.
.
.
.
"Beberapa tahun kedepan, percayalah aku akan memasangkan benda berharga di jari manismu." - Sasuke
"A-apa maksud kamu?" -Sakura
"Hanya menjadikanmu sebagai milikku." -Sasuke
.
.
.
.
-♡♡♡-
"Assalamualaikum warahmatullah wabarakattu!" Terdengar salam dari sebuah speaker yang berada di setiap sudut ruangan yang ada di gedung tempat pelaksanaan ujian akhir tersebut. Semua santri dan santriwan hanya membalas salam tersebut di dalam hati, mereka menghargai semua peserta yang akan melaksanakan ujian.
"Ustad hanya ingin menyampaikan kepada kalian semua untuk tidak sama sekali melaksanakan kerja sama selama ujian berlansung. Jika, ketahuan akan dihukum dengan membuat nilai kalian kosong seperti telur bulat. Hanya itu saja informasi yang bisa ustad sampaikan hari ini, semoga kalian diberikan pertolongan oleh Allah selama melaksanakan ujian. Tidak dengan pertolongan dari teman! Yasudah ustad akhir dengan, Assalamualaikum." Para Santri mendengus kasar setelah mendengar informasi yang kurang menyenangkan untum didengar. Bagaimana tidak?! Bekerjasama dalam ujian dan ulangan adalah hal lumrah bagi setiap siswa. Baik di sekolah Negri, Swasta, maupun pondok pesantren.
Disebuah ruangan kelas, ya... ruangan yang sering kali kita sorot dalam cerita ini. Kalian pasti sudah mengetahuinya.
Jika kita intip kedalam kelas itu, kalian pasti bisa mendengar ocehan tak bermutu yang keluar dari mulut si kuning. Sasuke menjuluki Naruto si kuning kemarin. Kalian pasti mengetahuinya.
Mari kita dengar apa saja ocehan yang dikeluarkan oleh Naruto semenjak ia mendengar informasi yang tidak bermanfaat barusan.
"Seharusnya ustad itu tahu kalau hal tersebut bisa mendapatkan pahala!" Gerutu Naruto sembari menghentak-hentakan penanya di atas meja. Untung saja pengawas belum masuk, jika sudah ia pasti sudah ditendang maksudnya di usir dari kelas karna berbuat ribut.
"Gundulmu mendapat pahala." Nada sinis yang keluar dari mulut seseorang. Hey! Kalian pasti tahu bukan siapa? Pria yang berubah derajat karna seorang gadis. Kalian pasti tahu.
"Heh! Beneran aku ga salah wleee." Mencibir. Iya, Naruto mencibir menatap Sasuke yang memandangnya datar. Tapi, tangannya sudah mengepal ingin memukul wajah kuning itu.
Shikamaru menghela nafas. Hah... sebuah keuntungan sepertinya akan datang.
"Apa yang membuatmu berfikir kalau mencontek itu mendapat pahala?" Tanyanya heran, disaat semua santri dan santriwan membaca buku untuk persiapan nanti, Shikamaru malah memandang langit dan awan yang putih tanpa adanya warna-warna jahat. Eh, kenapa dengan dirimu? Ketularan baka Naruto ya?
Mendengar pertanyaan dari Shikamaru, Naruto pun segera menoleh menatapnya. "Berbagi itu indah." Ucapnya bangga.
Krik
KAMU SEDANG MEMBACA
Mondok [COMPLETE]✔
Short Story#Sasusaku fanfic! (Belum aku revisi) Fugaku dan Mikoto sudah lelah untuk mengajari Sasuke supaya tak menjadi lelaki yang nakal. Mereka ingin Sasuke menjadi pribadi yang lebih baik dengan cara menyekolahkan Sasuke di pondok Pesantren! Selain mempelaj...