bisik-bisik ribuan lebah.

"Rosell tunggu!!" Putri dan Kinara, sahabat Rosell mengejar dari belakang.
.
.
.
.
.

Sesampainya di rumah Raka membanting pintu keras lalu pergi ke dapur untuk mengambil air dingin. Suhu udara di luar sangat panas ditambah derama picisan di tengah lapangan sekolah membuat kepala  kebakaran dan ingin bicara kasar.

"Ini pasti kerjaan mereka," kata Raka lalu meneguk habis air dalam gelas.

"Dasar cowok egois!"

Raka terlonjak kaget pendengarannya kembali menangkap suara seorang gadis perempuan dan Sura itu terdengar begitu jelasnya. Raka menoleh kaku membalikan badannya mengamati sekitar ruang dapur dan tidak ada siapapun lagi.

Mendadak TransgenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang