Chapter 15

24 6 2
                                    

- Mission

°°°

Tangan dingin itu menggenggam secangkir teh panas di balkon lantai atas. Menikmati keindahan tanah hijau Azuryte dari atas bangunan cukup mewah tersebut. Sesekali ia meniup kepulan asap panas yang keluar dari cangkirnya.

Sementara di hadapannya, sosok berkharisma dengan pakaian elit khalayak para bangsawan ibu kota ditemani seorang wanita cantik yang merupakan pengawal pribadinya. Wanita itu memiliki netra yang jeli dan tajam, memperhatikan laki-laki bertopeng tersebut dengan sigap dan hati-hati.

"Aerys, sesekali duduklah dan nikmati jamuan teh hangat ini," ajak laki-laki tersebut.

"Tidak. Carsten, sepertinya kau sangat perhatian padaku ya?" balasnya tersenyum licik.

"Hei, jangan seperti itu padaku. Aku ini mantan gurumu lho. Sudah bertahun-tahun kami di sini, dan sepertinya kau masih belum akrab dengan anjingku, ya."

"Wanita jalang seperti Alexa, jangan samakan aku dengannya!" Perkataan wanita itu dibalas senyum licik oleh Carsten.

"Cih-" Ia mendecih singkat. Tatapannya terlihat angkuh dan menganggap jijik lawan bicaranya. "Itu sebabnya aku sangat membenci kalian. Ras pendatang yang mengambil segalanya dari kami, masih berani memandang rendah ras asli negeri ini," gumamnya mengintimidasi.

"Jadi, apa yang kau dapatkan setelah operasi besar-besaran ini?" ucap Mr. Ehrlich.

"Tenang saja, sebentar lagi aku akan mencapai puncaknya."

Pria itu berjalan mendekati wanita sang pengawal setia keluarga Ehrlich tersebut.

"Kau akan lihat, bagaimana besarnya kekuatan kami akan meluluhlantakkan kerajaan yang kalian buat di tanah ini," ujarnya angkuh. "Tapi ingat satu hal Mr. Ehrlich, kau harus menjaga putramu itu agar tak menghalangi jalanku."

Perkataan itu membuat Mr. Ehrlich melirik tajam.

###

Hentakan demi hentakan kaki terdengar di bawah atap berlapisan emas itu. Aura wajahnya terpancar segala kepanikan dan ketakutan akibat ancaman demi ancaman yang ia terima dari musuh-musuhnya, bahkan rakyatnya.

Laporan terakhir datang dari pengawal yang melaporkan tentang kebakaran di kebun anggur milik pihak kerajaan. Tentu saja hal itu adalah sebuah kesengajaan akibat bentuk protes masyarakat. Ekonomi kerajaan pun mengalami kemunduran cukup tajam, memaksa sang pemimpin untuk berpikir keras.

"Demian, berikan aku saran untuk ini!" ujar sang raja dengan nada tinggi.

Pemuda yang merupakan penasihat raja tersebut tersenyum dan tetap tenang. Wajahnya sangat tampan bak seorang pangeran. Dirinya yang selalu mendampingi raja pun tak heran jika masyarakat mengira bahwa dia lah sang pangeran mahkota. Demian Ehrlich.

"Kau tau yang mulia, seorang raja tak pantas disebut raja jika ia tak memiliki sesuatu untuk membuat rakyat menunduk kepadanya," ujarnya halus.

"Apa maksud perkataan lancangmu pemuda Ehrlich?"

Demian tertawa kecil, membuat sang raja mengernyitkan dahi karena kesal.

"Cristhalla, katakan padaku apa yang membuat ras tersebut sangat dihormati di Negeri ini?" tanya Demian.

"Darah pengendali ...," gumam sang raja.

"Ya, kau harus bisa mengendalikan seluruh rakyat negeri ini. Karena darah mereka berada pada kendalimu, Ras Cristhalla." Mendengar perkataan itu sang raja tersenyum singkat. Ia memanggil satu-satunya harapan terakhir bagi kerajaan ini.

The Lysander [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang