Tentang Raka

2K 50 2
                                    

.
.
.
Hay-hay Mimin balik lagi........:-D

Pencet bintang kalau sukak tinggalin kalau nggak sukak.

No plagiat!!

Selamat datang 2021.
.

.
Cewek itu emang ngeselin. Tapi cowok juga nggak bisa hidup tanpa cewek.
.
.
.
.
.
.
.
.

Raka membuang pandangannya saat matanya tak sengaja bersirobak dengan, gadis SMP yang selalu membuntutinya dari belakang.

Entah itu pagi ketika berangkat sekolah atau sore saat pulang sekolah gadis itu selalu berjalan di belakangnya dengan senyum manis.

Awalnya Raka tak perduli, dibuntutui cewek diam-diam bukan hal baru untuknya tapi lama-lama hal itu cukup menganggu.

"Tukk!" Suara kaleng kosong membentur punggung Raka dari belakang.

Raka tidak perduli, ia makin mempercepat langkahnya.

Gadis SMP itu mendesah kecewa, lalu diambilnya batu berukuran sedang di bawah kakinya. Gadis kuncir kuda itu tersenyum jahil ia menghitung mundur dalam hati dan tepat pada hitungan ke satu batu berukuran sedang di tangannya ia lempar.

"Bukk"

Sialan!

Raka berhenti melangkah mengumpat dalam hati, lemparan batu itu membuatnya mengaduh.

Raka memegangi punggungnya lalu kembali melangkah tidak perduli.

Gadis berkuncir kuda itu menghentakkan kakinya kesal. Baiklah kalau lemparan batu tidak berhasil, ia mengeratkan tali tasnya sambil menarik napas panjang.

"Tungguu...!"

Raka sedikit terkesiap gadis SMP berkuncir kuda itu mencegat langkahnya sambil merentangkan kedua tangannya lebar.

Gadis kuncir kuda itu terengah-engah mengatur nafasnya. "Kak Raka tungguhh."

Raka mengerjap-ngerjapkan matanya dahinya mengerut membuat gadis itu tersenyum senang. Ketampanan Raka bertambah berkali lipat.

"Namaku Ai_"

Belum sempat gadis itu menyelesaikan kalimatnya Raka kembali melangkah menyenggol lengan gadis itu membuatnya terhuyung.

Gadis SMP itu mendesah kecewa lagi-lagi usahanya gagal. Ya hidup memang tidak seindah drama Korea yang sering ia tonton.

Gadis itu mengikuti tips dari pemeran utama wanita mendekati oppa tampan yang dingin dengan cara menganggunya setiap hari agar mau berbicara. Dan mereka menjadi kekasih setelah itu.

Di drama semua terlihat gampang, namun pada dunia nyata kak Raka ternyata lebih dingin dari apapun.

"Dasar cewek!" kesal Raka dalam hati, harinya terasa menyebalkan dan  lagi-lagi semua karna makhluk bernama perempuan.

Langkah Raka berhenti di depan penjual bunga ia mengeluarkan dompet kulit dari balik kantung celana.

"Hai ganteng. Mau beli bunga?" Tanya ibu berbadan gempal bergincu tebal.

Raka mengangguk sebagai jawaban.

"Ganteng, ngomong-ngomong bungnya buat siapa sih?" tanya si penjual dengan nada genit. "Buat pacarnya ya?" tanyanya lagi, Raka berdecak tak suka. Memang selalu menyebalkan berbelanja pada pedagang wanita. Mereka banyak tanya, cerewet, dan selalu ingin tahu alasan pembeli. Genit, bahkan tak sadar umur.

"Bunga tabur." kata Raka dengan nada datar.

Ibu penjual mengangguk, diambilnya sekantung bunga tabur yang sudah dicampur menguarkan bau harum.

Mendadak TransgenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang