"Om, Papa marahi Satria lagi. Padahal Satria cuma mau mainan abang tapi Gilang sama Gina ngerengek minta mainan milik abang. Abang cuma mau yang itu tapi diambil mereka berdua. Abang gak terima, jadi abang rebut. Dan mereka nangis dan Papa marah ke abang" adu Satria begitu Deva datang bersama Ima.
"Lagi ngadu tuh sama kamu" sindir Dirga pada Deva. Di pikirnya masalah kemaren sore akan terlupakan tapi kini kembali diungkit oleh si sulung.
Setelah penat bekerja hal terakhir yang paling Dirga hindari adalah melihat anak-anaknya bertengkar.
Memang salahnya kecolongan disaat memberi pengertian pada si sulung yang berujung Satria selaku abang kini menjadi agak renggang dengannya dan selalu mengadu pada Deva yang merupakan paman usilnya kini tampak lebih akrab dibanding dengan dirinya.
"Serasa jadi bapak kalau Satria lagi kayak gini. Si kembar lagi aktif kan? Yampun jarak mereka dekat banget sih gak salah rumah rasa kapal perang" balas Deva seadanya ditambah gemas melihat si kembar belajar merangkak dan dua gigi atas mereka mulai tumbuh. Namun disalah artikan oleh sang istri, Ima.
Setelah satu tahun lebih berumah tangga dirinya belum juga dikaruniai seorang anak. Segala usaha ia upayakan mulai dari saran dokter dan mulai memperbaiki pola hidup.
Ima sempat iri saat melihat anak Deka dan Intan yang baru lahir, kini bayi perempuan gembul berusia 1 bulan yang sangat cantik dengan mata besar yang indah mirip ibunya. Bahkan, Ima mengharapkan anaknya seperti itu juga apabila diberi kesempatan.
Merasa istrinya lebih banyak terdiam hari ini, Deva mencoba mengingat-ingat apakah dirinya ada salah?
Namun nihil, rasanya dirinya hanya berceloteh pasal Satria tadi. Tapi tunggu. Sial, Deva melupakan itu.
Istrinya agak sensitif pasal anak, Deva sangat tahu bagaimana besarnya keinginan Ima soal itu. Dirinya pun sama, mungkin hanya belum waktunya saja belum tepat Deva masih bisa menunggu.
Bahkan hidup bersama Ima, sudah lebih dari cukup ditambah keluarganya yang tetap mempertahankan rasa kekeluargaan saja dirinya sudah sangat bersyukur.
Deva masih berusaha untuk dirinya, istrinya dan kehidupan masa depan keluarga kecilnya.
__________________________________
"Yah, mungkin ini yang tepat. Toh, Deva sama Ima masih adik aku. Sangat tepat. Aku tahu banget Deva gimana ke Satria. Kita juga salah karena kecolongan sampai Satria jadi bar-bar disekolah TK. Perhatian kita terlalu tersita ke si kembar.
Anggap aja kita nitip Satria, siapa tahu dengan itu Ima gak ngerasa sepi dirumah. Bahkan aku sering banget lihat Ima bolak-balik ke rumah Deka-Intan buat ngelihat Luna. Aku denger juga program mereka makin ketat buat usaha, ditambah kalau kita bawa Satria disana. Bisa jadikan mancingin mereka cepat punya anak." Bahas Sagita saat sedang menyusui Gina. Sementara Gilang masih ada digendongan Dirga.
Memang benar, mereka agak lalai karena mengurus si kembar. Sagita sampai lupa kalau putra sulungnya juga sedang dalam masa tidak suka dibagi kasih sayangnya. Watak anaknya yang satu itu lebih nakal ketimbang saat Sagita mengurus Deva dan Deka dulu. Belum lagi rengek di malam hari saat Gina dan Gilang terbangun. Nangis satu disusul tangis yang lain.
"Kamu yakin?"
"Makin yakin kalau kamu coba keluar ke dapur dan lihat mereka sedang apa sekarang" jawab Sagita
Melihat kearah Dapur, Dirga melihat Satria yang sedang mengadu pada Deva dengan air mata buayanya. Anak satu itu, memang benar-benar lihat sekarang Dirga merasa kesal kenapa anaknya lebih terbuka ke Deva ketimbang dirinya selaku Ayah kandungnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Deva & Deka [COMPLETED]✓
Casuale[Squel dari Annoying] Note: Family story about twin. Dari segi cover sudah miring jelas mereka susah untuk diluruskan. Rupa mereka memang tampan dan mulus. Tapi sayang kisah cinta balada anak SMA ini gak pernah mulus. Deva yang ngebet banget sama ka...