26

177 5 1
                                    

Shone mematikan alarmnya yang sedari tadi berbunyi memekakkan telingannya. Setelah itu dia bangkit dari tempat tidurnya dan merapikan tempat tidur itu, Shone memang sudah biasa merapikan tidurnya sendiri, dia memang bukan seperti laki-laki pada umumnya yang tidak peduli dengan kebersihan dan kerapian.

Dia membuka tirai dan menyipitkan mata saat silau cahaya matahari masuk menyinari kamar itu. Dia mengangkat tangannya sedahi dan menghalangi cahaya itu menyilaukan matanya.

Setelah Shone bisa menyesuaikan matanya dengan cahaya yg masuk dia menurunkan tangannya kembali dan menatap kosong dia mengingat pembicaraannya semalam dengan Solene "mengapa kamu tidak masuk?" Shone ingat saat itu dia tidak menjawab Solene dan memilih berbalik menuju kamarnya.

"Apa yang harus aku katakan, Solone malam itu kamu terihat sangat bahagia, aku merasa ada atau tidaknya aku di sana tidak ada pengaruhnya buatmu."

Dering ponsel Shone membuat tersentak dari lamunnya.

"Hallo" sapa Shone pada nomor baru itu

"Shone"

Mendengar suara wanita di di ujung sana membuatnya bisa menebak itu suara Kelly

"Kenapa kamu menelpon lagi?"

"Oh kamu langusung mengenaliku" tawa Kelly di ujung sana "nada suaramu terdengar tidak senang" lanjutnya

"Katakan kamu mau apa."

"Aku ingin kita bertemu"

"Tidak."

"Kenapa?"

"Aku sibuk hari ini."

"Besok?" Suara kelly terdengar lembut namun ada desakkan dalam maksud pertanyaannya.

"Tidak Kelly, tidak kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi jadi tolong jangan menggangguku"

"Mengganggu? Apa semua mantanmu menjadi pengganggu bagimu, apa yg salah jika kita bertemu di suatu tempat, apa salahnya? setidaknya kita bertemu sebagai teman" Kelly terdengar menarik nafas "dengar apa aku musuhmu? Tentu saja bukan. kita pernah saling mencintai aku mengenalmu dan kamu pun begitu jadi kenapa setelah kita berpisah kenapa kamu menjadi sangat dingin padaku?"

"Kelly aku tidak mau mengulang lagi untuk memberi tahumu, aku sudah menikah aku sudah punya hidup sendiri, kamu masa laluku jadi aku mohon lupakan apa pun itu yang membuatmu masih terikat denganku. Aku tidak mau merusak rumah tanggaku"

"Banyak orang yang bertemu dengan mantan kekasihnya setelah mereka sudah menikah dengan orang lain dan itu tidak terjadi apa-apa bukan hal yang salah."

"Apa kamu yakin?" Tekan Shone dan Kelly pun terdiam " aku tidak mau bermain api."

Shone memutuskan komunikasi mereka dan langsung memblok nomor itu.

Shone keluar dari kamar menuju dapur sebelum membuka kulkas dia melihat piring yang di tutup dia pun membuka piring itu dan melihat ada roti panggang dan telur mata sapi yang kuningnya sangat berantakan. Shone juga melihat ada note di sana

"Aku hanya bisa menyajikan ini semoga kamu bisa memakannya, jika rasanya sangat buruk jangan paksakan untuk memakannya kamu bisa buang aja" -Solene

Shone tersenyum membaca note itu dan matanya beralih melihat makanan yang di buat oleh Solene.

"Dia sudah berusaha" bisik Shone

Shone mecicipi makanan itu dan langsung menyipitkan mata setelah merasakan makanan itu.

"Dia sudah berusahan aku akan menghabiskannya."

Shone menggigit roti itu dengan satu gigitan besar terlihat dia memaksakan diri untuk memakan roti itu walau rasanya lebih buruk dari yang dia duga.

Satu AtapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang