Chapter 5

33.3K 3.4K 1K
                                    

"Admit it, you want someone you can't have."
᚜ ALEXA ᚛

⚜⚜⚜

Di malam setelah kabar kematian orangtua Alexa, Milo menghampiri Alexa yang duduk sendirian di rooftop. Gadis itu mengenakan hoodie hitam tebal karena hawa dingin yang menusuk akibat malam semakin larut. Alexa duduk di kursi ayunan panjang sembari memandang sebuah foto keluarga kecilnya. Foto itu diambil sehari sebelum Alexa menjalankan misi pertamanya di Singapura.

Air mata kembali menetes kala Alexa mengingat senyuman sang ayah dan ibu saat ia berhasil lulus ujian masuk Orion dan meraih predikat nilai tertinggi. Alexa berhasil memenuhi keinginan ayahnya untuk menjadi gadis yang pemberani dan kuat. Itu adalah sebuah pemikiran yang sederhana bagi Alexa.

Milo duduk disamping Alexa saat gadis itu menghapus air matanya lalu tersenyum padanya, seakan tak terjadi apa-apa. Alexa memandang Milo yang terlihat ingin membicarakan sesuatu. Ia menyelipkan foto yang masih ia bawa ke dalam sebuah bingkai kaca kecil di atas meja kayu bulat.

"Kau sudah selesai makan? Maaf, aku terus merepotkanmu hari ini. Sampai kau harus-"

"Tidak. Kau tidak pernah merepotkan aku."

Alexa tersenyum teduh. Lalu ia bertanya pada laki-laki itu dengan wajah penasaran. "Apa ada sesuatu yang ingin kau bicarakan?"

Milo menatap Alexa lekat. Ia terlihat sangat serius. Tentu saja itu membuat Alexa semakin bingung. Gadis itu kembali mengajukan pertanyaan yang sama. Dan kali ini, Milo menjawabnya tanpa dengan cepat.

"Kita akan pergi ke Italia dalam dua hari. Satu bulan lagi kau akan menikah dengan laki-laki pilihan ayahmu. Aku sudah menyiapkan tiket dan mempersiapkan semua kebutuhanmu disana. Kita akan tinggal di rumah Rousseau dan menetap di Roma sampai kau resmi menikah. Lalu aku ingin kau-"

PLAK

Sebuah tamparan mendarat di wajah Milo setelah Alexa tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya. Ia memandang laki-laki itu tak suka. Untuk pertama kalinya, Alexa melayangkan pukulan ke wajah Milo. Alexa sedang tidak ingin bercanda.

"Jangan berbicara lagi." Kedua manik Alexa tampak memerah, ia sangat marah dengan lelucon Milo yang sangat tidak masuk akal. "Jangan bercanda disaat-saat seperti ini, Milo! Kedua orangtuaku baru saja meninggal dan kau tiba-tiba membuat lelucon gila tentang pernikahan?"

Milo berdiri setelah mengusap pipinya yang sedikit merah. Ia sedikit terkejut dengan respon gadis itu. "Kakekmu baru saja meneleponku dan meminta kita untuk segera kembali ke Italia. Mau tidak mau, suka tidak suka, kau akan tetap kembali bersamaku. Kau akan menikah dengan putra sulung keluarga Luciano dan memimpin Morel Bank setelah kakakmu turun jabatan."

"Aku ini tidak punya keluarga! Kenapa kau berbicara tentang kakek dan seorang kakak? Aku hanya punya Papa dan Mama! Dan sekarang ... aku tidak punya siapa-siapa."

"Kau punya aku."

"Itu berbeda! Kita bukan keluarga!"

"Kita adalah keluarga. Itulah sebabnya kau harus ikut denganku kembali ke Italia."

Alexa menggeleng tak terima. Gadis itu sama sekali tak paham dengan apa yang Milo katakan. Entah laki-laki itu baru selesai membawa novel lalu berhalusinasi, atau kepalanya terbentur tembok lalu menderita amnesia. Itulah yang terbesit di kepala Alexa. Sampai akhirnya, Milo memberikan sebuah surat yang ia simpan di saku kemejanya.

The Devil ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang