Stalker Sakura?

617 69 4
                                    

"Seberat apa pun masalah yang kau hadapi, yakinlah bahwa itu masih bisa kau hadapi"

.

.

.

.

-♡♡♡-

Tibalah hari yang sangat di nanti-nanti oleh para semua siswa. Baik yang bersekolah di sekolah negri ataupun swasta, maupun pondok pesantren. Contohnya saja, Naruto yang sudah berteriak girang dan berjingrak-jingkrak dengan menggunakan kedua bahu Sai sebagai tumpuannya, Shikamaru yang menguap malas menunggu jemputan sang ibu yang pastinya ia tahu ibunya itu sedang arisan bersama ibu-ibu lainnya, Sai yang memasang raut seperti biasa, dan terakhir Sasuke memasang raut datar nan dingin. Apalagi, raut dingin itu kembali menjadi-jadi saat ia melihat Neji yang sengaja menjatuhkan tas kecil Sakura di depan hadapannya.

Mata elang yang tajam itu terus melihat apa yang akan dilakukan Neji seterusnya. Matanya membukat, kala Neji memegang lengan Sakura yang tentu saja sedikit di tepis oleh Sakura. Menyeringai tipis, saat Neji menolehkan arah pandangannya kepada Sasuke. Dengan raut wajah sinis, Sasuke seakan menantang Neji untuk bersaing saat ini juga. Tatapan tajam itu selalu beradu satu-sama lain, yang tak kan berhenti jika saja Naruto tidak merasakan hawa mencengkam di lehernya.

"Ada apa, ini? Astagfirullah! Masih ada hantu juga di pagi hari ini?!" Ucap Naruto memengang lehernya yang merinding.

Sai menghela nafas lega. Pemuda rubah itu, sudah melepaskan cengkramannya dari kedua bahu miliknya yang tadinya ia merasa sedang menahan berat badan seekor jelmaan Titan.

"Nar, Nar... itu bukan hantu namanya." Ujar Shikamaru menatap malas Naruto.

"Biasa Naruto, kamu tahu saja jika Naruto tak kan percaya dengan apa yang kamu ucapkan." Tiba-tiba saja, Kiba datang dengan rentengan kedua tas di dekatnya,

"Ya, kamu benar."

"Naruto. Mana ada hantu hari ini. Apalagi, ini masih pagi." Ujar Sai.

"Sudah jelas, bukan? Dia itu penakut." Sinis Kiba.

"Eh! Kalau mau gelud, jangan disini! Nanti aja di luar pondok! Aku berani kok!" Tantang Naruto tak kalah sinis.

"Ayo! Siapa takut?"

Shikamaru menghembuskan nafas pelan. "Paling meminta bantuan lagi, sama Neji. Bukan begitu, Kiba?"

Kiba menoleh kaku. "M-mana ada!"

"Terima saja, Kiba."

Kiba menghela nafas pelan, ia tak mau banyak menjawab omongan dari Shikamaru dan Sai. Karna, pada akhirnya ia akan kalah berdebat.

Sementara itu, Naruto sedari tadi tak henti-hentinya melihat sekelilingnya mencari siapa yang menganggu ketentramannya saat ini. Hawa yang dingin semakin menjadi, kala mata Saphire-nya itu tak sengaja melihat Neji mendekat ke-arah Sakura. Hei! Kenapa, ini? Apa hantu itu kurang kerjaan dengan menganggu dirinya saja?! Batin Naruto, kesal.

"Merinding lagi, eh?" Ucap Sai menatap Naruto.

"Ga ada, hantu naruto..."

Naruto menggeleng. "Tidak mungkin! Lihat bulu kudukku terangkat semua! Astagfirullah! AYO BACAKAN SURAH YASIN!"

"ALLAHUAKBAR!"

"SEMBELIH DIA SEKARANG JUGA!" tunjuk Kiba heboh.

Sai menyenggol Kiba dan berbisik. "Apanya yang akan kita sembelih? Dagingnya aja... ga ba-"

Mondok [COMPLETE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang