- The Promise
°°°
Sebuah serangan gamma ray melesat tiba-tiba saja. Namun tepat waktu Reonna menciptakan ice block di sekitar mereka sebagai perlindungan. Setelah seperkian menit, Reonna kembali mencairkan ice block-nya. Tampaklah dua orang laki-laki remaja berdiri di hadapan mereka.
"Siapa kalian?" tanya Zabriel.
"Hee ... harusnya aku yang bertanya, siapa kalian?" balas sang lelaki yang sepertinya usianya tak terpaut jauh darinya. Karena tak ada jawaban, ia kembali berbicara.
"Ah, aku hanya sedang berkeliling saja. Seraya melihat keadaan sekitar desa," jelasnya. "Kalian sendiri sepertinya pendatang? Apa yang kalian lakukan di sini?" lanjut laki-laki itu. Sementara lelaki di sampingnya hanya diam membisu dan sibuk memainkan sinar laser kecil yang keluar dari tangan kanannya.
"Tiga orang laki-laki dan seorang wanita. Apa yang sebenarnya kalian lakukan?" tanyanya kembali. Mr. Farrand tak membuka mulutnya sedikit pun.
"Aku dan temanku ini seorang pengembara, kebetulan lagi beristirahat di desa ini. Kami bukan orang jahat, tenang saja. Tadi dia menyerang kalian karena ia pikir ada musuh yang datang. Hmm ... Apa ada yang bisa kubantu?" tanyanya sekali lagi.
Dryas dan Zabriel saling menoleh mencoba mempercayai ucapan orang yang ada di hadapan mereka.
"Kami sedang ingin pergi ke perbukitan utara," ungkap Mr. Farrand. Kedua laki-laki itu menatap heran.
"Hm ... perbukitan utara?" laki-laki itu menopang tangannya dan memegang dagu seraya berpikir. "Kami akan mengantar kalian kesana," lanjutnya tersenyum.
"Apa kalian ada keperluan juga di sana?" tanya Dryas.
"Ya, salah seorang teman kami menunggu di sana."
Pembicaraan mereka ditutup dan dengan segera melangkahkan kakinya untuk pergi ke arah perbukitan sebelah utara. Laki-laki dengan tinggi 175 cm itu berjalan di depan mengarahkan perjalanan.
Mentari mulai menampakkan sinarnya. Setelah 2 jam perjalanan dan beristirahat semalaman, keenam orang tersebut kembali melanjutkan perjalanan. Mereka beristirahat di pendopo area desa yang cukup luas.
Selesai melewati 3 desa, salah seorang penduduk memberitahu bahwa kawasan yang akan mereka lewati selanjutnya adalah hutan Saga.
"Setelah melewati hutan ini selama sekitar 3 jam, kalian akan melihat perbukitan utara dengan jelas." Penjelasan salah seorang warga tersebut diiyakan oleh Dryas dan kawan-kawan.
Memasuki hutan yang cukup rimba itu, sinar mentari perlahan tak terik seperti sebelumnya. Reonna yang kali ini tak mengenakan pakaian bangsawannya cukup tak nyaman dengan suhu panas tingkat tinggi, dia sangat benci hal itu.
Supaya tidak menarik perhatian penduduk, pakaian yang mereka kenakan pun layaknya seorang pengembara.
"Jika kau lelah, sebaiknya kita istirahat," ujar Dryas pada Reonna.
"Jangan, aku tidak mau perjalanan ini terganggu olehku."
"Tidak, sudah 2 jam perjalanan sejak dari pendopo desa. Ayo kita istirahat sebentar," tawar laki-laki yang belum menyebutkan namanya tersebut.
Mereka mengistirahatkan tubuh mereka di bawah pohon yang cukup rindang.
"Kau belum mengenalkan dirimu sendiri, apa tujuanmu sebenarnya?" tanya Mr. Farrand pada laki-laki tersebut.
"Ah, iya. Namaku Ryzen, dan dia temanku Reiji," ungkapnya memperkenalkan diri. Sementara temannya hanya diam membisu sejak awal bertemu. "Kami sebenarnya ingin menemui teman kami di balik perbukitan utara," lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lysander [SUDAH TERBIT]
Fantasi[BEBERAPA CHAPTER DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN] Azuryte Kingdom, mendapat julukan sebagai tanah seribu kekuatan yang terbagi menjadi 10 elemen. Namun, ada kisah serta julukan lain di balik negeri dengan ikon bunga wisteria tersebut. Teror de...