Hallo-hai..... Makasih dah singgah dan baca sampai habis ya..... Jangan lupa simpan di reading list kalian dan pantangin terus kelanjutan ceritanya ok ok ok
Heppy reading
Enjoy
Ting ...
Pintu lift itu terbuka lebar, Solene keluar dari lift dengan langkah gontai sambil menenteng barang belanjaannya. isi kantong plastik kresek itu bukanlah barang penting melainkan itu stok jajanan yang akan dia simpan di kulkas kamar hotelnya. Biar pun Solene tidak makan apa-apa yang penting ada yang bisa dia cemili selama dia bersembunyi di hotel itu.
Ada beberapa orang laki-laki berjas hitam lewat di lorong itu, dengan sigap Solene memperbaiki posisi topi yang dia kenakan untuk menutupi wajahnya.
Drat ...dart ...drat
"OMG!" desis Solene terkejut
Solene terkejut dengan suara getar poselnya, dengan cepat dia merogoh tas kecil sedang dia sandang dan mencari benda laknat itu, yang telah berhasil membuat jantungnya copot. Dia bersumpah akan meremuk benda itu setelah dia menemukanya.
Tapi setelah dia menemukan ponselnya, dia tidak jadi mengabulkan niatnya untuk meremuk poselnya, lantaran nama yang muncul di layar ponselnya membuatnya semakin kesal.
"Mama!?" desis Solene. Dia membuka mesker hitam penutup mulutnya dan mengangkat ponsel itu.
"Hallo Ma." sapa Solene datar.
Dia tetap berjalan menyusuri lorong untuk menuju kamarnya sesekali dia menyembunyikan wajahnya yang cantik dan mulus pada beberapa orang yang berpapasan padanya di lorong itu.
"Kamu mau bersembunyi di Negara mana lagi Nak?" tanya Lena pada anak ke duanya setelah mendengar sapaan Solene.
Solene memutar bola matanya kesal entah sampai kapan dia akan menjadi boronan keluarganya.
"Solene capek Ma, berhentilah Solene mohon."
"Mama sudah bilang, Mama akan terus mengejar mu. Dalam waktu seminggu, kamu melewati 5 benua dan puluhan kota hanya untuk bersembunyi, jelas saja kamu capek," Lena menarik nafasnya dan menghembuskan nafasnya perlahan sampai Solene mendengar desah nafas ibunya yang begitu lembut di telinganya dan dia harus mengakui kalau dia merindukan ibunya tapi tidak untuk sekarang.
Dia harus menolak kenyataan bahwa dia juga merindukan keluarganya.
"Kalau kamu capek, pulanglah dengan suka rela." ujar ibunya dengan suara perlahan
"Tidak. sampai kapan pun, jawaban ku tetap tidak!"
"Tujuh tahun, kamu tidak pernah pulang ke tanah kelahiran mu hanya untuk menghidari perjodohan ini, akal sehat mu dimana Solene?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Atap
Romancecinta tidak datang terlalu cepat dan tidak datang terlambat. cinta datang tepat pada waktunya dan untuk jatuh cinta pada mu tidak perlu terburu-buru shone dan solene tidak dapat menghindar dari perjodohan itu, tapi ada satu hal yang di tawarkan shon...