Sayonara!

858 54 4
                                    

R E Q U E S T

Reverse × Reader

Kasih vote dan comen untuk mendukung ceritaku, oke?

Selamat Membaca✨
****

Aku memasuki ruang kelas. Masih sepi, aku selalu menjadi yang pertama menginjakkan kaki di kelas XII-IPA 1 ini. Tidak, aku bukan anak pintar, hanya saja, aku tak tau harus melakukan apa di rumah. Orang tuaku sibuk kerja, di rumah hanya ada beberapa perkerja.

Aku duduk di bangku paling belakang sebelah jendela, posisi paling enak. Tidak ada sapaan pagi, tidak ada canda tawa, atau bahkan tidak ada cinta selama aku duduk di bangku SMA. Benar benar nolep.

Aku membaca novel tentang kehidupan remaja. Ditemani earphone yang memutarkan lagu-lagu lama. Sepanjang buku itu, menceritakan kisah cinta saat SMA, sedangkan aku, jangankan cinta, mempercayai orang lain saja rasanya sulit. Entahlah denganku. Aku tidak pernah benar-benar menganggap mereka teman.

Sedang fokus membaca, aku merasakan kursi samping diisi oleh seseorang. Melalui ekor mata, aku melirik orang itu. Dia asing, aku tidak pernah melihatnya. Mengangkat bahu tak acuh, aku melanjutkan membaca.

Satu earphone ku dilepas oleh orang di samping ku. Tak apa, aku masih bisa mendengarkan musik.

"Gue Reverse Alviro. Panggil aja Rev. Btw, gue murid baru."

Aku bergeming. Apa dia berbicara padaku? Tak mau percaya diri, aku tetap lanjut membaca. Namun, satu tangan menutup tulisan-tulisan itu. Sial, pasti pelakunya orang asing itu. Aku memberanikan diri menatapnya.

"Jangan ganggu aku," ucapku tegas. Aku menyingkirkan tangannya, membenarkan earphone yang dia lepas lalu membaca buku kembali. Aku tak mengacuhkan keberadaannya. Dia asing.

Lagi lagi, dia melepaskan earphone ku, dua-duanya malah. Dia mengambil buku di tanganku lalu menutupnya.

Aku menatapnya datar. Apa-apaan dia, tidak tau sopan santun kah?

"Ada apa denganmu, sih? Sudahku bilang, jangan ganggu aku. Tidak paham bahasa manusia?" Sinis ku padanya.

"Nama gue Reverse Alviro. Panggil gue, Rev. Nama Lo, siapa?" Tanyanya. Aku memutar bola mata malas, siapa yang menanyakan identitas dirinya?

"Aku nggak kenal kamu, jadi nggak usah sok dekat!"

Dia tertawa garing. Kemudian menatapku dengan tatapan yang dalam. Heh?! Dia mau membuatku menyukainya? Mimpi saja sana.

"Gue tuh murid baru, gue belum paham daerah sekolah. Karena Lo teman yang baik, ayo jadi juru wisata di sekolah ini. Ah ... Nama Lo...."

Dia melirik name tag ku. Kemudian dia berkata, "Oh ... Namamu [F/N]...."

Dia benar-benar cerewet. Apa tidak lelah bicara sebanyak itu?

"[Y/N], ayo ajak gue keliling sekolah, nanti gue traktir makanan deh," bujuknya. Aku acuh tak acuh. Terserah, mau dia merengek pun aku tidak mau.

Satu per satu murid murid lain mulai masuk ke kelas. Tatapan aneh aku rasakan. Ah ... Sudah sering aku ditatap seperti itu. Padahal, aku orang normal, bukan gila.

Reverse, cowok itu tak lagi meminta padaku. Dia hanya duduk sambil memainkan game. Terserah dia saja. Bukan urusanku.

****

Bel istirahat telah berdering. Satu per satu dari mereka mulai mengosongkan kelas. Hanya tersisa antara aku dan Reverse. Ah ... Aku sudah hafal namanya. Soalnya, dia menyebalkan, sih.

ONESHOT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang