Budayakan vote dan berbijaksanalah dalam berkomentar karena story ini mengandung unsur kekerasan!
※
※
※
※Author's POV※
Semua masih nampak kebingungan dan panik di dalam ruangannya masing-masing, tak mengerti mengapa mereka bisa berada dalam ruangan sempit berukuran 6x6 ini.
Ruangan tersebut memakai wallpaper berwarna merah maroon dan ber-ornamen gaya klasik disertai dengan lantai persegi menyerupai papan catur.
Ruangan itu tampak lengang, tak banyak perabotan di dalamnya kecuali sebuah layar monitor tipe build-in, sebuah kursi berwarna merah berangkakan alumunium di tengah ruangan, dan tentunya sebuah kamera cctv bulat berwarna putih di pojok atas kanan.
Walau berbeda ruangan, kesembilan orang tersebut dapat melihat masing-masing ruangan merah lainnya dari monitor mereka.
Suara-suara kepanikan mereka pun dapat terdengar antara ruangan yang satu dengan yang lain. Entah ruangan itu tertanam mikrofon dan speaker, yang jelas itu tak nampak di pelupuk mata sama sekali. Kemungkinan si Game Master telah merancang sedemikian rupa ruangan ini untuk arena permainan yang telah ia rencanakan.
"Brengsek! Keluarkan aku!!!" teriak Jihyo dari dalam ruangannya.
Lain halnya dengan Sana yang justru menangis tersedu-sedu membayangkan kemungkinan yang dapat terjadi kepada dirinya. Bahkan disalah satu ruangan tersebut, terdapat pria yang memukul-mukul dinding ruangan agar dapat keluar.
"Argh, sial! Tidak ada pintu sama sekali! Membuatku jadi berkeringat saja, huh!" gerutu Jeongyeon yang kelelahan memukul-mukul dinding ruangan mencari pintu keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐑𝐞𝐝𝐑𝐮𝐌 - 𝐓𝐰𝐢𝐜𝐞
Gizem / Gerilim𝑨𝒑𝒂𝒌𝒂𝒉 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒉𝒖 𝒂𝒑𝒂 𝒔𝒂𝒋𝒂 7 𝒅𝒐𝒔𝒂 𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒂𝒕𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒊 𝒅𝒖𝒏𝒊𝒂? 𝑷𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒍𝒂𝒌𝒖𝒌𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂? 𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉... 𝑺𝒊𝒂𝒑 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂 𝒌𝒐𝒏𝒔𝒆𝒌𝒖𝒆𝒏𝒔𝒊𝒏𝒚𝒂? 𝗪𝗔�...