Chapter 05: The Nightmare

47 6 39
                                    

Satu bulan pun telah berlalu, keenam sekawan ini pun sudah saling mengenal satu sama lain dan mereka tidak bisa terpisahkan walaupun terkadang sering terjadi pertengkaran.

Malam itu, Kazuo dan yang lainnya memutuskan untuk pergi ke sekolah untuk pergi ke ruangan kepala sekolah lama yang pernah mereka datangi tadi.

Di rumah, ketika itu Kazuo memakai pakaian yang biasa dan memakai jaket karena udaranya agak dingin.

"Kazuo, kau mau pergi kemana malam-malam begini?" Tanya pamannya

"Aku mau ke sekolah bersama teman-temanku soalnya barang milik temanku ada yang tertinggal di kelas"

"Oh begitu, ya. Hati-hati jangan sampai kau kenapa-napa"

"Baiklah, paman aku berangkat dulu"

Lalu dia pun segera berangkat ke sekolah malam-malam, sesampainya disana dia melihat kelima temannya yang sudah berada di gerbang sekolah.

"Maaf teman-teman, aku agak sedikit terlambat"

"Tidak apa-apa"

"Takaharu-kun, apakah kau tahu jalan masuk ke sekolah ini?" Tanya Mei

"Tentu saja, aku tahu jalan rahasia agar kita bisa masuk ke lingkungan sekolah. Ayo, ikut aku"

Mereka pun segera pergi dan mengikuti Takaharu, akhirnya mereka sampai di sebuah gerbang yang letaknya di belakang sekolah.

"Ini dia jalan rahasianya, ketika aku telat biasanya aku selalu lewat sini?"

Semua teman-temannya hanya menatap Takaharu dengan tatapan yang datar, setelah itu mereka masuk ke sekolah melalui gerbang ini, di dalam aura di sekolah ini begitu mencekam mereka memutuskan untuk menelusuri setiap tempat yang ada di sekolah ini, entah kenapa malam ini begitu mencekam.

"Kita segera pergi ke ruangan kepala sekolah lama, namun kita harus berhati-hati"

"Baik"

Mereka akhirnya memutuskan untuk pergi ke ruangan kepala sekolah lama, tiba-tiba mereka mencium bau amis darah namun mereka tidak memperdulikannya sesampainya disana mereka masuk ke dalam.
Mereka pun merasakan hawa yang tidak mengenakan di ruangan ini berbeda sekali ketika terakhir kali mereka datang kesini.

"Kenapa tidak terdengar suara itu lagi?" ucap Oreki sambil menelusuri tempat ini

"Maksudmu Melodi Kematian, aku juga berpikiran sama denganmu"

Ketika itu, Kazuo memberanikan diri untuk membuka pintu lemari yang ada di dalam ruangan lalu dia melihat ada sebuah buku sepertinya buku ini terlihat tua sekali di buku itu bertuliskan "Sejarah Akashia Gakuen".

Ckitt....Brak!

Tiba-tiba mereka mendengar seperti ada suara jendela yang terbuka terus tertutup dengan sendirinya suasana di ruangan ini pun terasa begitu mencekam di tambah penerangan yang ada di ruangan ini yang begitu minim. Beberapa saat kemudian, terdengar suara tawa yang mereka dengar ketika terakhir kali mereka masuk ke ruangan ini dan suara itu semakin keras lalu di hadapan mereka ada sosok seperti seorang wanita yang memakai gaun putih sedang berdiri dia memiliki rambut yang panjang hingga menyentuh lantai yang menutupi wajahnya di sekitar dinding dan jendela mengeluarkan darah segar yang membuat suasananya begitu menyeramkan.

Akhirnya mereka memutuskan untuk keluar dari ruangan itu dalam keadaan ketakutan setengah mati.

"Meskipun aku sering melihat 'mereka' bukan berarti aku tidak takut, aura di ruangan ini begitu mencekam membuat energiku terkuras"

"Mei-san, sepertinya kau sudah tidak kuat?" Tanya Kazuo

"Kau juga sama, wajahmu saja sampai pucat seperti itu"

Ketika itu, Kazuo melihat seperti ada seseorang yang sedang lewat akhirnya mereka memutuskan untuk mengikutinya dan mereka sampai di sebuah koridor yang mengarah ke kelas 3 - 3 yaitu Koridor Berdarah sosok itu pun berhenti dia memakai pakaian berwarna merah memiliki rambut panjang serta wajahnya yang rusak selain itu di bagian lehernya terdapat sebuah goresan dan mengeluarkan darah segar yang menetes ke lantai tiba-tiba kepala sosok itu terlepas dari tubuhnya dan menggelinding ke arah mereka sambil memasang senyuman seramnya.

"Kya!!!! Kabur!!!!" teriak Yuna

Mereka berenam pun langsung lari namun anehnya kepala itu masih terus menggelinding mengikuti mereka tiba-tiba Mei teringat sesuatu lalu dia berhenti dan dia mengeluarkan sebuah belati di bilah belati itu terdapat sebuah aksara kanji lalu dia menusuk kepala itu dengan belatinya dan kepala dari sosok hantu berpakaian merah itu pun berubah menjadi abu begitu pun dengan tubuh hantu itu.

"Akhirnya dia musnah juga"

"Mei-chan, kau tidak apa-apa" Tanya Takaharu

"Aku tidak apa-apa, Takaharu-kun"

"Belati apa itu?" Tanya Kazuo

"Oh ini, benda peninggalan keluargaku"

"Oh begitu"

"Tadi itu, menakutkan sekali aku saja sampai ketakutan setengah mati"

"Selain itu, Aku tidak sengaja membawa buku ini" ucap Kazuo sambil menunjukkan sebuah buku kepada kelima temannya

"Eh?! Kazuo, bukankah itu buku yang ada di ruang kepala sekolah lama?!"

"Iya, ketika kita sedang berada disana aku tidak sengaja mengambil buku ini mungkin isi buku ini bisa menjadi sebuah petunjuk alasan mengapa para siswa dan siswi terutama dari kelas 3 - 3 di bunuh"

"Menurutmu itu ide yang bagus juga"

"Besok di sekolah kita berkumpul di tempat biasa, ya"

"Ok"

Ketika mereka berenam hendak pulang tiba-tiba Kazuo seperti melihat ada seseorang yang sedang menyusuri koridor sekolah setelah itu dia tidak melihat siapa-siapa.

"Kazuo, kau kenapa?" Tanya Oreki

"Aku tidak apa-apa, kok"
Setelah itu, mereka segera pulang karena jam sudah menunjukkan pukul 09.30 PM.

❖❖❖❖

Di rumah, tepatnya di kamar. Kazuo sedang mengerjakan tugas sekolahnya yang tertinggal entah mengapa pandangannya tertuju pada buku yang dia temukan di sekolah tadi karena mulai mengantuk dia pun merapikan bukunya dan segera pergi tidur.
Ketika itu, Kazuo terbangun dan dia berada di sebuah ruangan sepertinya ruangan ini terlihat familiar dan seperti biasa dia dalam keadaan terikat.

"Kenapa aku harus mengalami hal ini, siapa saja tolong aku?!!!!!" teriak Kazuo namun tidak ada yang menjawab teriakannya dia pun berusaha untuk melepaskan ikatan tali yang mengikat tangannya.

Dia pun mendengar suara langkah kaki di hadapannya ada sosok berpakaian serba hitam itu lagi hanya saja postur tubuhnya sedikit berbeda dia terlihat tinggi dan agak ramping.

Seperti biasa, orang itu menyiksa dirinya hingga dia terluka cukup parah setelah itu dia membersihkan luka yang ada di tubuhnya Kazuo hanya bisa menatap tatapan orang itu dengan tatapan yang kosong.

Setelah itu dia menggantung dirinya di sebuah tali dia membuatnya seakan-akan dia seperti sedang bunuh diri seperti biasa dia memasang senyuman yang menyeramkan itu.

Deg~

Seketika Kazuo terbangun dari tidurnya, meskipun yang di alaminya adalah mimpi tapi dia merasa kalau sesuatu yang buruk pasti akan terjadi entah kenapa perasaannya kali ini tidak merasa tenang.

"Kenapa aku bermimpi menjadi orang yang di bunuh oleh sosok itu, berarti besok atau beberapa hari kemudian pasti akan ada korban lagi?" gumam Kazuo

Akhirnya dia memutuskan untuk tidur meskipun ada rasa takut jika mimpi itu kembali terulang lagi.

❈❈❈❈❈❈

Hai semuanya, bagaimana seru tidak?

Jangan lupa untuk vote dan commentnya, ya

Shiver: The Bloody SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang