Chapter 11

40 11 2
                                    

- Tragedy

°°°

"Siapa ... dia?" gumam Dryas menatap fokus.

Kelompok orang yang sama, yang pernah menyerang the Rächer di perbukitan utara. Apa sebenarnya tujuan mereka pun tak ada yang tahu.

Setelah bertabrak pandangan dengan sesama pemilik manik toska. Dryas menepi ketika mengetahui black shadow menyerangnya. Pertarungan dengan sang pemilik elemen darkness itu pun tak dapat dihindarkan.

Ledakan kembali terdengar di setiap sudut desa. Sementara Daniel dihadapkan dengan serangan thunder blast bertubi-tubi. Lawannya jauh di atas levelnya.

-o0o-

"Kemana mereka? Kenapa tak memberi tahu perginya," keluh sang gadis pemilik surai pirang.

Kakinya menendang-nendang bebatuan kecil di halaman samping asrama.

"Athallia? Sedang apa?" Athallia terkejut melihat Mr. Farrand ada di hadapannya tiba-tiba.

"Eh- tidak. Aku sedang mencari Dryas dan Zabriel," jawab gadis itu.

"Memangnya mereka kemana?"

Athallia menggelengkan kepalanya. Selang beberapa detik Mr. Roxie datang menghampiri dengan terburu-buru.

"Mr. Farrand!" Sang guru yang mengajar khusus di kelas elemen light itu mengatur nafas sejenak.

"Ada penyerangan di desa Naghar. Seluruh bagian desa itu rata oleh api," ungkap Mr. Roxie. Dan kalimat selanjutnya lah yang membuat Farrand menganga terkejut.

"Mr. Stark menyuruh kita dan yang lainnya untuk membantu warga desa Naghar. Dan sekitar 2 jam yang lalu Dryas, Zabriel bersama Daniel meminta izin untuk pergi ke desanya Zabriel," lanjutnya.

Gadis pirang itu membuka netranya lebar-lebar. "Desa Zabriel?"

-o0o-

Suara serangan thunder blast beruntun memenuhi pusat kerusuhan di desa. Penduduk berhamburan hanya bermodal kaki berlari menyelamatkan diri bersama orang-orang yang mereka cintai. Dryas berlindung di salah satu rumah tua yang sudah ditinggal penghuninya. Tangannya menyeka darah kental kemerahan yang keluar dari ujung bibirnya. Shadow clone yang menyerangnya meniru kemampuan milik tuannya dengan sangat baik.

Netranya membelalak melihat Daniel terlempar ke arah gubuk-gubuk warga akibat serangan electrocution, sebuah kemampuan sengatan listrik tingkat tinggi. Tak ada pergerakan sedikitpun yang ditunjukkan Daniel.

Dryas bangkit menunjukkan diri di hadapan sang pengguna elemen thunder.

Sementara di gerbang desa, Zabriel mengantar neneknya ke tempat perlindungan yang lebih aman. Ia kembali menemui teman-temannya untuk memberikan bantuan.

×××

Mereka kini berhadapan, setelah pertemuan sebelumnya yang tak memberi kesempatan untuk saling melawan.

Laki-laki berperawakan dengan tinggi 183 cm serta memakai kain hitam yang menutupi sebagian wajahnya. Tak lupa jubah putih yang sepertinya sudah menjadi ikonik di kelompok mereka. Tangannya mengeluarkan percikan demi percikan listrik yang siap melumpuhkan siapapun.

"Siapa kau? ... Kenapa melakukan semua ini? Apa salah mereka semua?" tanya Dryas parau.

"Peracau!! Jangan menghalangi jalanku," balas laki-laki itu.

Kemudian thunder whip dipecutkan ke arah lawannya, sebuah senjata berwujud cambuk petir. Tapi Dryas mengeluarkan hailstrom yang menciptakan ledakan dahsyat di seluruh penjuru desa. Karena hailstrom adalah kemampuan elemen air yang ketika bertemu listrik akan menciptakan ledakan yang luar biasa. Akibatnya hujan es tercipta bersamaan dengan angin ribut yang semakin meluluhlantakan desa.

The Lysander [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang