The Devil ✓

Chapter 25

"With every minute of every hour, I love you more and more, Alexa."
᚜ LEONE ᚛

⚜⚜⚜

Kehidupan penuh dengan ironi. Menghabiskan waktu bersama Alexa membuat Leone merasa memiliki kehidupan yang menurutnya layak disebut sebagai ilusi. Cinta, kasih sayang, dan kehangatan seorang wanita yang telah menjadi separuh nafasnya, semua hanyalah ilusi. Ia merasa akan menjadi gila jika suatu saat nanti ilusi itu menghilang. Maka sudah dipastikan itu adalah penghakiman Tuhan.

Semua itu karena ia telah menghabiskan separuh hidupnya hanya untuk menghakimi, menyiksa, membunuh, dan memberikan pelajaran berharga kepada orang-orang yang berani mengganggu keluarganya. Sekalipun ia berniat untuk berhenti, sang ayah pasti akan kembali mengirimnya sebagai penjagal. Maka saat itulah ia sadar, hanya kematian yang mampu membebaskannya dari belenggu dunia fana.

Leone tidak pernah membayangkan kehidupan lain diluar kehidupannya sebagai seorang mafia. Sejak lahir ia hidup dengan darah dan kematian. Bahkan pernikahannya dengan Alexa tidak akan mengubah kehidupan gelapnya sedikit pun. Selama ia masih bernafas, ia tidak akan pernah merasakan kebebasan seperti yang orang-orang bayangkan tentang masa depan mereka. Sesuatu yang damai dan menyenangkan. Sesuatu yang penuh dengan canda dan tawa. Sesuatu yang mustahil ditemukan di dunia para pendosa.

Setelah Alexa menemui Anthony dan mengatakan pada Leone jika sang ayah meminta mereka berbulan madu dengan berkeliling Eropa, Leone berpikir jika ayahnya memiliki niat tersembunyi dan sedang bersiap untuk sebuah pukulan besar. Namun Leone tidak memiliki pandangan apapun meski sudah menggali informasi dari Carlo, sebelum pria itu terbang ke New York untuk menghadiri pertemuan penting dengan beberapa asosiasi. Oleh sebab itu, Leone tidak mengurangi kecurigaannya sedikit pun, meski itu adalah hal wajar ketika seorang ayah memberikan putranya hadiah pernikahan yang tak terduga. Tetapi hadiah ini layak disebut sebagai kebebasan, dan Leone tidak pernah mengharapkan hal itu.

Alexa mengatakan pada Leone jika sang ayah hanya ingin mereka menikmati waktu bersama setelah pernikahan yang menyenangkan, seperti pasangan suami istri pada umumnya. Alexa menyetujui ide itu karena ia mengerti jika Leone tak memiliki cukup waktu untuk menikmati hari tanpa memegang senjata atau mengirim seseorang ke alam baka. Terlebih perjalanan selama satu minggu penuh telah diatur dengan sangat baik dan tampak telah dipersiapkan sejak jauh-jauh hari oleh Anthony. Alexa tidak akan bisa menolak, begitu juga dengan Leone.

Alexa membawa Leone menjauh dari hiruk pikuk kota yang bising. Mereka memulainya dengan mengunjungi sebuah pulau Mediterania, Mallorca. Mallorca adalah tempat yang memancarkan keindahan tebing dramatis, pegunungan kapur berbatu, bentang laut yang semarak, dan hutan hijau yang terkenal di negeri ajaib Spanyol. Alexa bahkan memberi Leone pekerjaan baru sebagai seorang fotografer karena mereka pergi tanpa satu pun pengawal atau asisten pribadi yang siap melayani mereka setiap saat. Hasil pekerjaan Leone tidak seburuk perkiraannya, pria itu ternyata pandai memotret.

Setelah mengunjungi Mallorca, mereka menghabiskan waktu di Lisboa, Praha, Paris, Dubrovnik, dan Santorini. Malta menjadi pemberhentian terakhir mereka sebelum kembali ke Roma.

Hari demi hari berlalu dengan rasa cinta yang tumbuh semakin besar. Rasa yang membuat keduanya menjadi lebih tangguh. Rasa yang membuat keduanya percaya jika kebahagian tertinggi di dunia adalah sebuah pernikahan. Jika benar cinta adalah ilusi, Leone ingin mempertahankan ilusi itu. Ilusi yang membuatnya menjadi pria paling bahagia di dunia. Ilusi paling indah yang pernah Leone temukan selama hidupnya.

⚜⚜⚜

Tiga bulan pernikahan berjalan tanpa banyak kejutan besar. Alexa merasa jika Leone cukup sulit untuk ditangani, tetapi bahkan lebih sulit untuk dilepaskan. Bermain dengan singa paling buas selalu membuat Alexa bersemangat. Sangat menyenangkan ketika melihat wajah Leone menahan diri untuk tidak menerkamnya dimalam hari. Namun akhir-akhir ini Alexa tidak merasa senang sama sekali