"Sabar bukanlah bersikap pasif dan menunggu datangnya sebuah keajaiban, akan tetapi sabar adalah melakukan segala kemungkinan untuk mengubah situasi yang sedang menimpamu, kemudian serahkan sisanya kepada Allah."
.
.
.
.
.
-♡♡♡-
"Eh Sas! Ngapa liatin aku terus daritadi?!" ucap Naruto risih. Bagaimana tidak, semenjak mereka keluar dari kamar tadi bersama Sai dan Shikamaru, Sasuke tak henti-hentinya menatap dirinya dengan tatapan dingin juga datar.
Sasuke tak menjawab, ia malah berjalan lebih dulu dan meninggalkan Naruto,Shikamaru, dan Sai yang menatapnya bingung.
"Apa mungkin..."
Naruto menoleh kepada Sai, pemuda itu mengatakan sesuatu bukan?
"Apa?" tanyanya bingung.
Sai menoleh menatap Naruto sembari bergidik ngeri. "Jangan-jangan DIA SUKA AMA KAMU!"
"PEMIKIRAN MACAM APA ITU?!"
"Benar! Kulihat kalian selalu bersama setiap harinya!"
"LALU KAMU LANSUNG MENYIMPULKAN KALAU SASUKE MENYUKAI DIRIKU BEGITU?!"
"Heem!"
"Obrolan yang sangat tak bermutu." Gumam Shikamaru pelan dan berjalan mendahului Sai dan Naruto yang masih berceloteh melibatkan Sasuke didalam sana.
...
Pagi ini, mereka sedang menggunakan jam istirahat sebaik mungkin. Ada yang sedang bermain kejar-kejaran, ada yang fokus dengan pelajarannya, ada yang sedang menikmati waktu istirahat dengan makan seperti yang kita lihat Sasuke berserta Shikamaru,Sai, dan Naruto sedang berada di kantin saat ini. Dalangnya? siapa lagi kalau bukan, Naruto.
"Tak bosan apa makan Mie terus?" ucap Sai memandang bosan Naruto yang sudah melahap tiga porsi Mie instan sedari tadi, dan dijawab gelengan oleh Naruto.
"Ah, sudah lupakan. Ngomong-ngomong kalian sudah mendengar beritanya bukan?" Shikamaru memandang kedua rekan kamarnya yang duduk dihadapannya saat ini dengan menompangkan dagunya.
"Apa?" tanya Sasuke. Memang ia tak mengetahui berita terbaru, selama ini ia tak pernah peduli terhadap apapun yang ada disini. Pastikan jika bukan karna ayahnya, Fugaku Uchiha yang selalu menelpon Mbah Madara untuk menanyakan keadaanya ia takkan mau mendengar peraturan yang ada disini.
Shikamaru menghela nafas pelan.
"Besok tanggal merah. Jadi kita diperbolehkan untuk--
"LIBUR!"
"Ck. Aku tau! Bisa diam tidak!?"
Sasuke menggerutkan keningnya. "Berapa hari?"
Naruto mendelik menghadap sahabat barunya tersebut, lalu tertawa keras. "Tentu saja, hanya tiga hari." Ujar Naruto tertawa sembari menikmati ramennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mondok [COMPLETE]✔
Short Story#Sasusaku fanfic! (Belum aku revisi) Fugaku dan Mikoto sudah lelah untuk mengajari Sasuke supaya tak menjadi lelaki yang nakal. Mereka ingin Sasuke menjadi pribadi yang lebih baik dengan cara menyekolahkan Sasuke di pondok Pesantren! Selain mempelaj...