Rega.

920 32 2
                                    

.
.
.

Selamat membaca 😚 dan selamat Ramadhan buat semuanya.

Maafkan tayponya.....
.
.

Terkadang semuanya terasa hambar setelah orang-orang yang kamu sayangi pergi meninggalkanmu.

Jujur saja Raka merasa kesepian dan ia merasa amat kecil untuk semua masalah ini.

Tidak ada satupun orang yang mau hidup sendirian di dunia ini termasuk dirinya. Kenapa Tuhan menentukan takdir kejam padanya, kenapa tidak ada kebahagiaan yang bertahan lama?

Kenapa dan kenapa?

"Raka pergi dulu Rava, Rega." Raka meletakan seikat bunga mawar pink di depan batu nisan adik perempuannya itu lalu menabur bunga harum diatasnya. Raka masih ingat Rega amat menyukai bunga cantik namun berduri tajam ini,

Raka ingat adiknya pertama kali belajar menanam tanaman hias itu di halaman depan rumah lalu semakin lama bunga mawar pink yang Rega tanam menjalar kemana-mana.

"Aku juga suka bunga mawar." Raka terkesiap cepat-cepat diusapnya air mata yang sudah meluncur dari matanya sedangkan hantu yang tiba-tiba muncul di sebelahnya itu memandangi lekat-lekat seikat bunga mawar di atas kuburan.

"Jangan diambil itu buat adik gue." Hantu itu memanyunkan bibirnya.

Hantu gaun biru kemudian memandangi Raka intens. "Raka nangis? Mereka pasti sudah tenang di alam sana."

"Ya iyalah, yang nggak tenaga itu lo!" Raka menabrak keras bahu hantu itu lalu berjalan pergi meninggalkan area makam dengan langkah cepat dan tak kalah cepat hantu itu mengikutinya dari belakang.

Hantu itu tersenyum jahil "Masak sih?" Hantu itu memberi jeda. "Ternyata Raka itu cengeng ya."

"Tutup mulut loe!" Raka mengeratkan gigi-giginya tanpa menoleh.

Jangan diladenin! Batin Raka menyarankan.

Raka kembali mempercepat langkahnya sekarang hanya ada rumah di kepalanya, cowok itu ingin cepat-cepat sampi di zona ternyaman-nya.

"Raka, maaf yang soal tadi di sekolah."

Hantu minta maaf ? Eggak budek kan kuping gue? Tanya Raka dalam hati.

"Kan tadi tu ceritanya gini, aku kan lagi jalan tuh terus ada yang di ribut-ribut gitu aku kira orang berantem, terus ada satu cewek yang tiup lilin di atas kue sambil meminta permohonan, cewek itu dikasih kado banyak banget sama teman-temannya. Emm....ah ulang tahun." jelas hantu dengan girangnya karena berhasil mengingat dengan benar. "Ya udah karena kebanyakan hadiah aku minta aja beberapa."

"Udah bilang minta?" Tanya Raka sarkastik. Si hantu mengeleng ringan lalu kembali tersenyum. Sedangkan Raka sudah menebak reaksi hantu dibelakangnya.

"Tapi yang punya nggak marah." Ucapannya kemudian seperti membela diri.

"Gimana mau marah orang lo nya nggak kelihatan."

"Kalau soal lipstick di kelas itu... habisnya aku nggak punya lipstik sih biar nggak pucat kayak hantu, udah dari pagi tuh aku kerjain." Hantu itu tertawa terbahak-bahak. " Yang punya ngeselin sih, rasain deh tu."

Raka menghentikan langkahnya lalu berbalik horor seketika hantu itu menghilang dari tempatnya berpindah ke atas pagar batu setinggi satu meter setelah di sebelah kiri Raka. Si hantu tersenyum geli lalu tertawa cekikikan.

"Seneng bikin gue kesel?" Tanya Raka jengkel, Raka memejamkan matanya beberapa detik guna meredam emosi yang berhasil membuat kepalanya nyut-nyutan dari kemarin.

Mendadak TransgenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang