tiga belas

354 12 0
                                    

Halo-hay

Apa kabar, semoga part ini reader dapat suka, kalau misalnya ada kekurangan dan typo silahkan komen😊

happy reading

enjoy😍😍😍


"Apa ?! kita menikah?!" Solene membelalakan matanya selebar mungkin Shone berhasil membuatnya kaget.

"Tenang suara mu jangan langsung meninggi, dengar dulu biar aku jelaskan." Shone menatap mata Solene.

"Menikah adalah kata terburuk dalam hidup ku, aku tidak suka jika seseorang masuk kedalam hidup ku dan mengatur segala segi hidup ku, aku lebih suka hidup sendiri tapi apa boleh buat perjodohan ini tidak bisa di hindari, buktinya apa? bertahun-tahun kamu melarikan diri keluar negri, endingnya kamu di paksa lagi kembali di sini. Jadi dari pada kita capek-cepek melarikan diri dari kenyataan lebih baik kita menikah dengan satu syarat kita hanya hidup seatap bukan hidup sebagai suami-istri."

"Tunggu ... aku belum mengerti maksud mu." Solene mengerutkan keningnya.

"Maksud ku kita menikah setelah itu kita urus hidup masing- masing, aku gak akan ganggu hidup mu dan kamu pun begitu. Kita tidak akan melakukan hubungan suami-istri, Setelah kita menikah otomatis orang tua kita tidak akan menuntut apa-apa lagi, setelah pernikahan kita berjalan selama tiga tahun kita boleh bercerai dengan alasan kita tidak sejalan. Dan kamu bisa kembali ke kehidupan mu dan begitu pula dengan ku. Bagaimana, usul ku baik bukan?"

Solene menatap Shone dengan tajam "ku rasa, kalau saja kakek ku tau sebenarnya kamu tidak waras, mungkin dia akan berpikir dua kali untuk menjodohkan aku pada mu." Ujar Solene dengan geram. Dia berdiri dari kursinya hendak pergi tapi Shone menarik tangannya hingga dia jatuh terduduk lagi.
"Hei ... kamu mau kemana? jangan buru-buru dulu kita belum selesai bicara, makanan pun belum kita sentuh. Ayolah ... kamu jangan terlalu baperan kita hanya sedang bernegosiasi. Aku menawarkan satu usul pada mu, terserah kamu mau apa gak." Ujar Shone.

Solene menghela nafas berat "jadi maksud mu, setelah tiga tahun menikah dengan mu aku akan berakhir jadi janda, kamu gila atau apa sih ... perempuan mana yang mau menikah untuk berencana jadi janda?!"

"Jadi kamu mau begini terus? Masalah tidak akan selesai kalau kamu bersikeras untuk menolak perjodohan ini."

"Kamu pikir hidup ini ku drama yang bisa kamu atur skenarionya?!" sergah solene

"Terserah kamu, ini hanya usul ku, aku juga ingin hidup tenang, jujur selama masa perjodohan ini aku tidak fokus dengan bisnis ku. aku yakin kamu pun begitu, coba saja kalau kamu mau menyetujui rencana ku, pasti kamu bisa memulai bisnis baru disini tanpa harus merasa di kejar-kejar. Kita tinggal menunggu tanggal main kapan kita mau mengakhiri pernikahan kita sesimpel itu Solene." Ujar Shone bersungguh-sungguh.

Solene berpikir sejenak entah kenapa renacana konyol Shone perlahan-lahan masuk kedalam otaknya "kamu yakin dengan apa yang kamu katakan?" tanya Solene ragu.

"Aku yakin, dari pada kita main kabur-kaburan seperti ini."

Solene terdiam berusahan menyerap semua maksud Shone.

Sadar Solene mulai tertarik dengan rencananya, Shone menambahi, "aku gak maksa kamu, kalau kamu mau menyetujui ini semua, itu benar-benar karena kemauan mu jangan nanti setelah kita satengah jalan kamu menyalahkan aku kalau keputusan mu berubah"

Solene masih diam dan terus mendengarkan Shone "aku akan beri kamu waktu untuk berpikir setelah itu beri tahu aku kalau kamu sudah membuat keputusan dan ingat kalau kamu sudah menyetujui pernikahan ini, ada perjanjian yang harus kita sepakati bersama bersama"

Satu AtapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang